BKPM Dekati Investor dari Australia

Senin, 09 Mei 2016 - Luhung Sapto

MerahPutih Bisnis - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terus berupaya menarik minat investasi dari Australia. Kepala BKPM Franky Sibarani dalam kunjungannya ke Selandia Baru beberapa waktu lalu memaparkan kemudahan layanan investasi 3 jam kepada 100 pengusaha di Negeri Kanguru tersebut. 

“Berbagai terobosan yang telah dilakukan adalah layanan izin investasi 3 jam, kemudian kemudahan investasi langsung konstruksi (KLIK) memangkas waktu yang dibutuhkan investor yang akan melakukan konstruksi,” ujar Franky kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Senin (9/5).

Franky mengatakan sebelumnya, ada persepsi di mata investor Australia bahwa Indonesia adalah negara yang inkonsisten dari sisi regulasi. Namun, argumen itu patah oleh kesaksikan salah seorang investor Australia yang telah memanfaatkan layanan izin investasi 3 jam dari BKPM. 

“Oleh karena itu, penting bagi kami untuk menghadirkan testimoni secara langsung dari perusahaan yang telah memanfaatkan layanan izin investasi tiga jam tersebut,” paparnya.

Franky menyatakan berbagai langkah dilakukan oleh pemerintah untuk memacu laju arus modal dari Australia ke Indonesia. Di antaranya, menunjuk marketing officer secara khusus yang mengurus dan memfasilitasi investor dari Australia dan Selandia Baru.

Dalam kesempatan tersebut hadir Dubes RI untuk Australia dan Republik Vanuatu Nadjib Riphat Kesoema, Konjen RI di Melbourne Dewi Savitri Wahab, Chief of Financial Officer Telkom Telstra Erik Meijer dan Perwakilan Coca Cola Amatil Indonesia Bruce Waterfield.

Erik Meijer mengatakan, pihaknya mengurus izin perluasan dan mendapatkan dokumen yang disyaratkan hanya dalam waktu 2 jam. 

"Padahal sebelumnya kami sudah menghabiskan waktu selama 8 bulan untuk mengurusi izin lainnya dan juga membicarakan urusan administrasi," katanya. 

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Himawan Hariyoga berharap testimoni dari investor yang telah memanfaatkan layanan investasi 3 jam dapat meyakinkan investor Australia. 

Data BKPM per 27 April 2016 menunjukkan, 54 perusahaan menggunakan layanan investasi 3 jam dengan nilai investasi yang difasilitasi mencapai Rp109 triliun dan menyerap 33.825 tenaga kerja. 

Australia sendiri merupakan salah satu negara sumber investasi bagi Indonesia. Dari data BKPM periode tahun 2010-2015 tercatat realisasi investasi US$ 2,1 miliar terdiri dari investasi di sektor pertambangan, kimia dasar dan infrastruktur. Dari komitmen investasi tercatat sebesar US$ 7,7 miliar yang telah didaftarkan ke BKPM terdiri dari sektor industri logam, properti dan sektor peternakan.  

Angka realisasi investasi triwulan pertama (periode Januari-Maret) tahun 2016 dari Australia tercatat sebesar US$ 59,98 juta terdiri dari 131 proyek investasi dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 5.070 orang. Secara keseluruhan total investasi yang masuk triwulan perta 2016 tercatat mencapai Rp 146,5 triliun meningkat 17,6% dari periode sebelumnya sebesar Rp 124,6 triliun. (Abi)

BACA JUGA:

  1. Bertemu Menteri Denmark, Kepala BKPM Tawarkan Empat Sektor
  2. BKPM Apresiasi Perluasan Pabrik Tekstil Jateng Serap 6.000 Tenaga Kerja
  3. Beri Kemudahan Investor Asing, BKPM Luncurkan KLIK
  4. BKPM Kawal Investasi di Luar Jawa
  5. BKPM Fasilitasi Investasi Smelter US$612 Juta dari Tiongkok

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan