Status Gunung Semeru Kembali ke Level Siaga, Warga Diminta Waspada


Seorang anak berangkat sekolah dengan latar belakang Gunung Semeru di Sumbermujur, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (14/12/2021). ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
MerahPutih.com - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menaikkan status Gunung Semeru dari level 2 (waspada) menjadi level 3 (siaga) sejak Kamis (16/12) pukul 23.00 WIB.
Aktivitas awan panas guguran masih berpotensi terjadi karena adanya endapan aliran lava (lidah lava) dengan panjang aliran ± 2 km dari pusat erupsi.
Baca Juga
Aliran lava tersebut masih belum stabil dan berpotensi longsor terutama di bagian ujung alirannya, sehingga bisa mengakibatkan awan panas guguran.
Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Api Semeru.
Hal itupun didukung data dari BMKG, diperkirakan musim hujan masih akan berlangsung selama 3 bulan ke depan. Secondary explosion juga berpotensi terjadi di sepanjang aliran sungai apabila luncuran awan panas yang terjadi masuk/kontak dengan air sungai.
Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono mengatakan, radius larangan melakukan aktivitas apapun diberlakukan di sektor tenggara. Khususnya di sepanjang Besuk Kobokan serta sempadan sungainya sejauh 13 kilometer dari puncak.
"Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak,” kata Eko kepada wartawan.
Baca Juga
Badan Geologi juga meminta agar mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai dan lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.
Kawasan yang dimasud adalah Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Selain juga, Eko menyebutkan, potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Badan Geologi mencatat sepanjang Kamis (16/12) terjadi tiga kali luncuran awan panas dari kawah Gunung Semeru.
Masing-masing pukul 09.01 WIB sejauh 4,5 kilometer dari puncak, terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 25 milimeter dengan durasi 912 detik.
Luncuran awan panas kembali terjadi pukul 09.31 WIB yang terekam di seismograf dengan amplitudo 17 milimeter dengan durasi 395 detik. Luncuran ini tidak teramati secara visual karena gunung api tertutup kabut.
Selanjutnya, sore pukul 15.42 WIB sejauh 4,5 kilometer, dengan amplitudo maksimum 20 milimeter dengan durasi 400 detik.
Kegempaan didominasi oleh gempa letusan, embusan, dan guguran. Jumlah gempa guguran meningkat dalam tiga hari terakhir sebanyak 15-73 kejadian per hari dari rata-rata 8 kejadian per hari sejak 1 Desember 2021. (Knu)
Baca Juga
[HOAKS atau FAKTA]: Anak Buah Anies Piknik di Sekitar Semeru
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Erups, Beberapa Desa Terancam Banjir Lahar Hujan

Gempa Nabire Papua M 6,6 Sebabkan Jaringan Telekomunikasi Terputus dan Objek Vital Rusak

BNPB Kirim Tim Reaksi Cepat ke Nabire, Tangani Dampak dan Kerusakan Akibat Gempa

Gempa Magnitudo 6,6 Guncang Nabire, Seluruh Jaringan Komunikasi Terputus

Hujan Deras di Puncak Gunung Semeru Picu Banjir Lahar Selama 2,5 Jam, Waspada Potensi Awan Panas Hingga Radius 13 Kilometer

Gempa ‘Darat’ Magintudo 6,6 di Nabire Papua Tengah Dipicu Pergerakan di Sesar Anjak Weyland, Getarannya Bikin Orang Bangun Terkaget

4 Langkah Pemkab Tangerang Hadapi Bencana Alam Akibat Cuaca Ekstrem

Status Tanggap Darurat Bali Dicabut, BPBD Ingatkan Warga Tetap Waspada Bencana

Kemensos Gelontorkan Santunan Rp 15 Juta untuk Korban Meninggal akibat Banjir Bandang Bali

Bali Dilanda Cuaca Ekstrem dan Banjir, Pemda Minta BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca
