Saksi Mata Beberkan Sempat Terjadi Perlawanan Saat Petugas KPK OTT Romahurmuziy
Lokasi OTT KPK terhadap Ketua Umum PPP Romahurmuziy di Surabaya, Jawa Timur (MP/Budi Lentera)
MerahPutih.Com - Sejumlah saksi mata berada di lokasi operasi tangkap tangan KPK terhadap Ketua Umum PPP Romahurmuziy membeberkan detik-detik penangkapan orang nomor satu partai berlambang ka'bah tersebut.
Romy demikian sapaan akrabnya ditangkap petugas KPK di pinggir jalan Basuki Rachmat, Surabaya. Menariknya lokasi tersebut berada di seberang posko TKD Jokowi-Ma'ruf Jawa Timur.
"Ada 8 orang yang nangkap. Dia pakai pakaian rapi. Sekitar pukul delapan pagi. Kalau nggak salah, satu diantaranya sempat berontak dan melawan untuk kabur. Yang ditangkap ada beberapa orang." kata saksi mata, Deny Pranoto, yang juga penjaga Lift Penyeberangan Jalan Umum (PJU), Jalan Basuki Rahmat Surabaya, (15/3).
Beberapa orang yang ditangkap tersebut, lanjut Deny, ditangkap saat berada di pedestrian. Namun, Deny tidak mengetahui siapa yang ditangkap dan siapa yang menangkap.
"Ada beberapa yang ditangkap. Bahkan satu diantaranya, ada yang melawan dan coba kabur. Tapi gagal kabur karena dicekik." lanjut Deny.
Setelah terjadi penangkapan, mereka langsung masuk ke Hotel Bumi Surabaya.
Sementara manajemen Hotel Bumi, saat ditemui, juga enggan memberikan komentar.
Kendatipun ketua PPP Romahurmuziy ditangkap di depan posko Tim Kampanye Daerah Jatim, dipastikan tidak mengganggu proses kampanye tim Jokowi.
"Ini persoalan pribadi. Tidak ada sangkut pautnya dengan pak Jokowi. Ini justru bukti di erah pak Jokowi, hukum tidak tumpul ke bawah." tegas Ketua TKD Jatim, Mahfud Arifin.
Mahfud menjelaskan, dirinya tidak tahu menahu soal tertangkapnya Romahurmuziy. Mahfud hanya mengetahu jika yang bersangkutan akan berkunjung ke Surabaya beberapa waktu sebelumnya.
Namun, Mahfud mengaku tidak melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PPP tersebut.
"Kalaupun ditangkap di depan, saya nggak tahu. Itu nggak ada pengaruhnya. Biarpun disini kalau ada yang salah, harus ditanggap. Kita serahkan semua prosesnya pada yang berwenang," pungkas Mahfud Arifin.(*)
Berita ini ditulis berdasarkan laporan Budi Lentera, reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah Surabaya dan sekitarnya.
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Gerindra Pastikan Sandi Tak Balik Jadi Wagub Bila Kalah di Pilpres
Bagikan
A. Haris Budiawan/Budi Lentera
Berita Terkait
Rumah Hakim Korupsi di Medan Diduga Dibakar, KPK Pantau Pengusutan Polisi
KPK Duga Ada Tanah Negara Dijual ke Negara di Proyek Kereta Cepat Whoosh
OTT Bupati Ponorogo & Gubernur Riau Cermin Darurat Korupsi Daerah, Prabowo Didesak Ambil Langkah Radikal
KPK Ungkap Modus Jual Beli Jabatan Bupati Ponorogo, Uang Suap Disamarkan Lewat Keluarga dan Ajudan
KPK Ungkap Skema Korupsi Terstruktur di Ponorogo, Bupati Sugiri Libatkan Sekda hingga Adik Kandung
Bupati Ponorogo Diduga Terima Suap dan Gratifikasi Rp 2,6 Miliar dalam Tiga Kasus Korupsi
KPK Pamerkan Barang Bukti Dugaan Korupsi Suap Jabatan RSUD Harjono Ponorogo Sebesar Rp500 Juta
KPK Resmi Tetapkan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko Tersangka Dugaan Korupsi Suap Jabatan RSUD Harjono
Bupati Ponorogo Ditangkap KPK, PDIP: Kami Minta Maaf karena Dia tak Amanah
Momen Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko Terjaring OTT Tiba di Gedung Merah Putih KPK