Cara Arist Merdeka Sirait Lindungi Anak Tanpa Kelewat Protektif
Senin, 21 Agustus 2017 -
KEKERASAN, tindak kriminal, dan penelantaran terhadap anak dewasa ini masih ramai diberitakan. Hal tersebut juga yang membuat para ibu berdecak kaget saat menonton tayangan televisi maupun melihat pemberitaan media sosial.
Kekhawatiran akan maraknya tindak kejahatan terhadap anak tanpa disadari juga memengaruhi para ibu sehingga menjadi protektif secara berlebihan. Peran yang terkesan sangat protektif tersebut memang kerap menjadi dilema para ibu lantaran membuat anak menjadi merasa terkekang sehingga tak jarang membantah.
Dalam acara "Festival Nusantara" di Pluit Village, Minggu (21/8), Arist Merdeka Sirait turut memberi tanggapan akan hal tersebut. "Kalau kita memberikan akses seluas-luasnya (disertai tanggung jawab dan kepercayaan) pada anak, serta paham tentang masa perkembangan anak mulai dari 0-5, 6-12, 13-17, anak akan lebih mudah diarahkan," tuturnya.
Selain itu, menurut Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak tersebut, peran orang tua sangatlah krusial dalam membentuk kepribadian anak menjadi lebih baik. Pasalnya, anak akan bercermin dari orang tua dan lingkungannya.
"Kalau anak ditanamkan nilai-nilai kebaikan, nilai-nilai keagamaan yg baik di rumah, maka dia akan meniru itu sebagai benteng terhadap ancaman atau masalah yang dihadapinya kelak," kata Arist.
"Kita percaya bahwa ketika kita mengajarkan kebaikan, dia akan belajar kebaikan. Tetapi bila anak diajarkan dengan kekerasan, maka dia akan mencontoh kekerasan itu. Maka dari itu, anak harus dijauhkan dari penanaman paham kebencian, dihilangkan dari penanaman paham kekerasan, dan sebagainya, supaya anak itu bisa merdeka dari pengaruh buruk dan bertumbuh menjadi generasi yang baik," jelas Arist usai acara "Festival Nusantara". (Bing)
Baca juga artikel lainnya seputar mendidik anak di sini: Susi Susanti Dan Alan Beri Kebebasan Anak Pilih Profesi