3 Orang Masih Hilang, Tim SAR Perpanjang Operasi Pencarian Korban Longsor di Cilacap

Rabu, 19 November 2025 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Bencana tanah longsor terjadi pada Kamis (13/11), sekitar pukul 19.00 WIB, serta menimbun sejumlah rumah warga di Dusun Tarukahan dan Dusun Cibuyut, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap.

Pada hari ketujuh operasi pencarian, Rabu (19/11), tercatat ada tiga orang yang masih dalam pencarian, 20 korban telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, dan 23 orang selamat.

Tim Search and Rescue (SAR) gabungan memperpanjang operasi pencarian korban longsor di Desa Cibeunying, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah selama tiga hari setelah pada hari ketujuh kembali menemukan dua korban dalam kondisi meninggal dunia.

Kepala Kantor SAR Cilacap Muhammad Abdullah di Desa Cibeunying, Rabu sore, mengatakan keputusan memperpanjang operasi diambil setelah musyawarah bersama keluarga korban, TNI, Polri, dan pemerintah daerah.

Baca juga:

Bencana Alam di Ciamis Terjadi di 12 Titik pada Minggu, Paling Banyak Tanah Longsor

“Keluarga berharap operasi dilanjutkan. Atas dasar kemanusiaan, operasi SAR resmi diperpanjang tiga hari,” katanya selaku SAR Mission Coordinator (SMC).

Pelaksanaan operasi pencarian pada hari ketujuh, dia mengatakan tim SAR berhasil mengevakuasi dua korban yang ditemukan di lokasi berbeda.

Korban pertama atas nama Nina Puspita (44) ditemukan pukul 11.03 WIB di Worksite B-1, sedangkan korban kedua atas nama Januar Kian Abdilah (15) ditemukan pukul 12.22 WIB di Worksite B-2.

“Keduanya berhasil dievakuasi dalam keadaan meninggal dunia,” katanya menjelaskan.

Ia mengatakan seluruh korban di Worksite B-2 telah ditemukan dan dinyatakan telah bersih. Oleh karena itu, operasi pencarian selanjutnya difokuskan pada Worksite A-1 yang masih menyisakan satu korban serta Worksite B-1 yang masih terdapat dua korban.

Dalam hal ini, korban yang masih dalam pencarian di Worksite A-1 atas nama Maysarah Salsabila (14), sedangkan di Worksite B-1 atas nama Vani Hayati Lanjarsari (12) dan Fatin Ayu Rengganis (2).

“Di B-1 kami tetap menggunakan pola pencarian serupa, mulai dari pengerahan alat berat, anjing pelacak, menggunakan alkon, hingga peralatan ekstrikasi. Untuk A-1, karena alat berat sulit menjangkau lokasi akibat tanah gembur, kami memaksimalkan alat alkon dan pencarian manual,” kata Abdullah.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan