Profil Partai Politik

Sejarah dan Target PDIP di 2024

Mula AkmalMula Akmal - Senin, 09 Januari 2023
Sejarah dan Target PDIP di 2024

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Foto: Antara/Andika Wahyu

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan merayakan hari ulang tahun (HUT) ke-50 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada Selasa, 10 Januari 2023. Tema yang diusung adalah: "Genggam Tangan Persatuan dengan Jiwa Gotong Royong dan Semangat Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam"; dengan Sub Tema: “Persatuan Indonesia untuk Indonesia Raya".

Perayaan HUT ke-50 ini akan dilakukan sebagai bagian konsolidasi partai dalam rangka pemenangan pemilu sehingga sifatnya lebih ke internal guna memperkuat jati diri PDIP sebagai partai ideologi Pancasila dengan ciri kerakyatan, kebangsaan, dan keadilan sosial.

Baca Juga:

PDIP Dorong Heru Budi Lanjutkan Program Jokowi dan Ahok

Sejarah PDIP

Partai berlambang banteng moncong putih ini merupakan salah satu partai politik tertua yang ada di Indonesia. Embrio dari PDIP adalah Partai Nasional Indonesia (PNI), yang didirikan oleh Proklamator RI Sukarno pada 1927. Memasuki era Orde Baru Presiden Suharto melakukan fusi partai. Dengan adanya fusi ini partai-partai politik dibagi menjadi dua aliran: spiritual dan nasionalis. Sementara ada satu kekuatan politik lain yakni Golkar.

Implikasinya pada 10 Januari 1973, PNI, Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba), Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), yang beraliran nasionalis bersama Partai Kristen Indonesia (Parkindo) dan Partai Katolik dilebur menjadi Partai Demokrasi Indonesia (PDI).

Adapun parpol-parpol yang beraliran spiritual menjadi Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sejatinya Parkindo dan Partai Katolik masuk dalam kelompok ini, namun para pemimpinnya menolak bergabung dengan partai Islam sehingga memilih bergabung dengan PNI Cs menjadi PDI.

Megawati Soekarnoputri terpilih menjadi Ketua Umum PDI periode 1993-1998. Namun, terpilihnya Megawati tak mendapat restu dari pemerintah. Konflik internal akhirnya muncul. Megawati lantas didepak lewat Kongres PDI di Medan pada 1996, yang memilih Soerjadi sebagai ketum.

Konflik internal PDI memuncak pada peristiwa 27 Juli 1996 atau peristiwa Kudatuli (Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli). Saat itu terjadi pengambilalihan secara paksa kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro 58, Jakarta Pusat yang dikuasai pendukung megawati. Penyerbuan dilakukan oleh massa pendukung Soerjadi serta dibantu oleh aparat dari kepolisian dan TNI.

Nama PDI kemudian diganti dengan ditambahkan Perjuangan di belakangnya sejak peristiwa yang menelan banyak korban jiwa dari pendukung Megawati itu. Peristiwa Kudatuli menjadi penanda lahirnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan menjadi embrio perlawanan rakyat Indonesia terhadap rezim Orde Baru.

Perolehan suara PDIP di pemilu legislatif 1999, 2014, 2019

Sejak era reformasi PDIP telah tiga kali memenangkan pemilu, yakni pada 1999, 2014 dan 2019. Dalam Pemilu 1999, PDIP berhasil meraih 35,62 juta suara (33,75 persen) dan 153 kursi di DPR RI. PDIP mendominasi suara di 11 Provinsi. Adapun perolehan suara terbesar PDIP diperoleh di Bali sebesar 79 persen. Meski menang pemilu, PDIP gagal mengantarkan sang ketua umum Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden RI menggantikan Bacharuddin Jusuf Habibie.

Sementara pada Pemilu 2014 PDIP berhasil menjadi pemenang dengan meraup suara 23,67 juta suara (18,96) persen dan meraih 109 kursi di parlemen. Perolehan suara terbesar PDIP didapat di Jawa Tengah dengan angka 4,29 juta suara. Kali ini PDIP berhasil memenangkan Pilpres, kadernya Joko Widodo (Jokowi) menjadi orang nomor satu di RI menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Sedangkan dalam Pemilu 2019 perolehan suara PDIP melonjak menjadi 27,05 juta (19,33persen) dan meraih kursi DPR terbanyak, yakni 128 kursi. PDIP meraih kemenangan telak dengan mengantongi 53,69 persen suara di Bali. Hasil itu menjadikan PDIP menjadi parpol pertama yang berhasil memenangkan pemilu berturut-turut. Tak hanya itu, 2019 juga menjadi sejarah baru lantaran PDIP kembali memenangkan Pilpres dan membuat Jokowi menjadi Presiden dua periode.

Peta Kekuatan PDIP

PDIP dalam dua pemilu terakhir adalah pemenang pemilu. Basis suara terbesar mereka berada di Jawa Tengah dengan 5.702.538 suara. Hanya PKB yang paling mendekati suara PDIP di wilayah ini dengan 2.718.640 suara. Namun, dominasi PDIP sebetulnya berada di Bali. PDIP meraih 54,34 persen dari total 2.289.840 suara sah di wilayah tersebut.

Keberhasilan PDIP meraih suara besar di Jawa Tengah dan Bali setidaknya dipengaruhi tiga faktor. Pertama, Jawa Tengah adalah basis pendukung Joko Widodo yang berasal dari Solo sekaligus basis kaum abangan yang mayoritas Sukarnois.

Kedua, Bali memiliki kedekatan historis dengan asal-usul SUkarno dan membuat masyarakat di sana merasa dekat dengan keturunannya, begitupun PDIP. Ketiga, gubernur Jawa Tengah dan Bali berasal dari PDIP yang memberi wajah kinerja partai.

Saat ini elektabilitas PDIP masih unggul dari parpol-parpol lainnya. Hal itu tercermin dari hasil survei 3 lembaga kredibel Tanah Air. Hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), yang dirilis pada 30 Oktober 2022, memperlihatkan bahwa elektabilitas PDIP saat ini berada di 24 persen.

Sementara hasil survei Poltracking Indonesia, yang dirilis pada 22 Desember 2022, menunjukkan PDIP masih memuncaki klasemen elektabilitas parpol peserta Pemilu 2024. Pada simulasi 18 partai politik, PDIP meraih elektabilitas 23,2 persen.

Teranyar, temuan survei nasional Indikator Politik Indonesia, yang dirilis pada 4 Januari 2022, juga menempatkan PDIP sebagai juara dengan perolehan suara 25,7 persen. Hasil survei Indikator juga menunjukkan elektabilitas kader PDIP Ganjar Pranowo meningkat dalam dua bulan terakhir.

Dari November ke Desember 2022, dukungan terhadap Ganjar sebagai capres 2024 meningkat dari 33,9 persen menjadi 35,8 persen. Hasil survei menunjukkan Ganjar konsisten menempati peringkat pertama sejak April 2022. Sementara peringkat kedua dan ketiga nampak dinamis, terjadi salip menyalip antara Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Baca Juga:

PDIP Dokumentasikan Hasil Kerja di Media Pintar Perjuangan

Target PDIP

PDIP menargetkan kembali memenangkan pemilu. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto optimistis partai besutan Megawati Soekarnoputri bakal memenangi Pemilu 2024. Bila menang, PDIP akan mencetak sejarah sebagai partai yang mencetak hattrick atau tiga kali menang berturut-turut di pemilu.

Hal tersebut disampaikan Hasto dalam sambutannya di acara pelantikan jajaran pengurus Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Taruna Merah Putih (TMP), underbouw PDIP di kantor DPD PDIP Jakarta, beberapa waktu lalu.

"Kita bisa menang tiga kali, tapi kalau diizinkan rakyat. Maka, kita harus turun ke bawah, ke rakyat. Itu harus jadi tugas dan dedication of life bagi kita," kata Hasto.

Demi mendapatkan dukungan dari rakyat, kata Hasto, kader PDIP harus giat turun dan bersatu dengan rakyat. Sebagai contoh, keseriusan PDIP siap turun ke rakyat dengan pelantikan pengurus Taruna Merah Putih, yang diisi oleh anak-anak muda untuk digembleng menjadi pemimpin bangsa.

Sasar Menang Hattrick Pemilu, PDIP Gelar Pelatihan Kader Nasional Angkatan II

Guna memenangkan Pemilu 2024, DPP PDIP menggelar Pelatihan Kader Nasional (PKN) Angkatan II Tahun 2022 yang dihadiri perwakilan pengurus partai terpilih dari tingkat provinsi dari seluruh Indonesia. Pelatihan dipusatkan di Gedung Sekolah Partai PDIP di Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, 21 Maret 2022.

Hasto mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari ikhtiar partai berlambang kepala banteng itu untuk memberikan yang terbaik bagi rakyat Indonesia. Menurutnya Partai dan kader Partai harus terus digembleng sehingga tidak pernah kehilangan energi juang dan mempunyai orientasi masa depan.

Oleh karena itu, sekolah partai selain wahana menggembleng kader partai tapi juga memajukan kepemimpinan lartiao melalui proses kaderisasi, yang mensintesakan berbagai teori antara lain teori politik, ekonomi, dan demokrasi. Kader diminta menjaga kedisiplinan karena disiplin kunci kemajuan.

Menurutnya, sekolah partai memang didorong untuk memperkuat intelektualitas kader partai. Yakni dengan cara mempelajari seluruh ide, gagasan, dan cita-cita Bung Karno.

“Serta mendorong lahirnya calon pemimpin dari proses yang turun di tengah-tengah rakyat,” imbuh Hasto.

"Seperti kata Bung Karno, beri saya 10 pemuda dan akan kuguncang dunia. Anak-anak muda mencerminkan progresivitas dan semangat revolusioner, yang dibungkus tekad dan panji PDI Perjuangan," ucapnya. (Pon)

Baca Juga:

PDIP Hormati Pertemuan Ketum Parpol Tolak Sistem Proporsional Tertutup

#PDIP #Megawati Soekarnoputri #Pemilu #Pemilu 2024
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Berita Terkait

Indonesia
PDIP Resmi Pecat Wahyudin Moridu, Eks Anggota DPRD Gorontalo yang Mau Rampok Uang Negara
PDIP resmi memecat Wahyudin Moridu, eks anggota DPRD Gorontalo yang ingin merampok uang negara agar miskin.
Soffi Amira - Senin, 22 September 2025
PDIP Resmi Pecat Wahyudin Moridu, Eks Anggota DPRD Gorontalo yang Mau Rampok Uang Negara
Indonesia
Sosok Wahyudin Moridu yang Dipecat PDIP, Viral karena Mau Rampok Uang Negara
Wahyudin Moridu dipecat oleh PDIP imbas ucapannya yang viral di media sosial. Ia mengatakan, bahwa ingin merampok uang negara.
Soffi Amira - Sabtu, 20 September 2025
Sosok Wahyudin Moridu yang Dipecat PDIP, Viral karena Mau Rampok Uang Negara
Indonesia
PDIP Pecat Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin Moridu Imbas Viral Video 'Rampok Uang Negara'
PDIP tidak akan menoleransi perbuatan Wahyudin yang melukai hati rakyat.
Wisnu Cipto - Sabtu, 20 September 2025
PDIP Pecat Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin Moridu Imbas Viral Video 'Rampok Uang Negara'
Indonesia
KPU Batalkan Aturan Kerahasiaan 16 Dokumen Syarat Capres-Cawapres, Termasuk Soal Ijazah
Keputusan pembatalan itu dilakukan setelah KPU telah berkoordinasi dengan sejumlah lembaga negara lainnya.
Wisnu Cipto - Selasa, 16 September 2025
KPU Batalkan Aturan Kerahasiaan 16 Dokumen Syarat Capres-Cawapres, Termasuk Soal Ijazah
Indonesia
KPU Tutup Akses Dokumen Capres-Cawapres, DPR Ibaratkan Beli Kucing dalam Karung
Pejabat publik harus berani tampil terbuka termasuk riwayat hidupnya.
Dwi Astarini - Selasa, 16 September 2025
KPU Tutup Akses Dokumen Capres-Cawapres, DPR Ibaratkan Beli Kucing dalam Karung
Indonesia
KPU Tepis Rumor Penyembunyian Ijazah Sengaja untuk Lindungi Capres/Cawapres
Aturan itu menyesuaikan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik.
Dwi Astarini - Selasa, 16 September 2025
KPU Tepis Rumor Penyembunyian Ijazah Sengaja untuk Lindungi Capres/Cawapres
Indonesia
16 Dokumen Syarat Pendaftaran Capres-Wawapres Tertutup Bagi Publik, Termasuk Fotokopi Ijazah
Keputusan KPU tersebut sejalan dengan Pasal 2 ayat (4) Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 15 September 2025
16 Dokumen Syarat Pendaftaran Capres-Wawapres Tertutup Bagi Publik, Termasuk Fotokopi Ijazah
Indonesia
Golkar Usulkan Perubahan Sistem Pemilu, Ingin Lahirkan Budaya Politik Baru
pemilu seharusnya melahirkan budaya politik baru, di mana rakyat tidak lagi menjadi penonton, tetapi aktor utama dalam menentukan arah bangsa.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 15 September 2025
Golkar Usulkan Perubahan Sistem Pemilu, Ingin Lahirkan Budaya Politik Baru
Indonesia
Pemerintah Mengesahkan Kepengurusan DPP PDIP 2025–2030 dalam Waktu Singkat
Pareira menjelaskan bahwa proses pengesahan ini berjalan cepat karena PDIP telah mendaftar secara daring
Angga Yudha Pratama - Kamis, 11 September 2025
Pemerintah Mengesahkan Kepengurusan DPP PDIP 2025–2030 dalam Waktu Singkat
Indonesia
Budi Gunawan Kena Reshuffle, Ketua DPP PDIP: Hak Prerogatif Presiden Harus Dihormati
Budi Gunawan terkena reshuffle dari posisinya sebagai Menko Polkam. Ketua DPP PDIP, Aria Bima menegaskan, bahwa perombakan itu merupakan hak prerogatif Prabowo.
Soffi Amira - Selasa, 09 September 2025
Budi Gunawan Kena Reshuffle, Ketua DPP PDIP: Hak Prerogatif Presiden Harus Dihormati
Bagikan