"Cinta Kasih Penjaga Kebhinnekaan", Pesan Waisak 2017
Kamis, 11 Mei 2017 -
Hari ini, Kamis (11/5), umat Buddha merayakan Trisuci Waisak 2561 EB (Era Buddhis)/2017. Trisuci Waisak merupakan hari raya terbesar dan paling bermakna bagi umat Buddha. Waisak dalam bahasa Pali juga disebut Vesakha, diambil dari nama bulan dalam kalender Buddhis, yang bertepatan dengan Mei pada kalender Masehi.
Hari Waisak biasanya ditandai dengan purnama di bulan Mei. Sesuai Resolusi Kongres Persaudaraan Sangha Sedunia Ke-4 No.RES/5 pada 10 Januari 1986, hari purnama di bulan Mei setiap tahunnya ditetapkan sebagai Hari Buddha. Hari Waisak di Indonesia kemudian dinyatakan sebagai Hari Libur Nasional pada 19 Januari 1983, berdasarkan SK Presiden RI No.09/1983.
Hari Waisak diadakan sebagai penghormatan pada tiga peristiwa agung atau suci yang terjadi di kehidupan sang Buddha Gotama (Pangeran Siddharta). Tiga hari suci (trisuci) tersebut, yaitu kelahiran Siddharta Gotama calon Buddha (623 SM), pencapaian Pencerahan Sempurna Buddha (588 SM), serta kemangkatan Guru Agung Buddha (543 SM)—setelah 45 tahun memberi bimbingan Dhamma kepada para dewa dan manusia. Ketiganya terjadi pada hari dan bulan yang sama, yaitu purnama raya di bulan Waisak.
Seluruh umat Buddha di dunia memperingati Trisuci Waisak ini dengan laku puja bakti, meditasi, pendalaman Dhamma ajaran Buddha, serta kegiatan-kegiatan sosial budaya Buddhis. Dalam Pesan Waisak 2561 EB/2017, Sangha Theravada Indonesia memberi perhatian khusus pada kondisi bangsa Indonesia saat ini, terkait kebinekaan.
“Perbedaan selalu menjadi bagian dari dunia kehidupan sepanjang masa, baik perbedaan dalam kehidupan rumah tangga, sosial masyarakat, berbangsa dan bernegara, bahkan dalam kehidupan beragama dan kepercayaan. Perbedaan itu tidak dapat dihindari. Hal terpenting adalah menerima perbedaan karena ini merupakan kebutuhan bersama,” demikian salah satu isi pesan Waisak 2561, yang mengangkat tema "Cinta Kasih Penjaga Kebhinnekaan".
Dalam bab pertama Dhammapada—salah satu kitab berisi perkataan-perkataan hikmat Sang Buddha—juga dinyatakan bahwa "semua perbuatan didahului oleh pikiran, dipimpin oleh pikiran, dan dihasilkan oleh pikiran". Satu harapan besar di setiap Hari Raya Waisak adalah agar semua manusia dapat merenungi segala perbuatannya dan setiap saat selalu hidup dengan rasa cinta kasih, tanpa kebencian. Kuatkan pikiran dan batin untuk mencapai harapan itu. (Bing)
Baca juga berita terkait: Ucapan Selamat Hari Raya Waisak Dari Netizen.