Tarik Ulur Wagub DKI Jakarta dan Siasat 'Matikan Mesin' PKS
Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Abdurrahman Suhaimi. Foto:http://jakarta.pks.id
MerahPutih.Com - Alotnya negosiasi politik antara Gerindra dan PKS terkait wakil gubernur DKI Jakarta berpeluang 'mematikan mesin' PKS dalam memenangkan pasangan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019. Menurut pengurus PKS DKI Jakarta, mencari pengganti Sandiaga juga berpotensi menimbulkan polemik.
Hal tersebut, kata Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi, karena kader muda PKS di DKI Jakarta kecewa akibat dirasakan mereka janji Gerindra soal Wagub DKI tidak terpenuhi.
"Kekecewaan itu sudah terasa di bawah, terutama kader-kader muda yang kecewa terkait janji soal wagub DKI tidak dipenuhi. Jika sudah kecewa, otomatis 'mesin partai pasti mati' karena PKS partai kader," kata Suhaimi ketika dihubungi di Jakarta, Selasa (30/10).
Suhaimi menjelaskan, sejak awal kader PKS di tingkat paling bawah memahami bahwa pemilihan cawagub sebagai komitmen antara Presiden PKS Sohibul Iman dan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menyebut bahwa posisi wagub DKI Jakarta diserahkan kepada PKS.
Di internal PKS, komitmen apa pun yang dibuat pimpinan partai akan langsung diikuti kader di tingkatan bawah.
Hal ini berbeda dengan yang terjadi di internal Partai Gerindra. Komitmen antara Prabowo dan Sohibul tidak bisa serta merta diikuti kepengurusan partai di tingkat DKI Jakarta.
Bahkan faktanya sampai hari ini Gerindra DKI di bawah pimpinan M Taufik masih bersikukuh untuk menyodorkan kadernya menjadi wakil Anies empat tahun ke depan.
"Keputusan tingkat pusat ada komitmen soal wagub akan diserahkan pada PKS. Namun sampai hari ini kader-kader melihat urusan wagub ini seperti tidak ada komitmen. Akhirnya ada komentar di bawah 'jika seperti ini Pilpres silahkan Gerindra urus sendiri' ini kekecewaan kader," kata Suhaimi sebagaimana dilansir Antara.
Suhaimi menambahkan jika masalah wagub DKI ini terus terulur, maka nuansa koalisi Gerindra-PKS dari Jakarta hingga pusat dipastikan akan rusak.
Faktor itu, kata Suhaini, membuat kader PKS semakin risih, pasalnya mereka berpikir peranan PKS terhadap kemenangan Anies-Sandi mengalahkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 sudah total.
"Perdebatan sepertinya akan terus terjadi panjang. Sekarang tinggal tergantung Gerindra, sementara PKS sudah selesai, karena tinggal selesaikan apa yang sudah dijanjikan. Kami sudah punya dua nama, Agung Yulianto dan Ahmas Syaikhu," ucap Suhaimi Jabatan Wagub DKI sudah kosong sejak Sandiaga Uno mengundurkan diri karena memilih maju sebagai calon wakil presiden dalam Pemilihan Presiden 2019. Terkait mekanisme penentuan pengganti Sandiaga, partai pengusung harus mengajukan dua nama pengganti kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Setelah itu, Anies Baswedan tinggal mengantarkan dua nama tersebut kepada DPRD DKI Jakarta. Kemudian DPRD DKI Jakarta akan memilih satu orang dari dua kandidat itu yang akan dipilih menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta pengganti Sandiaga Uno.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Wakil Ketua TKN KIK Prihatin Masih Ada Yang Hubungkan Musibah dengan Jokowi
Bagikan
Berita Terkait
Marsinah Dijadikan Pahlawan Nasional, Bukti Negara Mulai Menghargai Kelompok Buruh
Di Hadapan Kader Gerindra, Prabowo Tekankan Pemimpin Sejati Harus Paham Arah Bangsa, Bukan Sekadar Punya Rasa Suka atau Tidak Suka
[HOAKS atau FAKTA]: Puan Maharani Gandeng Anies Baswedan di Pilpres 2029, Pede Bisa Raih 68 Persen Suara
Tokoh Intelijen Indonesia Soeripto Meninggal di Usia 89 Tahun, Begini Karirnya
Budi Arie Mau Gabung Gerindra? Ahmad Muzani Bocorkan Syarat 'Gak Ribet' Jadi Anak Buah Prabowo
Presiden Perintahkan Kader PKS Jadi Negarawan, Jaga Integritas
[HOAKS atau FAKTA]: Anies Sebut Sehebat Apapun Prabowo, Tetap Rusak Bila Sekelilingnya Orang-Orang Munafik yang Gila Jabatan
Anies Baswedan Doakan Prabowo di Usia ke-74: Semoga Diberi Petunjuk dan Ketetapan Hati dalam Memimpin Bangsa
PKS Solo Kukuhkan Pengurus, Serukan Koalisi Beretika dan Bermartabat
TNI Diminta Sapu Bersih Ormas Preman yang Meresahkan dan Mengaku Terafiliasi Parpol