Dianggap Wacana Berani, Penyatuan Anies-Ahok Bisa Hapus Politisasi Agama

Sabtu, 11 Mei 2024 - Wisnu Cipto

MerahPutih.com - Gagasan politik menyatukan Anies Baswedan dan Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama pada Pilkada DKI Jakarta 2024 mendatang menuai beranggap respons dari publik.

Namun, Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J. Rachbini, M.Sc., Ph.D. menilainya sebagai wacana positif yang berani untuk membersihkan pencitraan politik menuju polarisasi radikal agama atau radikal sekuler.

Menurut dia, wacana politik dan demokrasi yang terbuka seperti itu adalah pertanda baik dalam menghapus praktik politisisasi agama di tanah air.

"Paling tidak dilihat dari sisi persepsi citra seperti (gagasan penyatuan Anies-Ahok) ini," kata Didik, ketika dikonfirmasi wartawan, Sabtu (11/5).

Baca juga:

Duet Anies-Ahok di Pilgub Jakarta Sulit Terlaksana

Menyinggung soal peluang Anies dan Ahok bersatu, Didik menyatakan sangat mungkin karena beberapa faktor. Pertama, lanjut dia, Anies sejatinya seorang yang religius, tetapi tidak radikal seperti yang dipersepsikan ketika Pilgub DKI Jakarta 2017.

Kedua, kata Didik, Ahok memang temperamental, yang kadang-kadang tabu di dalam politik, tetapi sesungguhnya adalah seorang yang nasionalis dilihat dari sejarah garis politiknya.

Ketiga, tidak ada lagi faktor pendorong keduanya ke arah radikal karena Anies sudah bisa tampil pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 dengan citra nasionalis religius biasa. Keempat, Ahok juga akan bisa diterima publik.

"Anies dan Ahok pasti berpikir positif jika paham gagasan seperti ini dari berbagai pihak yang hendak menjadikannya simbol kesatuan dari keduanya," tandas Rektor Paramadina itu, dilansir dari Antara. (*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan