Dituding Lakukan Sinkronisasi Data, Kepala BPS Cuek
Selasa, 01 September 2015 -
MerahPutih Bisnis - Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin terkesan cuek terkait tudingan yang dilakukan para peneliti bahwa BPS sengaja melakukan sinkronisasi alias pencampuradukan data terkait data-data yang dipublikasi BPS selama ini.
"Ya, biarin saja orang curiga, silakan saja kalau mau curiga," ujarnya dengan nada cuek hingga membuat semua orang tertawa, saat melakukan konferensi pers, di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Selasa, (1/9).
Menurut Suryamin dalam mendapatkan sebuah data, BPS melakukan metode-metode penelitian sesuai dengan kaidah-kaidah yang diacuhnya dan itu bukan hal yang bisa dimainkan.
"Tapi yang jelas kita punya metedologi kaidah-kaidah yang kita acuh bukan main-main," sambungnya.
Suryamin menjelaskan dalam setiap pengumpulan data seperti data kemiskinan, pengangguran, inflasi, deflasi, PDB, pertumbuhan indutri manufaktur dilakukan sepenuhnya oleh tim yang bekerja di lapangan.
Sementara itu terkait hasil produksi palawija, beras, padi, dan komoditas pertanian lainnya pihaknya bekerjasama dengan Kementerian Pertanian untuk mendapatkan data yamg valid.
Sedangkan untuk data ekspor - impor atau yang disebut dengan data administratif, pihaknya juga bekerjasama dengan Kementerian Keuangan, Bea Cukai, Bank Indonesia, dan Pabean.
Bahkan lanjut Suryamin tim lapangan dari BPS dapat menembus data dari pelabuhan-pelabuhan tikus yang tidak terjangkau oleh Bea Cukai dengan melakukan survei sangat khusus dengan tingkat kehati-hatian yang sangat tinggi.
"Kita juga mengupayakan untuk merecord dari pelabuhan. Dimana pelabuhan itukan ada pelabuhan besar, pelabuhan kecil, bahkan ada juga pelabuhan tikus. Nah penelitian dari kami kami kembangkan juga ke pelabuhan-pelabuhan tikus seperti yang di Kaltim, dengan survei-survei khusus, dan mungkin catatan di bea cukai tidak termasuk itu," ujarnya.
Oleh sebab itu pihaknya sangat optimis jika ada beberapa pihak yang ingin mengadu banding terkait ke akuratan data. Karena pihak BPS memiliki data series dari waktu ke waktu berneda dengan data yang dimiliki oleh para peneliti dimana mereka hanya menggunakan sampelnya di satu kota.
"Kalau saya punya data time series-nya dari sisi harga, data produksi, konsumsi, data time series ekspor impor sejak BPS ini dibangun. Nah kalau yang lain ada yang punya data tapi berbeda dengan yang dimiliki oleh BPS, mungkin data itu hanya satu dua periode ke belakangnya tidak ada," pungkasnya.(rfd)
Baca Juga:
Darmin Sebut Data BPS Tak Valid, Kepala BPS: Kami Siap Buktikan
BPS Ubah Sampel Kemiskinan Sampai ke Level Kabupaten
BPS Rilis Data Ekonomi Selama Mei 2015
Pemerintah AS Revisi Produksi, Harga Minyak Dunia Melambung Tinggi
Harga Emas Naik Rp1.000 Jadi Rp558.000 per Gram