Radikalisme dan Politik Identitas Menguat Dalam Berbangsa dan Bernegara

Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Pendeta Merry Kolimon (tengah) berpose dengan sejumlah pengemarnya di Kota Kupang. (Antara Foto/ Kornelis Kaha)
Merahputih.com - Indonesia dinilai akan semakin banyak menghadapi berbagai macam tantangan kedepannya. Salah satunya adalah mengelola keberagaman bangsa.
"Salah satu isu yang saya pikir perlu mendapatkan perhatian serius Indonesia ketika secara ekonomi kita berkembang maju adalah tantangan untuk mengelola keberagaman," ujar Tokoh Agama NTT yang juga Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), Pendeta Merry Kolimon, Minggu (18/8) dikutip Antara.
Baca Juga: Di Depan Sidang Tahunan, Jokowi Soroti Perbedaan dan Ancaman Radikalisme
Indonesia sendiri patut berbangga karena kondisi perekonomian terus meningkat selama empat tahun terakhir ini. Bahkan Indonesia saat ini bukan lagi disebut sebagai negara miskin di dunia tetapi masuk kategori negara midlle class.
"Namun di satu sisi seperti yang saya katakan tadi radikalisme dan juga politik berbasis identitas menguat dalam dinamika politik berbangsa dan bernegara," ungkap dia.

Masalah seperti keberagaman itu, kata, dia bukan hanya tugas pemerintah, namun juga tugas semua masyarakat di Indonesia.
Karena menurut dia kemajuan secara ekonomi, juga harus disertai dengan komitmen bersama untuk memelihara persatuan dan kesatuan.
Baca Juga: Pidato Jokowi Singgung Radikalisme, Setara: Intoleransi Adalah Hulu Dari Terorisme
"Dengan begitu Indonesia akan menjadi sebuah bangsa dan tetap terus mengupayakan keadilan sosial bagi rakyat Indonesia," tutup dia. (*)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Isi Konten Radikal Remaja Anggota ISIS di Gowa Terungkap, Aktif Sebarkan Propaganda

Menteri Agama sebut Paham Radikal Susah Menyebar di Indonesia karena Pengaruh Budaya Maritim dan Heterogen

Operasi Madago Raya Sulteng Temukan 4 Bom Rakitan dan Ratusan Amunisi

Penyebaran Radikal di Depan Mata, Semua Orang Bisa Direkrut ke Jaringan Teror

Muhammadiyah Sebut Kontrol Tempat Ibadah oleh Pemerintah Picu Dampak Negatif

Mafindo Imbau Masyarakat Hindari Radikalisasi di Medsos

ASN DKI Diharapkan Terhindar dari Paham Radikalisme Jelang Pemilu 2024

BNPT Sebut Ada Potensi Munculnya Kelompok Radikal di Pemilu 2024

Perempuan Mencoba Terobos Istana Bukti Radikalisme Masih Ada
