21 Tahun Jadi Buaya Peliharaan Iwan, Kojeg Alami Obesitas

Senin, 05 Februari 2018 - Luhung Sapto

MerahPutih.com - Buaya muara bernama Kojeg mengalami obesitas alias kegemukan. Alhasil, buaya seberat 200 kilogram dengan panjang 2,7 meter ini jadi malas bergerak.

"Kojeg tergolong obesitas, selama karantina kita akan memberikan menu makan sesuai SOP di pusat rehabilitasi," kata Khedi, petugas Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Minggu (4/2) seperti dilansir Antara.

Obesitas tidak baik untuk satwa, menurut Khedi, karena dapat mempengaruhi sistem metabolisme yang dapat berdampak fatal bagi kesehatannya.

"Seharusnya satwa ini aktif bergerak, tapi karena obesitas malas bergerak, ini dapat mempengaruhi sistem metabolismenya," katanya.

Selama dikarantina, Kojeg akan mendapatkan menu makan diet untuk menormalkan berat tubuhnya. Dan bisa lincah bergerak. Selain itu, menumbuhkan kembali sifat alamiahnya sebagai predator agar bisa bertahan di alam liar.

"Butuh waktu satu sampai dua bulan untuk karaktina, tergantung dengan stawanya juga. Yang perlu kita kembalikan sifat alaminya," jelas Khedi.

Selama masa karantina Kojeg ditempatkan di kandang khusus terpisah satwa lain sesama habitatnya.

"Karena satwa ini baru menempati tempat baru jadi perlu adaptasi, karantina diperlukan untuk penyesuaian," kata Khedi.

Kojeg dipelihara Muhammad Irwan warga Sempur, Kota Bogor, Jawa Barat selama 21 tahun. Kojeg diperlakukan seperti anak sendiri. Ia diberi makan seminggu dua kali setiap hari Sabtu dan Minggu. Untuk sekali makan ia menghabiskan dua kilogram ikan emas warna hitam.

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah I Jawa Barat mengevakuasi Kojeg.

"Saya sudah dekat sekali dengan buaya ini, dari sebesar tokek, sampai sebesar ini," katanya.

Buaya tersebut ia beli dari anak-anak yang mau memotong buaya tersebut seharga Rp 30 ribu.

"Dari pada dipotong, mending saya pelihara, sampai segede ini," kata Irwan.

Irwan tampak ikhlas hewan peliharaannya dibawa untuk dirawat oleh Taman Safari sebagai Lembaga Konservasi yang dipilihnya untuk merawat.

"Karena Kojeg sudah jinak sekali, sudah berinteraksi dengan semua orang. Kalau dilepasliarkan takut tidak bertahan hidup," kata Iwan. (*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan