Cuan Alat Peraga Kampanye yang Tak Seramai Musim Lalu

Rabu, 08 November 2023 - P Suryo R

MEMASUKI bulan-bulan pesta demokrasi di Indonesia, sudah terlihat sepanjang jalan, tembok-tembok besar atau sudut-sudut keramaian lainnya bendera-bendera partai berkibar berusaha memasuki benak setiap individu di masyarakat.

Jelang pemilu 2024 banyak partai politik sudah mempersiapkan segala kebutuhan untuk mempromosikan partainya. Sepeti kaus, kemeja, stiker, bendera dan lainnya yang sesuai aturan alat peraga kampanye (APK).

Baca Juga:

Caleg Artis Beri Keuntungan Partai Politik, Bukan untuk Kepentingan Rakyat

bendera
Pesta demokrasi tahun ini tak semeriah tahun-tahun sebelumnya. (MP/Aqil Baihaqi)

Sayangnya saat ini beberapa toko yang ada di pusat pembuatan APK di Pasar Senen itu terlihat tidak terlalu sibuk. Beberapa toko yang dikenal sering menjadi langganan partai seperti Toko Matahari, Toko Betiga dan Toko Andi, terlihat normal saja.

Toko Matahari yang dikelola bang Ujang menjual aribut partai seperti topi, kaus, bendera, kemeja dan lainnya. Ia mengaku sering di datangi oleh beberapa partai dan sempat menjadi langganan salah satu partai yang ikut pemilu.

“Jadi dulu mereka datang ke saya dan kita bahas mereka maunya apa. Setelah beberapa kali datang akhirnya mereka mulai percaya sama saya. Jadi kalau mereka pesan tinggal kirim saja habis itu transfer,” jelas Ujang.

Sementara pemilik Toko Betiga yaitu Boy mengatakan menjadi langganan partai PKB. Partai tersebut hingga sekarang selalu menjadi pelanggan setia tokonya selama beberapa tahun dan beberapa partai besar lainnya.

“Saya kenal sama orang partai PKB, pertama mereka datang kesini untuk minta didesain dan sampai sekarang alhamdulliah masih jadi pelanggan setia,” kata Boy.

Baca Juga:

Prabowo-Gibran Sering Diganggu, Golkar Buat Tim Siber Serangan Udara

bendera
Banyak caleg yang tak memiliki uang untuk membeli APK. (MP/Aqil Baihaqi)

Meskipun demikian dia memiliki pula masa-masa pahit. “Masa pahit saya waktu itu pilkada periode sebelumnya, pas lagi pandemi. Orang orang enggak boleh kampanye, enggak boleh bikin baju dan lain-lain. Saya paling cuma bikin masker sama handsanitizer doang,” ceritanya.

Toko langganan partai lainnya seperti Toko Andi yang dikelola oleh Ferry mengaku menjadi langganan partai PDIP sejak tahun 1990an. Selain itu dia juga mengerjakan orderan dari PPP dan Golkar. Ia mengaku dari semua partai yang memesan bendera, hanya PDIP yang paling banyak memesan hingga 10 ribu bendera. Ia juga mengatakan bahwa caleg-caleg sekarang tidak banyak yang punya uang untuk memesan bendera benderanya.

“Kalau sekarang kebanyakan yang pesan cuma 100-200 paling banyak seribu. Kalau dulu lebih enak karena yang pesan dari mana-mana bisa sampai seribu lebih pesanannya Sekarang kan sudah banyak partai dan banyak yang koalisi pula, jadinya kita agak sulit kalau mau stok barang,” ungkapnya.

“Kita dulu kalau ada pesenan dari partai, kita bisa lembur dari pagi sampai tengah malam. Saya saja sampai tiduran di lantai saking sibuknya. Kalau sekarang banyak yang nganggur,” tambahnya.

Meski di sekeliling toko Ferry terlihat banyak pengunjung. Namun, pengunjung tersebut bukan untuk membeli barang untuk kampanye. Melainkan barang-barang yang umum dibeli seperti sepatu jam, kemeja dan lainnya. Tidak hanya toko Ferry saja yang sepi pesanan, banyak toko di sana yang terlihat menganggur karena tidak ada pesanan yang masuk. (aqb)

Baca Juga:

Golkar Anggap Wajar Bobby Nasution Dukung Prabowo-Gibran

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan