CNBC akan Rilis Dokumenter Daya Tarik F1 terhadap Perusahaan Besar Global
Sabtu, 18 November 2023 -
F1 menarik perhatian perusahaan-perusahaan global. Sejumlah perusahaan nan tersebar di seluruh dunia mengikuti penggemar Formula 1 untuk memperhatikan minat mereka pada kompetisi ini. CNBC mencoba menceritakan kisah tersebut melalui film dokumenter yang sudah disiarkan sejak 16 November 2023.
Dengan dikuasai oleh Liberty Media selama enam tahun terakhir, Formula 1 telah mengalami pertumbuhan besar, terutama di Amerika Serikat. Serial Netflix Drive to Survive dianggap sebagai pendorong utama ekspansinya secara internasional, demikian seperti dilaporkan Motor1, Jumat (17/11).
Liberty Media secara spesifik berusaha memanfaatkan pasar domestiknya yang besar dan belum tergarap sepenuhnya. Mereka menambahkan balapan di Miami dan pada akhir pekan ini kembali menggelar Grand Prix Las Vegas untuk menyeimbangkan tiga putaran tahunan di Amerika.
Dalam film dokumenter berdurasi satu jam, Inside Track: Bisnis Formula 1, CNBC menyoroti bagaimana F1 mengambil peluang di Amerika dan arah yang akan diambilnya selanjutnya.
Baca juga:
Ini Alasan Mobil F1 Mudah Hancur saat Tabrakan

Reporter bisnis CNBC dan pembawa acara dokumenter Sara Eisen melakukan perjalanan ke berbagai balapan F1 untuk berbicara dengan pemimpin dan pengubah utama olahraga ini, termasuk Toto Wolff, Zak Brown, Christian Horner, Stefano Domenicali, dan Greg Maffei.
Eisen menemukan bahwa kepemimpinan tim F1, seperti Brown, Wolff, dan Horner, mengelola tim mereka sebagaimana layaknya seorang CEO menjalankan perusahaan global. Mereka mempertimbangkan staf, budaya perusahaan, keunggulan di lintasan, mendatangkan sponsor, dan sumber pendapatan lainnya.
Meskipun tim-tim F1 telah berkembang menjadi perusahaan yang mempekerjakan lebih dari 1.000 orang, Eisen menyatakan bahwa mereka tidak terlalu berbeda dengan perusahaan-perusahaan yang rutin diliput oleh CNBC.
Film dokumenter ini juga menyoroti hubungan sponsor F1, yang bukan hanya berkontribusi sebagai penyedia ruang iklan tetapi juga memanfaatkan teknologi mereka untuk mendukung tim.
Perusahaan seperti Dell, Oracle, dan Salesforce tidak hanya menempatkan namanya di luar sana, tetapi juga menyumbangkan teknologi mereka untuk membuat mobil F1 lebih cepat.
Dalam wawancara dengan Zak Brown, Eisen mengetahui bahwa sponsor seperti Goldman Sachs melihat peluang di F1 untuk memberikan pengalaman tidak dapat dibeli dengan uang kepada klien-klien mereka yang kaya raya.
Baca juga:
Niki, Rich Brian, hingga Post Malone akan Tampil di F1 GP Singapura 2023

Film dokumenter ini juga menyoroti tantangan dan pertanyaan tentang keberlanjutan pertumbuhan F1. Eisen mengakui bahwa kurangnya drama dalam persaingan, terutama di tim papan atas, telah menjadi pertanyaan yang mengemuka.
Dalam menghadapi pertanyaan ini, para pemimpin F1, seperti Christian Horner, optimistis bahwa persaingan akan semakin ketat dan kompetitif di luar tim papan atas. Meski Red Bull saat ini memiliki mobil terbaik, batasan biaya memberikan kesempatan bagi tim lain untuk mengejar ketertinggalan.
Pertumbuhan popularitas F1 juga membawa masuk sponsor Amerika Serikat, seperti kesepakatan sponsor utama lebih dari USD 300 juta (Rp 4,6 triliun) selama lima tahun antara Red Bull dan Oracle pada tahun 2022.
Film dokumenter ini mencatat bahwa F1 bukan hanya olahraga yang inovatif secara teknologi tetapi juga bekerja sama dengan perusahaan sponsor untuk mencapai kesuksesan di lintasan. Misalnya, Palantir bekerja sama dengan Ferrari untuk mengembangkan kecerdasan buatan (AI) guna meningkatkan kinerja mobil. (waf)
Baca juga:
Regulasi Baru Mesin F1 Mulai 2026 untuk Nol Karbon