Ambarawa, Bukti Sejarah Kereta Api di Indonesia
Rabu, 04 Maret 2015 -
MerahPutih Nasional - Kota Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah, menyimpan bukti sejarah panjang kereta api di Indonesia. Dua bukti sejarah yang masih tersimpan, bahkan masih berjalan, ialah kereta api uap buatan Maschinenfabriek Esslingen dan kereta buatan Hannoversche. Hingga kini kedua kereta tua tersebut masih melayani masyarakat, dengan maksud pelayanan wisata.
Stasiun di Kota Ambarawa itu bermula dari pembangunan stasiun kereta api oleh Raja Williem 1. Kemudian diresmikan pada tanggal 21 Mei 1873. Pada masa itu pula dibuka jalur Semarang-Kedung Jati - Ambarawa. Awalnya, stasiun ini menjadi titik pertemuan antara lebar kereta 1.435 mm ke arah Kedungjati dengan 1.067 mm ke arah Yogyakarta melalui Magelang. (Baca juga: Kereta Api Merdeka Ataoe Mati dan Poliklinik, Kereta Perjuangan Indonesia)
Ambawara merupakan salah satu kota yang termasuk ke dalam fase yang pertama perkembangan jalur perkeretaapian yang dibuat oleh Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschpiit (NIS). Lebar jalur relnya sebesar 1.435mm.
Stasiun Ambarawa yang dahulu bernama Williem 1 ini kemudian berubah fungsi, pada tanggal 21 April 1978, menjadi Museum Kereta Api Ambarawa. Museum ini diresmikan oleh menteri perhubungan saat itu, Roesmin Noerjadin. Di museum ini tersimpan beberapa lokomotif uap tua, kereta kayu, mesin hitung, mesin ketik, pesawat telepon, dan telegraf morse. Dua unit di antara kereta uap yang tersedia di museum ini adalah adalah 2 unit kelas B 25 (Esslingen 0-4-2RT), yaitu B 2502 dan B 2503. (Baca: Bukan Hanya Indonesia yang Kereta Apinya Sering Terlambat!) (cpy)