Kesehatan

Resisten Antimikroba Sebabkan Kematian

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Jumat, 04 Desember 2020
Resisten Antimikroba Sebabkan Kematian

Resisten antimikroba karena pemakaian antibiotik tinggi di Indonesia (Sumber: Pexels/Pixabay)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

ANTIMICROBIAL Resistance (AMR) merupakan krisis kesehatan global yang terabaikan dan membutuhkan perhatian dan tindakan yang segera. Setidaknya sebanyak 700 ribu kematian disebabkan oleh penyakit yang resisten terhadap obat di seluruh dunia setiap tahunnya.

Pada 2030, diperkirakan penggunaan antibiotik akan meningkat sebesar 30 persen dan dapat meningkat sebesar 200 persen jika AMR masih ditangani dengan kebijakan yang sama seperti saat ini. Dampaknya, diprediksi pada 2050 sebanyak 10 juta orang meninggal karena AMR.

Baca juga:

4 Bakteri Patogen Ini Sama Bahaya dengan Listeria

"AMR merupakan permasalahan kesehatan global. Diperlukan kerjasama antar negara dan antar sektor dalam menangani AMR," ujar Ketua KPRA, dr. Harry Parathon Sp.OG (K).

Resisten antimikroba sebabkan kematian (Sumber: Pexels/Pixabay)

Secara global, gerakan pengendalian AMR sudah meningkat. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya partisipasi negara-negara lain dalam pelaksanaan program Global Antimicrobial Resistance Surveillance System (GLASS). Hampir semua negara anggota WHO sudah melaporkan hasil aktivitas surveilans, termasuk upaya-upaya pengendalian AMR di negara masing-masing.

Kendati demikian, prevalensi AMR – Multi Drug Resistant Organism (MDRO) masih tinggi. MDRO yang resisten terhadap high-end antibiotik juga meningkat. Menurut dokter Harry, penanganan AMR harus dilakukan secara kolektif oleh semua pihak. Para pemangku kepentingan perlu berkolaborasi untuk mendorong semua pihak untuk bekerjasama dalam mengimplementasikan Antibiotic Stewardship Program (ASP) di Indonesia.

Baca juga:

Cegah Corona dengan Mengonsumsi 5 Makanan Peningkat Sistem Imun Tubuh

"Secara regional di kawasan Asia Pasifik, sudah dibentuk program kerjasama dalam menangani AMR, tetapi program One Health masih belum diterapkan," tuturnya.

Penanganan AMR yang tepat (Sumber: Pexels/Pixabay)

Dirinya juga menjelaskan fenomena kondisi AMR dan pemakaian antibiotik di masa pandemi COVID-19. "Tahun 2019, prevalensi AMR dengan indikator E.Coli dan K.Pneumonia (ESBL+) dilaporkan masih tinggi, yaitu 60.4%. Selama masa pandemi COVID-19 ini, pasien yang terpapar dan mengalami ko-infeksi bakteri sebesar 3-12% (rata-rata 7%)," urainya.

Ia melihat penting bagi para tenaga kesehatan untuk benar-benar memastikan apakah pasien COVID-19 mengalami ko-infeksi bakteri. "Fasilitas laboratorium, pemeriksaan imaging dan pengetahuan dokter harus ditingkatkan, guna mendukung kebutuhan diagnosis, karena jika tidak ditingkatkan, pemakaian antibiotik dapat meningkat tajam," tutupnya. (avia)

Baca juga:

Mpon-Mpon, Olahan Rempah Khas Indonesia Bisa Tangkal Virus Corona?

#Kesehatan #Obat
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Tekor! Indonesia Impor Obat Rp 176 Triliun Tapi Ekspor Cuma Rp 6,7 Triliun
Saat ini, jumlah industri obat Indonesia mencapai 272 yang memiliki pabrik. Sedangkan perusahaan besar farmasi jumlahnya 3.009.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 28 Agustus 2025
Tekor! Indonesia Impor Obat Rp 176 Triliun Tapi Ekspor Cuma Rp 6,7 Triliun
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Bagikan