Anies Sebut Warga Harus Waspada Penyebaran Corona Gelombang Kedua
Sabtu, 16 Mei 2020 -
MerahPutih.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta warga tetap berada di rumah.
Anies mengingatkan agar sejarah tak terulang lagi pada pandemi corona saat ini. Yaitu muncul gelombang kedua seperti saat wabah flu Spanyol tahun 1918.
"Artinya, saya ingin mengingatkan pada kita semua, kalau (kurva penularan COVID-19) kita sudah turun, di bawah satu, di nol koma, itu pun kita harus menjaga kedisiplinan baru, kemudian kita new normal. Kalau tidak, seperti 100 tahun yang lalu, gelombang yang kedua lebih besar," ungkapnya, Sabtu (16/5).
Baca Juga:
Anies meminta warga Jakarta tetap berada di rumah beberapa minggu ke depan. Anies menyebut, jika saat ini dilakukan pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB), bukan tidak mungkin kasus corona kembali meningkat.
"Jadi jawaban singkatnya adalah makin banyak warga kita mau berada di rumah di hari ke depan, makin cepat kita bisa melakukan pelonggaran, makin cepat kita melakukan kegiatan ekonomi lagi. Tapi kalau kita masih seperti sekarang flat terus, maka potensinya kalau dilakukan pelonggaran kita kembali ke masa bulan Maret," paparnya.
Menurut Anies, ada kemajuan di Jakarta terkait virus corona. Saat ini, jumlah pasien sudah mulai berkurang. Menurut Anies, peran warga yang disiplin dengan berada di rumah cukup besar.
"Di rumah-rumah sakit teman-teman juga merasakan bebannya jauh lebih berkurang dibandingkan bulan April, misalnya. Artinya tanda-tandanya cukup baik. Saya harus sampaikan terima kasih kepada teman-teman yang memilih disiplin di rumah. Anda kontributor yang menyelamatkan Jakarta dan Jabodetabek. Anda yang bekerja membuat situasi ini menjadi baik," tuturnya.

Ia mengimbau, warga yang masih kerap keluar dari rumah untuk menyadari bahayanya penularan virus corona.
Kelompok warga yang masih kerap keluar dari rumah bukan untuk tujuan penting disebutnya bisa menjadi faktor yang membuat adanya gelombang kedua wabah corona.
"Dan bagi yang masih berada di luar, Anda sebaiknya segera menjadi bagian yang menyelamatkan kita karena yang berada di luar Anda berpotensi membuat ini menjadi gelombang yang kedua. Sebesar 80 persen orang tanpa gejala, dan ini yang bahaya dari corona ini," kata Anies.
"Saya makanya selalu bilang, hati-hati dengan kasus seperti COVID019, jangan pernah bilang 'case fatality rate-nya cuma 3 persen, yang meninggal cuma 3 persen atau 5 persen, don't worry it will be fine, kanker, jantung meninggalnya lebih banyak'. Ini cara pemikiran yang keliru," tambahnya.
Baca Juga:
Menurut Anies, tingkat fatalitas kasus atau angka kematian yang rendah akan virus justru lebih bahaya. Dia memberikan analogi akan penyebaran COVID-19.
"Justru karena case fatality rate-nya rendah, penularan lebih besar. Kalau case fatality rate-nya 50 persen, lalu yang 50 persen meninggal, maka yang 50 persennya di rumah sakit. Yang sakit berat enggak ke mana-mana, enggak nyebar," ucap Anies.
Sementara itu, kelompok yang tanpa gejala klinis corona lebih besar dibanding yang merasakan sakit, sehingga penularannya lebih banyak. Inilah yang menurut Anies jauh lebih berbahaya.
"Yang sakit 20 persen, yang meninggal 3 persen, yang 80 persen tanpa gejala. Inilah berbahayanya sebuah wabah, terbalik cara berpikirnya. This is more dangerous," sebutnya.
"Tapi ini orang tanpa gejala pergi ke mana-mana, tanpa prasangka membawa virus. Makanya kuncinya disiplin berada di rumah dan pakai masker," imbuh Anies. (Knu)
Baca Juga:
Proyek Reklamasi Teluk Jakarta Perbanyak Lapangan Kerja di Tengah Pandemi COVID-19