Digempur Apartemen, Anak Muda Depok Kritis di Medsos
Sabtu, 03 Juni 2017 -
Remaja Kota Depok kembali menyuarakan aspirasi melalui berbagai media sosial seperti Line, Instagram, dan lainnya. Mereka mengomentari tindakan Pemkot Depok yang dianggap kurang mendukung kreativitas anak muda.
Hal itu bermula dari penggusuran lahan bermain skateboard Margocity pada 2012 lalu. Lahan yang menjadi sentral pengembangan kreativitas oleh berbagai komunitas itu, kini dijadikan apartemen. Sejak itu, Depok terus "digempur" pembangunan apartemen baru dan murah, khususnya di Jalan Margonda Raya. Remaja Depok pun berceloteh di media sosial sambil menyematkan tagar #prayfordepok.
Para pemuda Kota Depok menyadari bahwa maraknya pembangunan apartemen di sepanjang jalan Margonda membuat ketidakseimbangan di sisi lainnya. Banyak anak muda yang hancur di usia dini dikarenakan tiadanya lahan berkreativitas. Biaya hotel yang murah dan minim pengawasan pun menambah godaan moral anak muda Depok.
"Karena sewa apartemen murah siapa saja boleh, asal bayar 250rb," pampang Randy, pemuda Depok, dalam akun Line-nya.
Akun Instagram @kurangtapianu_ juga menjelaskan adanya tindak kriminal di kota Depok diakibatkan karena tidak ada wadah penyalur kreativitas untuk para pemuda.
Pada dasarnya, untuk mengurangi tindak kriminal akibat kenakalan remaja adalah mengalihkan mereka pada hal-hal yang mengandung unsur positif, misalnya melalui penyaluran minat dan bakat. Oleh karena itu #prayfordepok ini ditujukan agar Pemkot Depok memberikan wadah kreativitas, baik itu Gedung Olahraga (GOR), auditorium untuk pagelaran musik, skatepark skala nasional, bahkan sekolah gratis untuk anak jalanan.
Bagaimana pun, pembangunan komersial harus diimbangi dengan pembangunan masyarakat, terutama anak mudanya. (Bing)
Baca juga berita terkait: Lima Film Indonesia Diputar Di Bioskop Kroasia Hari Ini.