Baju Adat Suku Tidung Dituding Busana Tiongkok, Gubernur Kaltara: Menyedihkan

Kamis, 20 Agustus 2020 - Andika Pratama

MerahPutih.com - Baju ada Suku Tidung, Kalimantan Utara, yang terdapat di uang baru pecahan Rp75.000 menuai polemik di masyarakat.

Beredar kabar bahwa busana yang dipakai siswa kelas 4 SDN 041 Tarakan, Muhammad Izzam Athaya merupakan baju adat Tiongkok. Namun, informasi tersebut langsung mendapatkan klarifikasi dari sejumlah pihak.

Baca Juga

[HOAKS atau FAKTA] Ada Baju Adat Tiongkok di Lembaran Uang Kertas Baru Pecahan Rp 75 Ribu

Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie menilai hal ini tentu sangat menyedihkan karena komentarnya sedikit yang positif. Padahal, niat peluncuran uang ini sangat baik.

"Di media sosial maupun dipercakapan grup-grup Whatsapp ada banyak tuduhan-tuduhan miring dan pikiran-pikiran kotor menduga pemerintah salah mencetak uang," katanya di Tanjung Selor, Kamis (20/8)

Kaltara
Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie. Foto: ANTARA

Uang ini diluncurkan mengusung makna untuk mensyukuri kemerdekaan yang digambarkan oleh foto tokoh proklamator Bung Karno dan Bung Hatta. Juga terdapat foto pengibaran bendera Merah Putih, dan juga foto pencapaian pembangunan Indonesia khususnya di bidang infrastruktur tol trans Jawa, jembatan di Papua dan MRT Jakarta.

Tujuannya juga untuk menyongsong masa depan gemilang, seperti dilansir Antara, di mana ada foto 9 anak yang mewakili anak-anak dari seluruh penjuru Indonesia.

Salah satunya dari Kaltara dengan busana pengantin adat Tidung. Anak-anak dengan pakaian adatnya ini mewakili wilayah Barat, Tengah dan Timur Indonesia (Aceh, Riau, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, Maluku, dan Papua).

Baca Juga

Begini Cara Dapatkan Kuota Harian Penukaran Uang Rp75.000

Itu menggambarkan anak-anak Indonesia sebagai generasi penerus SDM unggul yang siap mewujudkan Indonesia emas 2045.

"Kemudian ini yang harus disadari oleh kita semua. Tidak mungkin Menteri Keuangan, BI menaruh begitu saja salah satu baju adat di Kaltara kalau tidak ada lirikan pemerintah (pusat) terhadap provinsi kita ini. Jadi jangan dipelintirkan. Kok ada yang memirip-miripkan bahwa itu busana adat Tiongkok," pungkasnya. (*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan