Salak dapat Mencerahkan Kulit dan Mencegah Kanker

P Suryo RP Suryo R - Selasa, 15 Maret 2022
Salak dapat Mencerahkan Kulit dan Mencegah Kanker

Salak kaya nutrisi dan manfaat. (Foto: Pixabay/fotografin)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SALAK termasuk salah satu buah yang disukai banyak orang. Buah salak memiliki bentuk yang unik. Kulit buah salak bersisik dengan warna gelap dan daging berwarna putih. Rasa buah salak juga asam dan manis. Salak bergizi tinggi dan bisa dikonsumsi dengan berbagai cara.

Dilansir dari laman Alodokter, salak mengandung segudang nutrisi penting tubuh seperti protein, kalsium, zat besi, kalium, vitamin C, beta karoten dan terutama karbohidrat. Kandungan nutrisi ini menjadikannya buah yang sangat sehat dan bermanfaat.

Pada 100 gram salak terdapat kira-kira 82 kalori, empat persen lemak dan satu persen protein, juga mengandung unsur-unsur penting seperti serat makanan dan senyawa fenolik.

Baca Juga:

Yuk Simak, 5 Manfaat Buah Sitrus Bagi Tubuh Kita!

Daya tahan tubuh

salak
Manfaat ini diperoleh karena kandungan vitamin C. (Foto: Pixabay/WonderfulBali)

Salah satu manfaat salak adalah meningkatkan imunitas tubuh. Manfaat ini diperoleh karena kandungan vitamin C pada salak mampu membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dan melindungi tubuh dari berbagai macam infeksi.

Selain itu, antioksidan seperti karotenoid dan likopen yang ada pada salak juga bermanfaat dalam meningkatkan imunitas karena mampu membantu menangkal radikal bebas yang berpotensi merusak sel dan DNA tubuh.

Cerahkan kulit

salak
Dimanfaatkan sebagai bahan krim pemutih kulit. (Foto: Pixabay/nguyenhonstudio)

Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak salak dapat dimanfaatkan sebagai bahan alami untuk mencerahkan kulit berkat kandungan vitamin C di dalamnya.

Senyawa flavonoid yang didapatkan dari ekstrak buah salak juga terbukti efektif untuk menurunkan kadar senyawa pigmen yang memberikan warna pada kulit sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan krim pemutih kulit.

Cegah sembelit

sakit
Konsumsi salak secukupnya justru dapat membantu mencegah terjadinya sembelit. (Foto: Pixabay/Polina Zimmerman)

Masih banyak masyakarat yang percaya bahwa mengonsumsi salak bisa menyebabkan sembelit atau susah buang air besar (BAB). Faktanya, ini hanyalah mitos belaka karena konsumsi salak secukupnya justru dapat membantu mencegah terjadinya sembelit.

Pasalnya, serat dalam salak mampu meningkatkan kesehatan saluran cerna, meningkatkan bakteri baik di usus, dan membuat tinja menjadi lebih lunak sehingga mudah untuk dikeluarkan.

Kesehatan jantung

salak
Kandungan kalium dalam salak membantu tingkatkan kesehatan jantung. (Foto: Pixabay/ArtsyBee)

Untuk membantu meningkatkan kesehatan jantung, kamu perlu mengonsumsi makanan yang mengandung kalium, seperti salak. Kalium berperan penting dalam menjaga irama detak jantung dan menurunkan tekanan darah, sehingga dapat menjaga kerja jantung tetap optimal.

Selain meningkatkan kesehatan jantung, kalium juga dapat mengatur keseimbangan cairan tubuh, memelihara fungsi saraf, mencegah batu ginjal, dan menjaga kepadatan tulang.

Baca Juga:

Catat, Buah ini Sebaiknya Dihindari saat Asam Lambung

Kontrol diabetes

diabet
Kandungan antioksidan dan asam asetat pada cuka salak memiliki potensi antidiabetik. (Foto: Pixabay/Tumisu)

Salak mengandung nutrisi yang dibutuhkan penderita diabetes. Penelitian menunjukkan bahwa salak dapat menurunkan kadar kolesterol darah tikus yang diberi makan makanan tinggi lemak. Hal ini sangat baik untuk penderita diabetes yang sering kali mengalami masalah kolesterol.

Bahkan tidak hanya itu, penelitian juga menunjukkan bahwa kandungan antioksidan dan asam asetat pada cuka salak memiliki potensi antidiabetik, yaitu dapat meningkatkan fungsi kelenjar pankreas dalam memproduksi hormon insulin, sehingga mungkin untuk digunakan sebagai obat diabetes.

Kontrol kadar asam urat

salak
Salak mengandung senyawa yang mampu menghambat enzim xanthin oksidase. (Foto: Freepik/waewkidja)

Manfaat salak berikutnya adalah membantu mengontrol kadar asam urat. Penelitian menunjukkan bahwa salak mengandung senyawa yang mampu menghambat enzim xanthin oksidase, yaitu enzim yang berperan dalam produksi asam urat. Manfaat ini bahkan diduga bisa setara dengan obat asam urat.

Cegah kanker

kanker
Senyawa aktif pada ekstrak buah salak bersifat antikanker. (Foto: Unsplash/National Cancer Institute)

Penelitian menunjukkan bahwa senyawa aktif pada ekstrak buah salak bersifat antikanker dan dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, terutama kanker paru, kanker usus, dan kanker payudara. Namun, manfaat ini masih perlu diteliti lebih lanjut untuk mengetahui seberapa besar efektivitasnya dalam memerangi penyakit kanker.

Profil nutrisinya yang kaya dan terdiri dari vitamin dan mineral penting membantu menjaga fungsi tubuh yang tepat. Jadi jangan ragu lagi untuk mengkonsumsi buah salak ya! (DGS)

Baca Juga:

Ini Buah yang Boleh Dimakan Penderita Diabetes

#Kesehatan #Kuliner
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Kuliner
Remaja China Kencingi Kuah Hotpot, Diharuskan Ganti Rugi Rp 4,7 Miliar
Pengadilan juga menyatakan orangtua remaja tersebut gagal menjalankan kewajiban pengawasan sehingga merekalah yang harus menanggung ganti rugi.
Dwi Astarini - Selasa, 16 September 2025
Remaja China Kencingi Kuah Hotpot, Diharuskan Ganti Rugi Rp 4,7 Miliar
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Fun
'Demon Slayer: Infinity Castle' Jadi Inspirasi Kolaborasi Menu Minuman Eksklusif
Kolaborasi Chatime dan Demon Slayer menghadirkan tiga menu spesial yang terinspirasi dari karakter ikonik.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 11 September 2025
'Demon Slayer: Infinity Castle' Jadi Inspirasi Kolaborasi Menu Minuman Eksklusif
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Indonesia
Jeritan UMKM di District Blok M, Harga Sewa Naik Langsung Bikin Tenant Cabut
UMKM kini menjerit di District Blok M, Jakarta Selatan. Kenaikan harga sewa menjadi alasan mengapa banyak tenant yang cabut.
Soffi Amira - Rabu, 03 September 2025
Jeritan UMKM di District Blok M, Harga Sewa Naik Langsung Bikin Tenant Cabut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Bagikan