Cuma 30% Beroperasi, Produksi Freeport Indonesia Anjlok Imbas Longsor Tambang Grasberg
Senin, 15 September 2025 -
MerahPutih.com - Produksi PT Freeport Indonesia (PTFI) anjlok karena insiden longsor di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC), Tembagapura, Mimika, Papua Tengah, yang terjadi pada Senin (8/9) malam sekitar pukul 23.21 WIT.
“Produksi berhenti di GBC. (Kapasitas produksi) turun, mungkin cuma (beroperasi) 30 persennya lah,” kata Direktur Jenderal Mineral dan Batu bara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno, ketika ditemui di Senayan, Jakarta, Senin (15/9).
Berdasarkan catatan PT Freeport Indonesia, produksi bijih rata-rata perusahaan tersebut pada 2024 mencapai 208.356 ton per hari, yang terdiri atas tembaga, emas, dan perak.
Baca juga:
Penggalian Lubang Suplai Makanan 7 Pekerja Tambang Freeport Terjebak Longsor Terhadang Lumpur
GBC merupakan salah satu situs tambang bawah tanah yang dikelola Freeport. Dilansir Antara, situs pertambangan lainnya yang dikelola Freeport, yakni Deep Mill Level Zone (DMLZ), dan Big Gossan.
Dikutip dari laporan resmi Freeport, produksi konsentrat GBC sekitar 133.800 ton per hari, DMLZ sekitar 64.900 ton per hari, dan Big Gossan sekitar 8.000 ton per hari. Dengan demikian produksi GBC sekitar 64 persen dari kapasitas keseluruhan Freeport Indonesia.
Untuk diketahui, PTFI menghentikan sementara aktivitas penambangan bawah tanah di area Grasberg Block Cave sejak Selasa pekan lalu.
Baca juga:
Freeport Tutup Operasional Tambang Bawah Tanah Grasberg Demi Evakuasi Korban Longsor
Operasional penambangan itu dihentikan untuk memprioritaskan pembersihan jalur akses dan evakuasi terhadap tujuh pekerja yang terjebak akibat longsor. (*)