Kesehatan

Deteksi Tanda-tanda COVID-19 dengan Jam Tangan Pintar

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Selasa, 19 Januari 2021
Deteksi Tanda-tanda COVID-19 dengan Jam Tangan Pintar

Menurut penelitian, Smartwatch bisa mendeteksi tanda-tanda COVID-19 (Foto: pixabay/fancycrave)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MENURUT penelitian terbaru, smartwatch atau jam tangan pintar dan perlengkapan kebugaran mungkin dapat memainkan peran berharga dalam deteksi dini COVID-19.

Peneliti dari Mount Sinai telah menemukan, bahwa Apple Watch dapat mendeteksi perubahan kecil pada detak jantung pengguna, yang mungkin mengindikasikan mereka mengidap virus corona.

Baca Juga:

Garmin Hadirkan Jam Tangan Pintar Untuk Atlet Esports

Seperti yang dilaporkan CBS News, indikasi tersebut bisa diketahui seminggu penuh sebelum mereka merasa sakit.

Sebuah perusahaan bahkan mengembangkan perangkat yang dapat dikenakan khusus untuk mendeteksi COVID-19, yang semuanya dapat membantu menghentikan penyebaran penyakit dengan menahan orang tanpa gejala di rumah.

Dengan bisa mengetahui tanda-tanda COVID-19 lebih dini, maka akan bisa menekan penyebaran Virus COVID-19 (Foto: pixabay/fancycrave)

Dalam sebuah studi berjudul "Warrior Watch", para peneliti Mount Sinai mengikuti sekelompok 297 petugas kesehatan antara 29 April dan 29 September. Para peserta mengenakan Apple Watches yang dilengkapi dengan aplikasi khusus yang mengukur perubahan dalam variabilitas detak jantung (HRV) mereka.

"Jam tangan menunjukkan perubahan signifikan dalam metrik HRV, hingga tujuh hari sebelum individu memiliki hasil swab positif yang mengonfirmasi infeksi COVID-19," kata penulis studi Robert P. Hirten, MD, seperti yang dikutip dari laman engadget.

Baca Juga:

Timex Hadirkan Kembali Jam Tangan dengan Desain Tahun 70-an

Sebuah studi serupa yang dilakukan oleh Universitas Stanford menemukan, bahwa peserta yang memakai berbagai pelacak dari Garmin, Fitbit, Apple dan lainnya, menemukan 81 persen pasien yang dites positif terkena virus corona mengalami perubahan pada detak jantung istirahat mereka, hingga sembilan setengah hari sebelum gejala.

Salah satu hal yang menantang tentang COVID-19 adalah, banyak orang yang tidak menunjukkan gejala, artinya mereka tidak memiliki gejala tetapi masih dapat menular.

Hal tersebut membuat sulit untuk menahan infeksi dengan menggunakan metode tradisional, untuk mengidentifikasi seseorang yang sakit dan mengkarantina mereka.

Penelitian tersebut bertujuan untuk mengembangkan cara mengeindentifikasi orang yang mungkin terinfeksi, agar bisa dengan cepat melakukan antisipasi penyebaran (Foto: pixabay/thiagolazarino)

Hirten mengatakan, tujuan dari studi tersebut untuk mengembangkan cara mengidentifikasi orang yang mungkin sakit, bahkan sebelum mereka tahu bahwa mereka terinfeksi benar-benar akan menjadi terobosan dalam pengelolaan COVID-19.

"Teknologi ini memungkinkan kami tidak hanya untuk melacak dan memprediksi hasil kesehatan, tetapi juga untuk melakukan intervensi secara tepat waktu dan jarak jauh, yang penting selama pandemi yang mengharuskan orang untuk tetap terpisah," jelas Hirten.

Para peneliti rupanya bukan satu-satunya yang memperhatikan gejala awal COVID-19 yang dapat dilihat oleh jam tangan pintar.

Sebuah perusahaan bernama NeuTigers, lahir dari penelitian dari Universitas Princeton, telah mengembangkan produk kecerdasan buatan yang disebut CovidDeep, yang dapat membantu mengidentifikasi orang yang terinfeksi virus.

Perusahaan menggunakan perangkat pemantauan tingkat klinis yang dapat dikenakan pasien, Empatica E4, untuk mengambil berbagai pembacaan kulit, detak jantung dan tekanan darah.

Dengan memasukkan informasi itu ke CovidDeep, mereka menemukan bahwa mereka dapat mendeteksi virus pada tingkat 90 persen, lebih akurat daripada pemeriksaan suhu biasa.

Mereka akhirnya berencana untuk membuat aplikasi mereka sendiri yang dapat bekerja dengan Fitbit, Withings, Apple, Samsung, dan jam tangan pintar lainnya. (Ryn)

Baca Juga:

Soldat, Jam Tangan Mewah Bernuansa Vintage Karya Anak Bangsa

#Kesehatan #COVID-19 #Virus Corona #SmartWatch
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Indonesia
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Pemerintah akan memutihkan tunggakan 23 juta peserta BPJS Kesehatan mulai akhir 2025.
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Indonesia
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Program penghapusan tunggakan iuran BPJS Kesehatan ini akan dimulai pada akhir 2025
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Lifestyle
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Selain mengonsumsi nutrisi seimbang, dokter juga mengingatkan pentingnya memastikan tubuh selalu terhidrasi secara cukup selama cuaca ekstrem
Angga Yudha Pratama - Selasa, 04 November 2025
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Indonesia
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Komunitas-komunitas yang diajak kerja sama juga nantinya dapat melakukan layanan CKG di tempat-tempat strategis, contohnya mall.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Indonesia
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Salah satu fokus dalam penanganan Tb adalah memperluas skrining atau deteksi dini. Masyarakat diimbau untuk tidak takut melakukan pemeriksaan, karena TBC dapat disembuhkan dengan pengobatan yang konsisten.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 17 Oktober 2025
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Indonesia
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Gejala umum ISPA yang harus diwaspadai meliputi batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan demam
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Bagikan