3 Lokalisasi Pelacuran di Jakarta

Selasa, 28 April 2015 - Bahaudin Marcopolo

MerahPutih Megapolitan - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama yang akrab disapa Ahok kembali melotarkan ide kontroversial. Kali ini Ahok melemparkan ide legalisasi dan sertifikasi bagi pelacur. Bekas Politikus Partai Gerindra itu berdalih lokalisasi diperlukan untuk mengontrol keberadaan kupu-kupu malam yang menjajakan kenikmatan syahwat.

Bekas Bupati Belitung Timur itu juga berniat mendirikan sebuah apartemen khusus yang dihuni oleh para pekerja seksual (PSK). Ahok terinspirasi dari tewasnya janda bohay Deudeuh Alfisahrin (28) di kamar kosnya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan yang dijadikan sebagai lokalisasi terselubung. Atas dasar itulah Ahok mewacanakan perlu dibangun lokalisasi khusus dan pemberian sertifikat kepada para wanita sundal tersebut.

Namun demikian, hingga kini Ahok belumm memutuskan apartemen mana yang akan dijadikan lokalisasi khusus. Ahok juga belum menjelaskan apa saja syarat yang ditetapkan bagi pelacur untuk mendapatkan sertifikat. Ahok bersama dengan jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengaku masih mendengar masukan dan aspirasi dari publik. Jika sudah menerima aspirasi baru kemudian Pemprov DKI Jakarta bertindak konkret.

Lantas apakah pelacuran barang baru di Jakarta?

Sebelum Ahok menjadi orang nomor satu di Jakarta, sejumlah pelacuran dan lokalisasi sudah berada dan tersebar di Jakarta. Bahkan Gubernur DKI Jakarta Letjen TNI Marinir (Purn) Ali Sadikin meresmikan sebuah tempat pelacuran yang dikenal dengan sebutan Kramat Tunggak. Lokalisasi di kawasan Jakarta Utara diresmikan pada tahun 1970.

Selain lokalisasi Kramat Tunggak setidaknya ada 3 lokalisasi tenar di Jakarta. Beberapa dari lokalisasi tersebut sudah ditutup, namun geliat esek-esek masih kerap terjadi di lokalisasi tersebut. Dimana sajakah lokalisasi pelacuran di Jakarta? Penasaran? Simak ulasannya berikut.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan