Selain Menangkal Hoaks, Ini Manfaat Lain Literasi Media
Menangkal hoax dengan literasi media (Sumber: Pexels/Tracy le Blanc)
INFORMASI hoaks kerap menjamur di tengah warganet Indonesia. Faktor utama yang mendorong fenomena ini adalah rendahnya literasi media di masyarakat. Literasi media adalah kemampuan untuk mengidentifikasi berbagai jenis media dan memahami pesan yang mereka kirimkan.
Anak-anak menyerap banyak sekali informasi dari berbagai sumber. Begitu masifnya informasi yang mereka dapat membuat kemampuan mereka dalam menyerap informasi jauh melampaui generasi sebelumnya. Generasi sebelum mereka mendapat informasi dari media tradisional seperti TV, radio, surat kabar, dan majalah.
Baca juga:
Informasi yang mereka dapatkan juga sangat beragam. Ada pesan teks, meme, video viral, media sosial, video gim, iklan, dan lainnya. Tapi semua itu adalah karya yang diciptakan seseorang. Dan itu diciptakan karena suatu alasan. Memahami alasan tersebut merupakan dasar dari literasi media.
Era digital telah memudahkan siapa saja untuk membuat media. Kita tidak selalu tahu siapa yang menciptakan sesuatu, mengapa mereka membuatnya, dan apakah itu kredibel. Hal ini membuat literasi media sulit untuk dipelajari dan diajarkan. Meskipun demikian, literasi media adalah keterampilan penting di era digital. Jika tidak, kita akan mudah terjebak dalam informasi hoaks yang menyesatkan.
Dengan pendalaman literasi yang mantap, ada sejumlah manfaat yang akan didapatkan.
1. Belajar berpikir kritis
Salah satu bagian dari literasi media adalah evaluasi informasi. Ketika mengevaluasi, kita dapat memutuskan apakah pesannya masuk akal, mengapa informasi tertentu dimasukkan, apa yang tidak disertakan, dan apa ide kuncinya. Kita belajar menggunakan contoh untuk mendukung pendapat. Kemudian kita dapat mengambil kesimpulan sendiri tentang informasi tersebut berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki.
2. Menjadi warganet yang cerdas mengelola informasi
Literasi media membantu kita belajar bagaimana menentukan apakah sesuatu itu kredibel. Ini juga membantu warganet menentukan "niat persuasif" dari iklan dan menolak teknik yang digunakan pemasar untuk menjual produk.
3. Mengenali sudut pandang
Setiap pencipta informasi di media memiliki perspektif. Mengidentifikasi sudut pandang penulis membantu kita menghargai perspektif yang berbeda. Ini juga membantu menempatkan informasi dalam konteks apa yang sudah diketahui.
Baca juga:
4. Buat media secara bertanggung jawab
Dengan mudahnya membuat sebuah konten dalam media, kita memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan gagasan secara bertanggungjawab. Pahami bahwa pesan yang kita ciptakan memiliki dampak adalah kunci komunikasi yang efektif.
5. Identifikasi peran media dalam budaya kita
Dari gosip selebriti hingga meme, media memberi tahu kita sesuatu. Mereka hadir untuk membentuk pemahaman kita tentang dunia. Bahkan memaksa kita untuk bertindak atau berpikir dengan cara tertentu. (Avia)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Bocoran OPPO Reno 15 Pro: Dibekali Baterai 6.300mAh dan Kamera 200MP
OPPO Reno 15 Muncul di Geekbench, Spesifikasinya Kini Mulai Terungkap!
Siap Rilis di Indonesia, OPPO Find X9 Series Jadi HP Flagship Pertama yang Bawa Dimensity 9500 dan Baterai Terbesar di Kelasnya!
Redmi Siap Rilis HP dengan Baterai 9.000mAh, Pakai Chipset Dimensity 8500
Era Baru Fotografi Mobile: OPPO Find X9 Series Andalkan AI Relight dan Kamera Hasselblad
OPPO Find N6 Bakal Jadi HP Lipat Pertama yang Pakai Snapdragon 8 Elite 6
OPPO Find X9 Series Segera Rilis di Indonesia, Sudah Bisa Dipesan dari Sekarang!
Bocoran Huawei Mate 70 Air: Bawa RAM Jumbo dan Daya Tahan Baterai Lebih Lama
Samsung Galaxy S25 Plus Terbakar usai Overheating, Pemilik Alami Luka Bakar Ringan
[HOAKS atau FAKTA]: Pertamina Kasih Duit Rp 7 Juta Buat Netizen yang Unggah Citra Baik di Media Sosial