Dukungan KaIND untuk Petani Ulat Sutra
Kamis, 19 Agustus 2021 -
PANDEMI menimbulkan berbagai kerugian baik secara sosial hingga ekonomi. Tidak terhitung lagi berapa banyak pekerja dan pengusaha yang perekonomiannya mandek karena terdampak COVID-19.
Salah satunya petani ulat sutra di Pasuruan. Para petani yang membudidayakan Samia cynthia ricini (Lepidoptera: Saturniidae) atau yang juga dikenal dengan ulat sutra eri harus putar otak agar tetap menghasilkan hasil terbaik di tengah krisis.
Baca Juga:

Bagi petani, untuk menghasilkan serat sutra yang sesuai dengan standar mesin pintal fabrikasi maka diperlukan serat yang bersih, putih dan hal ini hanya bisa dicapai dengan proses budi daya yang baik, sehingga menghasilkan kepompong sutra yang sehat, putih, bersih, dan besar.
Sayangnya, sejak pandemi, jumlah petani ulat sutra semakin berkurang. Kini hanya tinggal 20 orang saja yang aktif. Berangkat dari keprihatinan ini, KaIND, Tencel, dan BenihBaik.com berkolaborasi untuk membantu pemberdayaan petani ulat sutra dan membantu produksi benang kombinasi serat tencel dengan merek dagang dan sutra eri.
"Tahun 2019, kami telah bekerja sama dengan sekitar 250 petani sutra eri di wilayah Malang, Pasuruan, Mojokerto,Tumpang dan sekitarnya. Namun kondisi yang tidak memungkinkan dan adanya pandemi membuat penurunan jumlah petani ulat sutra sampai sekarang hanya tinggal 20 orang saja yang masih aktif," jelas Melie Indarto, pendiri KaIND sekaligus fesyen desainer.
Baca Juga:

Menurutnya dukungan terhadap pemberdayaan petani sutra eri ini ditunjukkan agar bisa memajukan ekonomi lokal, menghidupkan kembali ekosistem sutra eri yang terdampak pandemi COVID-19, dan menginspirasi pelaku bisnis serta komunitas khususnya di industri fesyen untuk turut berkontribusi dalam menciptakan ekosistem fesyen berkelanjutan.
Saat ini, KaIND tengah berkolaborasi dengan BenihBaik.com, menggalang dana untuk upaya pelestarian ulat sutra dengan kampanye berjudul Berdayakan Petani Ulat Sutra Kita Bersama KaIND dan TENCEL.
Kita semua tentu ingin bisa menghidupkan kembali pendampingan dan pemberdayaan terhadap petani ulat sutra eri sehingga kebutuhan serat sutra bisa terpenuhi dan produksi benang sutra pun bisa terus dilakukan.
Baca Juga:

Aktivis brand lokal, Arto Biantoro mengapresiasi KaIND. Menurutnya, KaIND adalah pembangun brand lokal dari Purwosari, Pasuruan, Jawa Timur yang sangat orisinal.
"Mereka membangun dengan pendekatan brand yang kekinian. Mereka bisa melakukannya dengan pendekatan sociopreneurship. Dengan kepedulian tetapi bisa menyambungkan ekosistem yang terputus. Ini juga menjadi jawaban atas bisnis yang regional atau industri nasional, dan tentu saja kita harus mendukung KaIND untuk menyelamatkan eskosistem," urainya.
Dia menambahkan sangat penting mendukung brand lokal yang bagus dalam konteks diferensiasi. "Ketika kita membicarakan brand, maka kita bicara tentang diferensiasi. KaIND ini salah satunya yang dibangun dari lokalitas yang ada di sekitarnya. Lokalitas ini yang menjadi pembeda dari produk yang dihasilkan lainnya. Lokalitas dan diferensiasi ini menjadi sumber daya di sekitar kita dan tidak dimiliki orang lain." (avia)
Baca Juga: