UNRWA Ajukan Dana Rp 7,6 Triliun untuk Gaza dan Tepi Barat
Bangunan tempat tinggal yang hancur akibat serangan Israel di kota Khan Younis di Jalur Gaza selatan pada 7 November 2023. (ANTARA/Xinhua/Yasser Qudih)
MerahPutih.com - Bantuan terus disalurkan kepada penduduk di Jalur Gaza dan Tepi Barat, Palestina dampak agresi Israel.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) memohon dana yang lebih besar dengan Flash Appeal (Permohonan Kilat) sebesar 481 juta dolar AS (setara Rp 7,6 triliun) untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
"Satu bulan berada dalam kepungan ketat dan perang brutal, kebutuhan kemanusiaan di Jalur Gaza sangat besar. Mereka bertambah setiap jam. Minggu lalu di Gaza, anak-anak bertanya kepada saya apakah memiliki secuil roti atau seteguk air, itu adalah momen paling menyedihkan," ujar Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini.
Baca Juga:
Biden Sebut Tidak Mungkin Ada Gencatan Senjata di Jalur Gaza
Lazzarini menyampaikan hal tersebut di Konferensi Kemanusiaan Paris pada Kamis, di mana dia mengulangi desakannya untuk gencatan senjata kemanusiaan dan meningkatkan aliran bantuan kemanusiaan.
"Kemampuan kami telah mencapai batas, karena staf kami sendiri terpaksa mengungsi, menanggung kerugian besar dan menangisi 99 rekan mereka yang tewas," tambah dia, menyebut staf UNRWA yang terbunuh akibat pemboman Israel di Gaza dalam sebulan terakhir, seperti dikutip Antara.
Akibat bombardemen tanpa henti oleh pasukan Israel, hampir separuh rumah-rumah di wilayah Gaza dilaporkan telah dihancurkan atau rusak. "Seluruh penduduk menjalani hukuman kolektif," kata UNRWA.
Bahkan dengan bertambahnya jumlah truk bantuan dalam beberapa hari terakhir, hanya sejumlah kecil makanan, air, dan barang kelangsungan hidup dasar yang diizinkan masuk.
Baca Juga:
700 Ribu Warga Gaza Mengungsi ke Sekolah PBB
Sebanyak 70 persen penduduk dipaksa meninggalkan rumah-rumah mereka, diantaranya lebih dari 720 ribu berlindung di 150 penampungan UNRWA di seluruh Jalur Gaza.
Kondisi di tempat penampungan dalam kondisi mengerikan; ratusan orang berbagi satu toilet dan kamar mandi. Tidak ada bahan bakar - yang penting bagi operasi UNRWA, fasilitas medis, toko roti, dan stasiun air - dapat diperoleh di Gaza sejak 7 Oktober. (*)
Baca Juga:
92 Staf PBB Tewas di Gaza
Bagikan
Berita Terkait
Israel Terus Tolak Pengiriman Bantuan Kemanusian ke Gaza Saat Gencatan Senjata
Pertemuan Bersejarah Paus Leo XIV-Presiden Abbas, Makna di Balik 10 Tahun Perjanjian Vatikan-Palestina
Pertemuan Bersejarah Paus Leo XIV dan Presiden Palestina, Vatikan Tegaskan Dukung Solusi 2 Negara
Menlu Tegaskan Indonesia Siap Berpartisipasi di Pasukan Keamanan Internasional Buat Gaza, Tapi Ada Syaratnya
Kondisi Gaza Kian Parah, Kerusakan Bangunan Capai 81 Persen
OKI Kutuk Serangan Israel Tewaskan 100 Orang di Gaza, Langgar Gencatan Senjata
Dalam Semalam, Serangan Udara Israel Bunuh 60 Orang, Termasuk Anak-Anak di Gaza
Israel kembali Gempur Gaza, Tuduh Hamas Langgar Gencatan Senjata
Kementerian Pertahanan Siapkan Langkah Awal Rencana Kirimkan Pasukan ke Gaza
93 Warga Gaza Tewas Sejak Berlakunya Gencatan Senjata, Ratusan Luka-Luka