Budi Arie Bakal Gabung ke Gerindra, PDIP: Sambil Bonceng Dengan Nitip Pak Gibran
Selasa, 04 November 2025 -
MerahPutih.com - Projo menggelar Kongres III Projo pada Sabtu (1/11) dan Minggu (2/11). Hasilnya, Budi Arie Setiadi kembali terpilih menjadi ketua umum untuk periode 2025–2030 dan menyatakan bakal bergabung dengan Gerindra.
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Said Abdullah, menanggapi rencana Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, yang disebut-sebut akan bergabung dengan Partai Gerindra. Langkah politik Budi Arie merupakan bagian dari kalkulasi politik pribadi yang rasional.
“Kalau Budi Arie hari ini mengiring Projo ke Gerindra, kepada Bapak Prabowo, logika politiknya barangkali seperti itu. Dari sisi kacamata Budi Arie, kalkulasi politiknya Budi Arie,” ujar Said di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/11).
Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI ini menyampaikan, keputusan Budi Arie mendukung Presiden Prabowo Subianto bukan hal yang luar biasa dalam dunia politik. Ia menduga langkah tersebut bisa saja berkaitan dengan strategi politik tertentu.
Baca juga:
Dukungan Projo ke Prabowo Dinilai Langkah Terhormat Dalam Politik Kebangsaan
“Apakah ada sesuatu yang disembunyikan oleh Budi Arie? Tentu Budi Arie yang lebih tahu. Bahwa dia mendukung Bapak Prabowo sambil akan bonceng sesuatu di belakangnya dengan nitip Pak Gibran, umpamanya, ya biasa-biasa saja. Kan itu strategi politik saja,” kata Said.
Menanggapi isu yang menyebut Budi Arie ingin mencari “posisi aman” terkait dugaan kasus judi online, Said menepis anggapan tersebut. Ia menegaskan bahwa Partai Gerindra bukan tempat berlindung bagi pihak-pihak yang memiliki masalah hukum.
“Saya tidak melihat dari sisi itu. Karena bagi Gerindra itu bukan tempat kumpulannya para kriminal. Gerindra itu bukan tempat kumpulannya orang yang kena-kena perlindungan pidana,” tegasnya.
Menurut Said, setiap partai politik, termasuk Gerindra maupun PDIP, memiliki visi besar untuk menampung orang-orang yang berkontribusi bagi bangsa, bukan mereka yang mencari perlindungan politik.
“Mungkin kawan-kawan Gerindra akan marah juga kalau digituin. Saya pikir bukan itu. Ini murni logika politiknya Budi Arie saja,” ujarnya.
Said menambahkan, publik tidak seharusnya menilai langkah politik seseorang dengan prasangka buruk. Ia menilai keputusan Budi Arie lebih sebagai strategi pribadi untuk menyesuaikan diri dengan peta politik baru di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo.
“Jauh pikiran saya bahwa Gerindra itu tempat bernaung orang-orang dalam tanda kutip ya. Kita tidak bisa langsung menjudge orang. Dalam tanda kutip ada sangkut pidana kemudian lari ke Gerindra. Pasti Gerindra juga tidak mau,” tutur Said.
“Gerindra itu, sama seperti PDI Perjuangan, tempat berkumpulnya orang-orang yang mampu memberikan pemikiran-pemikiran hebat untuk kemajuan bangsa,” pungkasnya. (Pon)