Olahraga Berlebihan Ancam Kesehatan Tulang


over olahraga berat secara berlebihan beresiko untuk tulang (Sumber: Pexels/ Victor Freitas)
OSTEOPOROSIS adalah salah satu penyakit berbahaya namun seringkali diabaikan. Itu karena proses ostroporosis bisa berlangsung selama puluhan tahun. Puncaknya ketika seseorang menginjak usia 50 tahunan. Osteoporosis merupakan penurunan kualitas dan kepadatan tulang yang dapat membuat tulang lebih rapuh dan mudah patah.
Prevalensi osteoporosis paling besar terjadi pada perempuan. Fakta tersebut diperkuat oleh penelitian International Osteoporosis Foundation yang menunjukkan risiko perempuan untuk terkena Osteoporosis empat kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Baca juga:
Mengapa Pen Perlu Kembali Dicabut Setelah Operasi Patah Tulang?
Sebanyak 40,6% perempuan Indonesia berusia 20-29 tahun memiliki massa tulang rendah, sehingga meningkatkan risiko osteoporosis dan patah tulang dalam 20 tahun ke depan saat mereka mencapai menopause.

Untuk mencegah hal tersebut, Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, MSc, Pakar Gizi Medik FKUI-RSCM menyarankan untuk mengonsumsi nutrisi yang cukup dan menerapkan pola hidup yang sehat.
Nutrisi yang dimaksudkan yakni makanan yang tinggi kalsium seperti susu, keju, yogurt, dan bayam serta makanan tinggi vitamin D seperti salmon, telur, atau oatmeal yang sudah melalui proses fortifikasi.
Sementara pola hidup sehat yakni dengan rutin berolahraga. "Olahraga seperti senam, bersepeda, lari, jalan kaki serta latihan beban yang dilakukan secara teratur berguna untuk mempertahankan kekokohan tulang," tutur profesor Tati.
Profesor Tati menjelaskan bahwa seperti organ tubuh yang lain, tulang juga merupakan jaringan hidup yang bersifat dinamis.
Baca juga:

Tulang melakukan pelepasan massa dan perbaikannya sendiri. Dan olahraga tentu saja membuatnya lebih cepat melakukan perbaikan tersebut. Kendati baik untuk kesehatan tulang, olahraga perlu dilakukan secara tepat.
Olahraga terutama latihan beban yang dilakukan secara berlebihan, melampaui kapasitas diri justru akan membahayakan kesehatan tulang dan otot.
"Sebenarnya aktivitas fisik itu memberi signal mekanik bahwa tulang membutuhkan perbaikan. Nah, aktivitas fisik yang berlebihan membuat tulang tidak sempat menangkap signal itu," urainya. Akibatnya, alih-alih kuat, tulang justru mengalami cedera.
Untuk itu, Profesor Tati menghimbau untuk tidak berolahraga secara berlebihan. "Sesuaikan dengan kemampuan tubuh. Lakukan dengan durasi sewajarnya," ucapnya. (avia)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Jadi Menpora, Erick Thohir Ingin Perkuat Kapabilitas Pemuda dan Jadikan Olahraga Alat Pemersatu dan Duta Bangsa

Tim Woodball Indonesia Makin Pede jadi Terbaik di SEA Games Thailand 2025, Catat Prestasi Gemilang di Kejuaraan Dunia

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Chelsea Hadapi 74 Dakwaan Terkait dengan Pembayaran Agen, Terancam Sanksi Denda hingga Larangan Transfer

Bangga Banget! Indonesia Bawa Pulang 4 Emas di World Cup Beach Woodball Championship 2025

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

Bela Negara Run 2025 Sukses Digelar, Menyatukan Olahraga dan Patriotisme

Makin Naik Kelas, Kejurnas Layangan Aduan 2025 Resmi Digelar!

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
