BUMN Jadi Penyeimbang Harga di Pasar
Jumat, 19 Agustus 2022 -
MerahPutih.com - Kementerian Badan Usaha Milik Negara menegaskan kesehatan perusahan pelat merah menjadi hal yang krusial sebab perusahaan yang sehat mampu memberikan dampak besar bagi negara dan masyarakat.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, BUMN yang sehat akan mampu tampil sebagai penyeimbang pasar melalui berbagai kebijakan intervensi, seperti operasi pasar.
Baca Juga:
Sepertiga Perekonomian Indonesia Kontribusi BUMN
Salah satu contohnya, kata ia, ketika awal pandemi harga masker beredar di masyarakat menyentuh angka Rp 100.000, tetapi BUMN hadir melakukan intervensi dengan menjual harga masker Rp 5.000 atau jauh di bawah harga pasar kala itu.
"Hal-hal ini, menyeimbangkan pasar hanya bisa dilakukan kalau BUMN-nya sehat. Kalau BUMN sakit, boro-boro mau intervensi pasar, buat dirinya sendiri aja sulit," ujarnya di Jakarta, Jumat (19/8).
Ia menegaskan, Kementerian BUMN terus berkomitmen melakukan transformasi menyeluruh dalam memperbaiki proses dan fokus bisnis hingga penerapan budaya kerja dengan nilai Akhlak.
Erick meyakini aksi program pembersihan BUMN melalui transformasi bisnis dan sumber daya manusia (SDM) dapat membawa perubahan besar bagi BUMN.
"Tak hanya mampu mendongkrak kinerja, program transformasi juga menjadi fondasi besar bagi BUMN untuk meminimalisasi praktik korupsi di tubuh perusahaan," katanyanya.
Ia memaparkan, sejumlah transformasi yang telah dijalankan Kementerian BUMN mulai dari perampingan jumlah BUMN dan klaster, pembentukan holding sebagai penguatan ekosistem, hingga menutup BUMN yang 'mati suri'.
"Tidak hanya mendorong perbaikan BUMN, melainkan juga meningkatkan kontribusi terhadap negara dan masyarakat," katanya. (Asp)
Baca Juga:
Kredit Macet Sektor Tambang di Bank BUMN Bisa Dijerat TPPU