Band Metal asal Solo Down for Life Rilis Album 'Kalatidha', Maknai Budaya dan Spiritual Jawa

Senin, 09 Juni 2025 - Soffi Amira

MerahPutih.com - Band metal asal Solo, Down For Life, baru saja meluncurkan album barunya yang bertajuk “Kalatidha."

Kalatidha merupakan album keempat usai delapan tahun merilis EP “Menantang Langit” (demajors, 2017). Kalatidha menjadi lanjutan dari dua album sebelumnya, yakni “Himne Perang Akhir Pekan” (Sepsis Records/ demajors, 2013) dan “Simponi Kebisingan Babi Neraka” (Belukar Records, 2008).

Vokalis Down for Life, Stephanus Adjie menyebutkan, album ini adalah perjalanan spiritual terbaru dari Down For Life. Memaknai budaya dan spiritual Jawa tentang periode waktu kehidupan, era di mana tatanan budi pekerti, etika, dan moral tidak lagi dianggap penting.

“Album ini kami digarap selama enam tahun dengan segala tantangan juga keterbatasan. Melewati masa pandemi, rutinitas kehidupan dan jeda jadwal panggung yang cukup padat,” kata Adjie, Senin (9/6).

Baca juga:

Lirik Lagu 'Where Were You?' dari Solence, Pembuka Menuju Album Terbaru

Ia menjelaskan, Kalatidha terdiri dari 10 komposisi musik yang keras, berat, dan gelap. Sebagian besar materinya juga direkam di Studio Darktones, Jakarta Timur, yang berada di bawah arahan produser ganda Adria Sarvianto. Ia juga mengerjakan mixing di Studio Darling di Jakarta.

“Sebagian lagi dikerjakan di Studio Kua Etnika Yogyakarta, Studio Krisna Siregar Music dan Studio Nocturnal Blazze di Jakarta Selatan, dan Studio Winsome di Solo,” ucap dia.

Kemudian, proses mastering dilakukan oleh Machine The Producer di Machine Shop di Austin, Texas, Amerika Serikat. Machine, yang bernama asli Gene Freeman, merupakan produser yang menggarap album Lamb Of God, Clutch hingga Suicide Silence.

“Ilustrasi album dikerjakan oleh Akmal Abdurrahman dan Ardha Lepa dengan desain grafis oleh Jahlo Gomes,” katanya.

Baca juga:

Finneas Resmi Debut Bersama Band The Favors, Siapkan Album 'The Dream'

Kalatidha, kata dia, merekam dengan jelas jejak spiritual terbaru dari 25 tahun perjalanan Down for Life. Perjalanan yang membawa kembali ke akar untuk membumi, sekaligus di saat yang bersamaan mengangkasa melepas kepal perlawanan penuh api.

Ia mengatakan, dalam album ini juga menceritakan hal-hal seperti ode untuk anak-anak berkebutuhan khusus di “Children of Eden”, senandung perusakan alam dan perlawanan masyarakat adat di “Prahara Jenggala” yang video musiknya dikerjakan berkolaborasi dengan Trend Asia dan masuk dalam kompilasi “Sonic/ Panic Vol. 2” rilisan Alarm Records/ IKLIM

“Anthem penyemangat bagi klub sepakbola kebanggaan dari kota Kota Bengawan, Persis Solo, berjudul “Sambernyawa” menutup deretan album Down For Life,” pungkasnya. (Ismail/Jawa Tengah)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan