Djarot Diusir, Sayap Partai PDIP Minta Anies-Sandi Kendalikan Pendukungnya

Sabtu, 15 April 2017 - Eddy Flo

Organisasi sayap partai PDI Perjuangan, Banteng Muda Indonesia (BMI) mengecam keras pengusiran paksa calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Djarot Syaiful Hidayat usai melaksanakan salat Jumat di Mesjid al-Atiq, Tebet, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Sekjen DPP BMI Antoni Wijaya menyatakan, pengusiran terhadap Djarot Syaiful Hidayat dari mesjid adalah perbuatan yang sudah tidak bisa ditolerir. Menurutnya, perbuatan itu adalah perbuatan yang sangat tidak mencerminkan nilai-nilai islami.

Ia menduga pengusiran paksa terhadap mantan walikota Blitar itu didalangi oleh aktor intelektual pendukung pasangan calon Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Pasalnya, pengusiran Djarot dilakukan bukan baru pertama kali ini saja. Djarot juga pernah diteriaki dan dicaci maki ketika menghadiri peringatan Supersemar dan Haul Soeharto di Mesjid At-Tin beberapa waktu lalu.

"Mengusir orang dari mesjid, meneriaki orang, mengintimidasi orang adalah perbuatan yang sangat biadab, sungguh itu perbuatan yang tidak mencerminkan prinsip Islam Rahmatan Lilalamin," kata Antoni Wijaya melalui keterangan persnya, Sabtu (15/4).

Ia menambahkan, kasus pengusiran paksa terhadap Djarot Syaiful Hidayat merupakan salah satu bentuk provokasi yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu untuk memperkeruh suasana damai dalam pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta, 19 April mendatang.

"Kami juga mengimbau seluruh warga Jakarta, khususnya pendukung Ahok-Djarot untuk menahan diri dari provokasi-provokasi jelang pemilihan ini," pungkasnya.

Selain itu, Ia pun mendesak kepada calon gubernur nomor urut 3, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno untuk memberitahukan atau mengajarkan kepada seluruh tim sukses serta simpatisannya tentang kompetisi yang sportif, adil dan jujur dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta ini. Sebab, lanjut Antoni, demokrasi yang sehat dalam pemilihan calon pemimpin yang sehat tidak pernah membenarkan intimidasi seperti pengusiran paksa yang dilakukan oleh pendukung Anies-Sandi itu.

"Kami minta Pak Anies dan Pak Sandiaga juga turun tangan dalam kasus ini. Kami minta mereka untuk menertibkan para pendukungnya di lapangan, ini penting untuk menghindari benturan di lapangan. Mereka harus ajarkan kepada pendukungnya tentang demokrasi, tentang kebhinekaan, tentang hak warga negara Indonesia untuk bebas menentukan pilihan politiknya," tegas Antoni.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan