Polusi Udara Bisa Sebabkan Kerugian untuk Kesehatan Kulit
Polusi udara berpengaruh langsung pada kesehatan. (Foto: Pixabay/foto-rabe)
KUALITAS udara di Jakarta saat ini semakin mengkhawatirkan, bahkan menempati posisi ketiga sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia berdasarkan data IQAir, Kamis (15/6). Peringkat udara Jakarta saat ini berada pada indikator oranye, atau tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Selain dapat mengganggu kesehatan pernapasan, polusi udara juga punya dampak negatif untuk kulit. Dokter spesialis kulit dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Arini Astasari Widodo, MS, SpKK mengatakan, polusi udara bisa menyebabkan efek merugikan pada kesehatan kulit, seperti memicu stres oksidatif dan peradangan.
"Polusi udara dapat menyebabkan berbagai efek merugikan pada kesehatan kulit. Partikulat zat halus, misalnya, dapat menembus jauh ke dalam kulit, memicu stres oksidatif dan peradangan," kata Arini seperti dilansir laman Antara.
Baca juga:
Polusi Ban 1.850 Kali Lebih Buruk dari Emisi Gas Buang, Kata Peneliti Inggris
Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) itu menjelaskan, kulit yang terpapar polutan seperti partikel debu, gas buang kendaraan bermotor, dan polutan industri dapat mengalami peningkatan kekeringan, peradangan, dan kepekaan yang mengarah pada munculnya eksaserbasi pada pasien yang telah memiliki riwayat penyakit kulit sebelumnya.
Ia melanjutkan, polutan juga dapat memperburuk kondisi kulit yang sudah ada seperti jerawat, eksim, dan rosacea.
Selain itu, Arini juga mengatakan paparan terus menerus terhadap polusi udara juga meningkatkan risiko perubahan pigmentasi kulit seperti hiperpigmentasi atau peningkatan produksi melanin.
"Hal ini dapat menyebabkan mudah timbul masalah bintik atau bercak gelap pada kulit yang terpapar secara langsung dengan polutan," imbuhnya.
Kemudian, kualitas udara yang buruk juga dapat menyebabkan peningkatan risiko penuaan dini dan kerusakan kulit. Sebab, polutan udara seperti partikel halus (PM2.5) dan polutan oksidatif, dapat merusak kolagen dan elastin dalam kulit yang mengakibatkan kulit keriput, munculnya garis halus, dan menghilangkan kekencangan kulit.
Baca juga:
Untuk mencegah dampak buruk akibat polusi udara pada kulit, dokter yang juga merupakan lulusan Harvard Medical School itu pun kemudian menyarankan rutinitas perawatan kulit yang mencakup membersihkan dan melembapkan kulit serta melindungi kulit dari faktor-faktor di lingkungan.
"Membersihkan kulit secara teratur, terutama di lingkungan perkotaan, dapat membantu menghilangkan polutan yang terakumulasi pada kulit," katanya.
"Selain itu, regimen perawatan kulit yang kuat yang dapat melindungi barrier kulit dan penggunaan produk yang kaya antioksidan dapat memberikan pertahanan terhadap efek merugikan polusi dengan membantu dalam menetralkan radikal bebas dan mengurangi peradangan," lanjutnya.
Konsultan medis di Dermalogia Klinik itu juga menyoroti pentingnya inisiatif publik dan pemerintah dalam menangani masalah-masalah kulit terkait polusi.
Menurutnya, mendorong pengurangan emisi dan regulasi yang lebih ketat terhadap polutan industri dapat membantu mengurangi dampak merugikan polusi terhadap kesehatan lingkungan dan kulit.
"Dengan meningkatkan kesadaran, menerapkan langkah-langkah pencegahan, dan memfasilitasi kolaborasi antara peneliti, dokter, dan pembuat kebijakan, kita dapat bekerja untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan kulit di dunia yang semakin terpapar polusi," pungkas Arini. (*)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Udara Jakarta Lebih Berbahaya 10 Kali Lipat dari Batas WHO pada Jumat (31/10), Ini Tips Bertahan Hidup dari Dinkes
Cemari Udara dan Air Hujan, Pemprov DKI Cari Landasan Berikan Sanksi Sosial Bagi Warga Pembakar Sampah
Picu Hujan Mikroplastik, Wajah Pelaku Bakar Sampah Bakal Dipajang di Medsos DLH Jakarta
Jangan Malas Bersih-Bersih! Debu di Rumah Penuh Mikroplastik Jahat yang Siap Mengundang Virus dan Penyakit
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Udara Jakarta Tidak Sehat Pada Selasa (21/10) Pagi, Terburuk ke-6 Dunia