Belajar tatap muka di Yogyakarta dimulai Juli 2021

Jumat, 19 Maret 2021 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Pembelajaran tatap muka di DIY ditargetkan berlangsung mulai Juli 2021 dengan uji coba di 10 sekolah pada jenjang SMA dan SMK.

Kepala Disdikpora DIY, Didik Wardaya menjelaskan pembelajaran tatap muka dimulai pada tahun ajaran baru 2021/ 2022.

"Awalnya kita mau simulasi tatap muka di 10 sekolah itu Januari lalu. Tapi karena PTKM diperpanjang jadi kita tunda jadi Juli besok," jelas Didik di Yogyakarta Jumat (19/3).

Baca Juga:

Kabupaten Cirebon Terima 1,5 Juta Vaksin COVID-19

10 Sekolah yang terpilih untuk melakukan uji coba tatap muka adalah SMA N 1 Pajangan Bantul; SMA N 1 Gamping, Sleman; SMA N 1 Sentolo, Kulonprogo; SMA N 9 Yogyakarta. Kemudian ada SMA N 2 Playen, Gunungkidul; SMK N 1 Wonosari, Gunungkidul; SMK N 1 Yogyakarta; SMK N 1 Pengasih Kulonprogo; SMK N 1 Bantul; dan SMK N 1 Depok, Sleman.

"Sebenarnya dari sisi persiapan, semua sekolah itu sudah siap, tetapi nanti pelaksanannya (uji coba) tergantung situasi dan status zona lingkungan di masing-masing sekolah," jelasnya.

Ilustrasi - Siswa SMP di Kudus ketika masa perkenalan sekolah. (FOTO ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)

Nantinya saat simulasi pembelajaran tatap muka dilakukan,siswa akan masuk ke sekolah secara bergantian serta menjalankan protokol kesehatan seperti adanya jarak antar kursi, wajib menggunakan masker dan pemeriksaan suhu serta mencuci tangan.

Uji coba itu rencananya berlangsung selama dua hingga tiga minggu terhitung sejak dimulainya pembelajaran tatap muka. Setelah uji coba rampung, Disdikpora DIY akan melakukan evaluasi guna menentukan apakah sistem ini sudah layak untuk diterapkan kepada sekolah lain, termasuk untuk jenjang di bawahnya (TK-SMP).

Susilawati (37), salah satu orang tua siswa merasa senang adanya wacana uji coba belajar tatap muka. Susi memiliki dua anak yang sekarang sekolah di salah satu SMP Negeri dan SD Negeri di DIY.

Baca Juga:

13 Calon Penumpang KA di Stasiun Cirebon Positif COVID-19

Ia mengeluh kedua putrinya jenuh harus mengikuti sekolah dari rumah serta tidak bermain diluar.

"Materi hanya dikirim melalui pesan WhatsApp. Mereka banyak yang engga ngerti dengan materi yang disampaikan guru. Mereka juga bosen tiap hari ketemunya saya terus,"pungkasnya. (Teresa Ika/Yogyakarta)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan