DPR Desak Pemerintah Bereskan Tata Kelola Distribusi Beras

Jumat, 01 Maret 2024 - Angga Yudha Pratama

MerahPutih.com - Kenaikan harga beras yang terjadi dinilai memberatkan sebagian masyarakat. Apalagi terjadi mendekati bulan Ramadan. Parlemen pun sampai bersuara dengan adanya fenomena ini.

Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan menilai, pemerintah mesti memperbaiki tata kelola pasar beras di Indonesia.

“Sehingga harga dapat lebih stabil dan stok di pasaran tidak langka seperti sekarang,” kata Johan kepada wartawan di Jakarta, Jakarta, Jumat (1/3).

Baca Juga:

Pengamat Prediksi Ada Tiga Poros Koalisi Pilgub DKI Jakarta

Khususnya memperbaiki pola distribusi beras yang lebih efisien di seluruh wilayah Indonesia.

“Termasuk integrasi harga beras di pasaran mengingat harga beras domestik cenderung lebih tinggi dibandingkan harga beras internasional,” kata Johan.

Menurut Johan, kondisi harga beras yang semakin mahal dan langka adalah akibat dari kegagalan pemerintah dalam hal produksi beras dan buruknya tata kelola beras mulai dari hulu sampai ke hilir.

Politikus PKS ini menuturkan, pemerintah terkesan tak memberi solusi atas kenaikan harga beras.

“Bahkan hanya menyalahkan perubahan cuaca sehingga produksi berkurang dan harga beras menjadi naik,” sesal Johan.

Dia menduga, penyebab menurunnya produksi beras adalah terjadinya laju alih fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian yang terus meningkat setiap tahun

“Termasuk penurunan produktivitas padi dan beras akibat dari penggunaan pupuk dan pestisida berlebih,” imbuh Johan.

Bahkan, Johan menilai Impor beras selama ini yang selalu merugikan petani dan masyarakat luas menjadi pemicu rusaknya kemandirian pangan nasional.

Legislator Dapil NTB 1 ini berharap pemerintah segera mengambil langkah konkrit untuk mengatasi persoalan beras ini.

Baca Juga:

200 Juta Orang Akan Mudik, Kakorlantas Ungkap Kesiapan Tol Jakarta-Semarang

Harus ada terobosan baru dari pemerintah untuk meningkatkan produksi beras.

“Seperti optimalisasi seluruh daerah produksi beras dengan dukungan anggaran yang besar untuk kebutuhan benih, pupuk dan irigasi yang prima sebagai langkah intensifikasi produksi,” tutup Johan.

Sekedar informasi saja, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, kenaikan harga beras memang terus terjadi berbanding lurus dengan makin mahalnya komoditas pokok masyarakat Indonesia itu.

Baca Juga:

Pemerintah Harus Guyur Beras Premium dan Medium di Pasar untuk Tekan Harga

BPS mencatat, rata-rata harga beras mengalami kenaikan signifikan di seluruh rantai distribusi pada Februari 2024.

Bahkan, harga beras telah mencapai level tertinggi sepanjang sejarah hingga hari ini, dengan mencapai angka Rp 18 ribu per kilogram di akhir bulan Februari lalu.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan