BPPTKG Nilai Ada Kemungkinan Erupsi Gunung Merapi Seperti Semeru

Senin, 06 Desember 2021 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menegaskan status dan kondisi Gunung Merapi saat ini masih berada di level III atau Siaga menyusul letusan Semeru pada Sabtu (4/12). Namun fenomena Semeru yang erupsi pada saat status level II atau Waspada bisa saja terjadi pada Merapi.

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan karakteristik tiap gunung api di Indonesia berbeda antara satu dengan lainnya. Namun demikian, fenomena longsoran lava pijar bisa saja terjadi di Merapi yang saat ini berstatus level III atau Siaga. Tetapi sampai saat ini pihaknya memastikan Merapi masih stabil.

"Aktivitas Merapi saat ini masih cukup tinggi, ditandai tingginya jumlah guguran dan inflasi yang masih juga terjadi. Kemungkinan seperti Semeru ada, longsoran itu bisa saja terjadi, tapi sampai saat ini stabilitas masih cukup untuk Merapi dan hal lain yang perlu diketahui bahwa karakter Merapi beda dengan Semeru,” ungkap Hanik dalam keterangan pers di Yogyakarta, Minggu (5/12).

Baca Juga:

Pemkab Sleman Gelar Tour de Merapi Virtual 2021

BPPTKG terus memantau dan melaporkan kondisi terkini Merapi untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Berdasarkan riwayat laporan aktivitas gunung Merapi per Minggu (5/12) pukul 12:00-18:00 WIB, belum ada tanda peningkatan status gunung yang berada di wilayah Jateng-DIY itu.

Dalam pengamatan selama enam jam tersebut, petugas mendengar suara guguran sebanyak dua kali dari Pos Babadan berintensitas sedang.

"Gempa guguran terjadi sebanyak 44 kali dengan amplitudo 4-29 mm yang berurasi 23.5-132.2 detik. Sementara aktivitas embusan terjadi satu kali dengan amplitudo 3 mm dan durasi 14.6 detik," kata Hanik.

Meski begitu, BPPTKG tetap merekomendasikan bahwa potensi bahaya saat ini tetap ada berupa guguran lava dan awan panas. Cakupan potensi bahaya menuju ke sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal tiga km ke arah sungai Woro dan sejauh lima km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Baca Juga:

Banjir Lahar Dingin Berpotensi Landa Kawasan Lereng Merapi

Lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius tiga km dari puncak. Masyarakat diminta tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya dan mengantisipasi adanya gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar gunung.

Penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III, kata dia, direkomendasikan untuk dihentikan.

"Pelaku wisata direkomendasikan tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh lima km dari puncak Gunung Merapi," tutup Hanik.

Lurah Kepuharjo Cangkringan Heri Suprapto mengatakan warga tetap mematuhi imbauan dari pemerintah dan BPPTKG terkait kondisi Merapi saat ini.

Baca Juga:

Gunung Merapi Luncurkan Belasan Kali Guguran Lava Pijar Sejauh 2.000 Meter

Ia menegaskan warganya sudah siap mengevakuasi diri jika sewaktu-waktu terjadi perubahan status Merapi, dari Siaga ke Awas.

"Warga sudah memahami harus pergi ke mana saat status Merapi naik ke level awas. Termasuk seluruh armada untuk evakuasi warga juga disiapkan. "Jadi titik-titik kumpul untuk evakuasi warga sudah memahaminya," ujar Heri.

Tidak hanya itu, lanjut Heri, untuk wisatawan yang ke kawasan wisata di Petung dan Bunker Kaliadem saat sudah disediakan jalur khusus untuk evakuasi.

Jalur tersebut dibangun oleh warga dengan corblok dan sebagian sudah diaspal. Jalur ini, kata Heri, juga steril dari truk-truk pengangkut pasir. (Patricia Vicka/Yogyakarta)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan