Wajarkah Bila Ingin Hidup Biasa Saja? Begini Kata Psikolog

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Minggu, 29 Mei 2022
Wajarkah Bila Ingin Hidup Biasa Saja? Begini Kata Psikolog

Kenali pendapat dari psikolog soal keinginan untuk hidup biasa saja (Foto: pixabay/thuanvo)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KESUKSESAN tak melulu milik orang berusia matang. Kini banyak anak-anak muda sudah memiliki prestasi menakjubkan, bahkan menjadi pengusaha sukses sebelum menginjak usia 30 tahun.

Namun, di tengah banyak orang sudah meraih kesuksesan, apakah rasanya wajar bila ada seseorang ingin hidup biasa-biasa saja?

Baca Juga:

Kiat Sukses Work From Home untuk Para Ibu Pekerja

Menurut Psikolog Rininda Mutia, tidak ada salahnya apabila ada seseorang ingin punya kehidupan biasa saja, karena definisi sukses itu bervariasi.

"Karena nilai dan kebutuhan seseorang berbeda-beda," ujar Rininda seperti dikutip dari laman Antara.

Definisi sukses bervariasi (Foto: pixabay/monacocannes)


Menurut psikolog anggota Ikatan Psikolog Klinis Indonesia tersebut, kesuksesan diartikan berbeda setiap orang, tergantung dari kebutuhan individu.

Contohnya, ada orang memiliki kebutuhan untuk punya prestasi, ingin punya nilai baik di sekolah, hingga memiliki jabatan bagus di kantor.

Selain itu, ada juga orang memerlukan interaksi dengan orang lain, seperti lebih baik punya banyak teman dibanding mendapat nilai bagus. Ada pula orang lahir dengan hasrat untuk punya kuasa dan hasrat menjadi seorang pempimpin.

Karena itu, menurutnya, kesuksesan individu dapat diartikan berbeda-beda. Menurut orang menginginkan kehidupan stabil, maka hidup wajar merupakan hasil kesuksesan. Tapi ada juga orang menganggap hidup stabil atau biasa-biasa saja membosankan, dan ingin kehidupan lebih menantang .

"Jadi, inilah mengapa kita tidak bisa membandingkan satu orang dengan lainnya. Kita tidak bisa bilang dia sukses dan dia tidak sukses," jelas Rininda.

Setiap orang punya kelebihan masing-masing (Foto: pixabay/thekaleidoscope)

Rininda pun tidak menampik ada standard tak tertulis di masyarakat tentang kriteria kesuksesan. Beberapa di antaranya, masuk sekolah unggulan, lulus dengan nilai bagus, masuk universitas favorit, bekerja di perusahaan terkenal, memiliki rumah bagus, hingga memiliki kekayaan materi bernilai besar.

Baca Juga:

Studi: Kehidupan Nyata dan Humor Jadi Kunci Suksesnya Iklan

Namun, bukan berarti seseorang harus mengikuti aturan atau 'standard tak tertulis' itu, apabla nilai-nilai tersebut bertentangan dengan dirinya.

"Itulah pentingnya mengenali diri kita sendiri. Kebutuhan saya apa? Nilai-nilai dalam diri saya apa? Apakah saya sudah menjalani hidup sesuai dengan keinginan nilai-nilai dalam diri saya?," tambah Rininda.

Psikolog dari Universitas Atmajaya itu menyarankan setiap individu untuk fokus pada kelebihan diri sendiri serta menerima kekurangan masing-masing. Seperti contohnya ketika seorang anak pandai dalam bidang bahasa tapi kurang pandai dalam matematika. Maka, kembangkan diri pada bidang dikuasai atau bakat dimiliki, agar hasilnya bisa maksimal.

Apabila bisa mengenali kelebihan serta kekurangan tersebut, maka kamu bisa perlahan memperbaiki kekurangan, namun lebih fokus untuk meningkatkan apa kelebihannya, sehingga bisa lebih mudah meraih kesuksesan di jalur tersebut. (Ryn)

Baca Juga:

Elon Musk Bagikan Tips Sukses Untuk Anak Muda

#Psikolog #Relasi #Kunci Sukses
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Psikolog Bocorkan Cara Musik Melatih Otak Anak Jadi Super Cerdas Sejak Dini
Tetapkan batasan dengan konsisten, jelaskan kenapa ada batasan, dan terapkan kontrol penggunaan media bila perlu
Angga Yudha Pratama - Rabu, 23 Juli 2025
Psikolog Bocorkan Cara Musik Melatih Otak Anak Jadi Super Cerdas Sejak Dini
Fun
Cegah Modus Love Scamming, Kenali Ciri-cirinya
Love scamming merupakan jenis kejahatan digital yang ramai terjadi sejak 2017.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 20 Juni 2025
Cegah Modus Love Scamming, Kenali Ciri-cirinya
Indonesia
Jangan Dipendam! Layanan Konsultasi Kesehatan Mental Gratis dan Rahasia Tersedia Nonstop di Jakarta, Bisa Kontak ke Nomor Ini
Tidak hanya itu, layanan ini juga terintegrasi dengan Kartu Tanda Peserta ASABRI
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 14 Juni 2025
Jangan Dipendam! Layanan Konsultasi Kesehatan Mental Gratis dan Rahasia Tersedia Nonstop di Jakarta, Bisa Kontak ke Nomor Ini
ShowBiz
Maika Monroe Jadi Pengasuh Psikopat dalam "Victorian Psycho"
Ia akan beradu akting dengan Thomasin McKenzie
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 17 Mei 2025
Maika Monroe Jadi Pengasuh Psikopat dalam
Lifestyle
Psikolog UI Tekankan Pentingnya Berpikir Kritis di Era Kecerdasan Buatan, Jangan Biarkan Anak Terjebak Sesuatu yang Instan
Keterlibatan orang tua dalam penggunaan AI oleh anak tidak hanya sebatas pengawasan
Angga Yudha Pratama - Senin, 05 Mei 2025
Psikolog UI Tekankan Pentingnya Berpikir Kritis di Era Kecerdasan Buatan, Jangan Biarkan Anak Terjebak Sesuatu yang Instan
Fun
Kamu Clingy ke Pasangan? Bisa Jadi Itu Tanda Insecure dan Takut Ditinggalkan
Istilah clingy sering ditujukan kepada seseorang yang punya kemelekatan berlebih pada pasangan.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 17 Februari 2025
Kamu Clingy ke Pasangan? Bisa Jadi Itu Tanda Insecure dan Takut Ditinggalkan
Fun
Jangan Coba-Coba FWB, Risiko Negatif Membayangi
FWB banyak dilakukan di kalangan anak muda yang tidak mau pusing dengan drama cinta konvensional.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 28 Desember 2024
Jangan Coba-Coba FWB, Risiko Negatif Membayangi
Fun
Si Doi Sungguh Cinta atau Sekadar Breadcrumbing? Ketahui Makna dan Tanda-tandanya
Breadcrumbing merupakan istilah populer baru dalam percintaaan.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 27 Desember 2024
Si Doi Sungguh Cinta atau Sekadar Breadcrumbing? Ketahui Makna dan Tanda-tandanya
Fun
Tips Pertemanan Langgeng, Perlu Adanya 'Ekuitas Persahabatan'
Dalam pertemanan isu kesetaraan tidak terlalu banyak menjadi perhatian.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 26 Desember 2024
Tips Pertemanan Langgeng, Perlu Adanya 'Ekuitas Persahabatan'
Bagikan