Terancam Punah, Sultan HB X Ajak Masyarakat Gunakan Aksara dan Bahasa Jawa


Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan keprihatinannya terhadap penggunaan aksara Jawa. (Foto: Humas Kepatihan)
RAJA Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X, mengajak masyarakat untuk menggunakan aksara dan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Pasalnya aksara jawa terancam punah digerus modernitas jaman.
Ajakan ini ia cetuskan saat membuka Kongres Aksara Jawa di Yogyakarta, Senin (22/03). Kongres yang baru pertama kali diadakan ini berlangsung selama 5 hari mulai 22 Maret sampai dengan 26 Maret 2021.
Baca Juga:

"Agar bisa bertahan, bahasa harus digunakan oleh minimal 10 ribu orang untuk memastikan transmisi antargenerasi. Jika bahasa daerah hanya digunakan oleh penutur berusia 25 tahun ke atas dan usia yang lebih muda tidak menggunakannya, jangan disesali jika 75 tahun ke depan atau tiga generasi, bahasa itu akan terancam punah," ujar Sri Sultan.
Data UNESCO Atlas of Worlds Languages menyebutkan ada 2.500 bahasa di dunia, termasuk bahasa-bahasa daerah di Indonesia, terancam punah. Dari jumlah itu, lebih 570 bahasa statusnya sangat terancam punah dan lebih 230 bahasa telah punah sejak 1950.
Ia melanjutkan Pemerintah dan Keraton Yogyakarta selama ini terus pertahankan dan menggunakan bahasa dan aksara Jawa dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti mewajibkan penulisan aksara Jawa untuk nama setiap kantor, mewajibkan penggunaan busana dan bahasa Jawa kepada PNS setiap Kemis- Paing sera mendigitalisasi aksara Jawa.
Baca Juga:

Sejumlah agenda yang akan dibahas di Kongres Aksara Jawa diantaranya standardisasi transliterasi aksara Jawa pada ranah pelatinan huruf Latin, tata tulis aksara Jawa, penyiapan platform digital aksara Jawa dan upaya penggunaan aksara Jawa kepada masyarakat luas.
Dalam kongres ini Sri Sultan HB X turut meminta kepada orang tua untuk mengajarkan aksara dan bahasa Jawa kepada anak-anaknya sedari kecil.
"Diharapkan agar bahasa dan Aksara Jawa tetap hidup, karena dihidupi oleh penuturnya yang bangkit kembali dari tidur panjangnya, Juga menaikkan minat baca-tulis Aksara Jawa," tegas Sri Sultan HB X.
Kongres Aksara Jawa I Yogyakarta diikuti sekitar 1000 peserta yang terdiri dari wakil akademisi, praktisi, budayawan, birokrat, dan masyarakat umum. Namun hanya sekitar 110 peserta yang mengikuti acara secara tatap muka (luring). Sisanya menyaksikan secara daring. (Teresa Ika/Yogyakarta)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Kearifan Lokal Jaga Warga Bikin Yogyakarta Cepat Pulih Dari Demo Berujung Rusuh

KAI Daop 6 Yogyakarta Layani 219.400 Penumpang Selama Long Weekend Maulid Nabi

Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa

Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY

Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen

85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi

Viral, Driver Ojol Dikeroyok karena Telat Antar Kopi, Ratusan Rekan Geruduk Rumah Customer

Film Dokumenter 'Jagad’e Raminten': Merayakan Warisan Inklusivitas dan Cinta dari Sosok Ikonik Yogyakarta

Libur Panjang, KAI Commuter Yogyakarta Tambah 4 Perjalanan Jadi 31 Trip Per Hari

Heboh Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, Nama Tersangka Penyerebot Sudah di Kantong Polisi
