Sosok Pemudi Jagoan Negeri Aing Lulusan S3 Termuda Teknik Industri
Patahkan stigma studi sistem & industri tidak cocok bagi perempuan. (Unsplash-Thisis Engineering RAEng)
DIVA Kurnianingtyas (24) bukan gadis biasa. Ia sosok pemudi tangguh membuat bangga ibunya, Iffah Nur Rahmiyati. Tidak tanggung-tanggung, predikat S3 atau gelar doktor berhasil disabetnya saat usia baru menginjak kepala dua. Bidang studinya, Departemen Teknik Sistem dan Industri.
Ketika teman-teman sebayanya lulus kuliah, mencari pekerjaan, Diva justru menjadi seorang lulusan termuda S3 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Gelar S3 miliknya berhubungan dengan sistem, perangkat lunak, dan data di dalamnya.
Baca Juga:
Raju, Pemuda NTT Berprestasi di PON Papua Bermodalkan Uang Pribadi
Predikat lulusan S3 diterima Diva pada prosesi wisuda ke-124 di ITS, (10/10). Di balik predikatnya, Diva bukan meraihnya dengan mudah. Perempuan berusia 24 tahun tersebut harus jatuh bangun menjalani pendidikannya sedari S1.
Terlebih studi sistem & industri menjadi favorit mahasiswa pria ketimbang perempuan. Oleh karena itu, Diva tertantang mempelajari rumitnya dunia industri nan selalu lekat dengan dunia laki-laki.
Perjumpaannya dengan dunia pendidikan tinggi berawal di Universitas Brawijaya. Saat itu, Diva mengambil prodi Teknik Informatika dengan lama studi cukup cepat dari mahasiswa umumnya. Ia menempuh tiga setengah tahun untuk lulus.
Secara umum teknik informatika menggeluti software engineer & developer (pengembang perangkat lunak), analis, konsultan, ahli jaringan, keamanan sistem, dan bertanggung jawab mengoordinasi pembangunan, pemeliharaan, serta perluasan sistem komputer.
Baca Juga:
Pemuda Negeri Aing Serukan Gerakan Anti Sampah Plastik demi Kebaikan Lingkungan
Diva tidak berhenti namun justru menancap gas menuju gelar lainnya. Sempat bekerja sebagai Data Engineering selama tiga bulan, Diva lantas menlanjutkan studinya.
Petualangan Diva berlanjut ke program Pendidikan Magister Doktor Sarjana Unggul (PMDSU) di ITS jurusan Teknik Sistem dan Industri. Kali ini, Diva menggunakan strategi belajarnya. Ia mengambil jalur beasiswa sebagai pilihannya, sehingga pelajaran sistem dan industri itu diterimanya dalam kurun satu tahun.
Teknik sistem, mengutip laman akupintar, secara mendalam adalah pendekatan multidisiplin ilmu untuk tujuan menciptakan atau mengelola sistem besar serta rumit nan mampu memenuhi berbagai kebutuhan teknis maupun bisnis.
Sementara itu, teknik industri secara rinci merupakan ilmu mempelajari pengoptimalisasi kegiatan manusia melalui produksi, pengelolaan, dan ekonomi.
“Yang terpenting adalah belajar sabar. Studi S3 tidak seperti studi S1 dan S2 yang terus belajar ilmu pengetahuan, melainkan belajar ilmu kehidupan yang tidak pernah diperoleh sebelumnya,” ungkap Diva, dilansir tempo.co.
Setelah mendapatkan gelar S2, gadis muda berhijab tersebut langsung tancap gas menambah wawasan dirinya melalui S3 selama tiga tahun. Diva harus beradu kecepatan supaya studinya tepat waktu.
Di dalam kuliahnya, ia harus cerdas mengatur sisi emosi menerima keadaan di luar ekspektasi banyak orang sebagai mahasiswa termuda. Meskipun begitu, Diva tidak kekurangan ide, mengombinasikan perangkat lunak dan asuransi kesehatan Nasional.
Disertasi Diva bertopik perancangan, pengembangan, dan perencanaan sistem asuransi di Indonesia. Tujuannya untuk memperoleh strategi alternatif mekanisme rujukan kesehatan agar anggaran keuangan tetap stabil, premi terjangkau, dan kualitas program meningkat. Terutama pengguna sebagai pihak pembayar premi asuransi.
“Hal ini karena dapat mengurangi terjadinya anggaran keuangan mengalami defisit.” tambahnya.
.
Disertasi itu melengkapi beberapa penelitian gadis kelahiran 17 Desember 1996 ini. Beberapa penelitian gadis semata wayang dalam keluarganya ini, sudah ditayangkan lewat konferensi internasional sampai publikasi jurnal akademik, scopus.
Diva Kurnianingtyas berasal dari keluarga sederhana. Ia menjadikan motivasi dirinya meraih gelar setinggi langit demi membahagiakan ibunya. Diva membuktikan seorang mahasiswi mampu berbicara banyak melalui Teknik sistem, Industri, dan Informatika.
“Sejujurnya, saya tidak pernah berekspektasi kuliah lanjut pada usia muda. Tetapi karena keinginan serta doa beliau (ibu), saya bisa mencapai titik ini,” katanya.
Pilihan Diva secara tidak langsung mematahkan stigma banyak pihak bahwa studi Teknik Sistem & Industri tidak cocok bagi perempuan. (Bed)
Baca Juga:
Bagikan
Yudi Anugrah Nugroho
Berita Terkait
KPAI Tuntut Usut Tuntas Kematian Siswa Pahoa, Jangan Sampai Korban Dicap Stigma Negatif
Bandung Ingin Dicitrakan Sebagai Kota Pendidikan
Data Terbaru BPS Ungkap Mayoritas Tingkat Pendidikan Pekerja di Indonesia hanya Lulusan SD
Dukung Pendidikan lewat Program CSR, Roemah Koffie Serahkan 20 Komputer ke Sekolah Daerah Penghasil Biji Kopi
Polri Gelar SPMB SMA Kemala Taruna Bhayangkara, Mendiktisaintek: Ciptakan Generasi Cerdas hingga Berdaya Saing Global
Dana Transfer Daerah Dipangkas, Pemprov DKI Hanya Bisa Uji Coba 100 Sekolah Swasta Gratis Tahun Depan
Pemprov DKI Klaim Jakarta telah Punya 75 Sekolah Lansia
Hari Santri Momentum Menyalakan Jihad Ilmu dan Pengabdian Sosial
Gubernur DKI Jakarta Pramono Bikin KJP Try Out, Bantu Pelajar Percaya Diri Masuk Perguruan Tinggi
Presiden Tegaskan Pendidikan Anak sebagai Investasi Utama, Siapkan SMA Garuda dan Sekolah Terintegrasi