Asteroid Apophis Diprediksi Bakal Hantam Bumi pada 2029

Jumat, 20 September 2024 - Soffi Amira

MerahPutih.com - Bumi diprediksi akan bertabrakan dengan tetangga kosmiknya yang mematikan, Apophis, yakni sebuah asteroid selebar 1.100 kaki (335 m). Menurut studi terbaru, tabrakan itu akan menjadi peristiwa berantai yang langka.

Objek dekat Bumi (NEO), yang lebih besar dari Menara Eiffel, dijadwalkan akan terbang sangat dekat dengan Bumi pada 2029 mendatang.

Menurut perkiraan, asteroid itu akan melewati sekitar 19.800 mil (32.000 km) dari Bumi, atau lebih dekat dari beberapa satelit. Bahkan, beberapa pengamat bintang mungkin bisa melihatnya dengan mata telanjang.

Namun, tak ada asteroid yang diperkirakan akan sedekat itu selama beberapa ribu tahun. Penelitian baru menunjukkan, jika Apophis yang dijuluki "Dewa Penghancur", ditabrak oleh batuan luar angkasa lain dalam perjalanannya saat mengelilingi Tata Surya. Lalu, jalurnya dapat dialihkan untuk bertabrakan dengan Bumi.

Baca juga:

Asal-usul Asteroid yang Musnahkan Dinosaurus 66 Juta Tahun Lalu Ditemukan

Hantaman Asteroid Lain Bisa Alihkan Apophis

Apophis bisa dibelokkan ke jalur lain oleh asteroid kecil
Apophis bisa dibelokkan ke jalur lain oleh asteroid kecil. Foto: Dok/NASA
>Astronom University of Western Ontario, Paul Wiegert mengatakan, kemungkinan terjadinya peristiwa berantai itu sangat rendah.

"Peluangnya pada dasarnya adalah 1 banding sejuta bahwa hantaman asteroid dapat membelokkan Apophis cukup jauh, sehingga membahayakan tabrakan pasca-2029 di masa mendatang. Lalu, hanya satu banding sejuta bahwa hantaman itu dapat membuat Apophis bertabrakan dengan Bumi pada 2029," jelasnya dikutip dari The Sun, Jumat (20/9).

Wiegert menambahkan, ia menghitung peluang asteroid Apophis, yang lintasannya saat ini diperkirakan akan mendekat, tetapi aman melewati planet kita pada 2029. Nantinya, Apophis akan dibelokkan ke jalur yang lebih berbahaya oleh dampak asteroid kecil yang tak terduga.

"Ini adalah jenis asteroid kecil yang sama yang kadang-kadang muncul di atmosfer kita sebagai 'bintang jatuh' atau 'bola api' dan dapat menghantam Apophis secara tak terduga," tambahnya.

Baca juga:

Ilmuwan Temukan Gunung Bawah Laut, Tingginya 4 Kali Burj Khalifa

Wiegert mencatat, bahwa asteroid berukuran sekitar 60 cm (24 inci), jika menghantam Apophis, dapat mendorong batu angkasa raksasa itu ke jalur tabrakan di masa mendatang dengan Bumi, atau sekitar setelah 2029.

Namun, tabrakan asteroid kedua yang lebih besar berukuran 3 m (10 kaki) dengan Apophis, dapat menimbulkan bahaya tabrakan pada 2029.

"Tabrakan semacam ini sangat jarang terjadi," ujarnya.

Apophis Melambangkan Kekacauan dan Kehancuran

Apophis ditemukan pada 2004 silam
Apophis ditemukan pada 2004 silam. Foto: Dok/NASA
>Apophis yang melambangkan kekacauan dan kehancuran Apep, ditemukan pada 2004 silam. Asteroid itu menduduki puncak "daftar risiko dampak" oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) dan Tabel Risiko Sentry milik NASA selama hampir dua dekade.

Namun, penerbangan jarak dekat asteroid tersebut pada Maret 2021 menunjukkan kepada para ilmuwan NASA, bahwa Apophis tidak akan benar-benar menghantam Bumi setidaknya selama 100 tahun.

Kemudian, para peneliti di ESA mengumumkan pada Juli lalu, bahwa mereka akan mengirimkan wahana antariksa misi Ramses pada 2028 untuk mengawasinya.

ESA menggandakan upaya untuk mengamankan pertahanan Bumi terhadap batuan antariksa masa depan yang berpotensi menimbulkan bencana. Hal itu menyusul keberhasilan misi DART NASA pada 2022 lalu.

Baca juga:

Penelitian Ungkap Bumi Punya Cincin seperti Saturnus Jutaan Tahun Lalu

Pada 2023, NASA mengganti nama wahana antariksa OSIRIS-REx untuk mempelajari asteroid tersebut alih-alih pensiun.

Kini, mereka menggunakan OSIRIS-APEX (Origins, Spectral Interpretation, Resource Identification, and Security – Apophis Explorer). Wahana tersebut berhasil membawa sampel dari batuan angkasa Bennu.

Misi keduanya akan menyelidiki Apophis sebelum, selama, dan setelah lintasan dekatnya. Para ilmuwan, baik di ESA maupun NASA, sangat ingin mengetahui bagaimana batuan angkasa raksasa tersebut dipengaruhi oleh gravitasi Bumi selama lintasan yang begitu dekat. (sof)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan