Kesehatan

Masker Pelindung Polusi Udara, Efektifkah?

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Kamis, 14 September 2023
Masker Pelindung Polusi Udara, Efektifkah?

Memakai masker tidak melindungi kita sepenuhnya dari polus udara. (Foto: freepik/lifestylememory)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

JIKA kamu berpikir pakai masker di tengah kondisi gawat polusi udara itu sia-sia, kamu salah. Ternyata upaya kamu pakai masker itu benar loh.

Rata-rata polutan berasal dari particulate matter (PM) 2,5 mencapai 103,2 mikro gram per meter kubik (µg/m3). Angka temuan tersebut jauh dari standar World Health Organization (WHO), yaitu 25 µg/m3. Dengan kata lain, kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya tergolong buruk bagi kesehatan.

Baca Juga:

Pengaruh Polusi pada Kesehatan Kulit

Penggunaan masker bagi beberapa orang mungkin akan terasa mengganggu dan tidak nyaman. Ahli Pulmonologi, Erlang Samoedro berpendapat bahwa masker dapat digunakan sebagai alat menyaring.

Namun, pernyataan tadi tidak sesuai dengan Richard Peltier, ketua tim peneliti dari Universitas Massachussetts, AS. Peltier melakukan observasi yang mendalam tentang penggunaan masker dan paparan polusi udara terhadap kesehatan. Hasilnya, penggunaan masker (baik masker bedah, masker kain, atau masker berbentuk moncong atau N95) tidak sepenuhnya efektif melindungi diri dari polusi udara.

Masker berbentuk moncong dianggap lebih baik karena dapat melindungi hingga 90 persen dari partikel debu dan 60 persen pembuangan gas bahan bakar. (Foto: freepik/freepik)

Hasil studi tersebut dimuat dalam The Journal of Ecxposure Science and Environmental Epidemiology. Jurnal tersebut menyatakan tipe masker yang sering dijumpai, khususnya di Asia, adalah masker kain berbentuk segitiga dapat dicuci ulang. Sayangnya, masker jenis ini hanya memberikan sedikit sekali perlindungan terhadap partikel yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikrometer. Kemungkinan besar, partikel ini tetap dapat dengan mudahnya masuk ke paru-paru.

"Masker berbentuk moncong yang melindungi seluruh bagian bawah wajah, dan dilengkapi lubang udara dianggap lebih baik karena dapat melindungi hingga 90 persen dari partikel debu, dan 60 persen pembuangan gas bahan bakar," jelas Peltier dikutip dari NY Times.

Peltier mengatakan bahwa penggunaan masker jenis apapun hanya memberikan rasa aman yang semu. Kamu mungkin merasa terlindungi, meski kenyataannya masker hanya menurunkan sedikit risiko.

Baca Juga:

Lindungi Kulit dari Paparan Polusi, Pakai Sunscreen SPF 30 atau 50?

Pendapat ini juga didukung oleh dr. Kartika Mayasari. “Memang penggunaan masker tidak benar-benar melindungi Anda dari polutan jahat. Mengingat betapa kecilnya ukuran polutan, seperti misalnya PM 2,5, polutan tersebut tetap dapat masuk ke mulut lewat sela-sela masker,” jelasnya dilansir dari laman Klikdokter.

Penggunaan masker saja tidak cukup, harus didukung dengan meningkatkan daya tahan tubuh. (Foto: freepik/master1305)

Walau menurut dr. Kartika mengatakan masker tidak terlalu efektif, penggunaan masker sudah cukup mengurangi risiko dari paparan polutan. “Jika penggunaan masker saja tidak cukup, mau tak mau harus didukung dengan meningkatkan daya tahan tubuh, untuk membentenginya dari dampak buruk polusi udara,” kata dr. Kartika.

Upaya untuk meningkatkan daya tubuh, kamu dapat mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin-vitamin dan omega-3. Yuk simak manfaatnya.

- Vitamin B

Jenis Vitamin B seperti B6 dapat membantu tubuh melawan infeksi. Sementara Vitamin B12 dapat membantu meregulasi sistem saraf serta berperan penting dalam pembentukan sel darah merah.

Kamu bisa mendapatkannya dari beberapa sumber makanan, seperti telur, susu, keju, daging merah, dada ayam, semangka, ikan tuna, dan ikan salmon.

- Vitamin C

Vitamin C dapat membantu mengurangi kerusakan genetik serta sebagai antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari radikal bebas. Konsumsi beberapa sumber makanan mengandung vitamin C, seperti lemon, pepaya, brokoli, jeruk, paprika, apel, dan lain-lain.

- Vitamin E

Vitamin yang satu ini terbukti efektif mengurangi kerusakan sel dan sebagai antioksidan dalam menetralisir efek bahaya radikal bebas seperti hydrogen peroksida dan radikal superoksida. Kamu akan mendapatkannya jika mengonsumsi sumber makanan seperti minyak sayur, margarine, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran hijau.

- Omega-3

Tidak kalah, kandungan Omega-3 dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular pada tubuh akibat paparan akut PM2,5. Maka, konsumsilah sumber makanan seperti ikan salmon (terutama yang liar), sarden, makarel, tuna, dan minyak ikan. (dgs)

Baca Juga:

Sunscreen dengan Teknologi Filter UV Efektif Melindungi Paparan UVA

#September Sebangsa Seudara #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Indonesia
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Pemerintah akan memutihkan tunggakan 23 juta peserta BPJS Kesehatan mulai akhir 2025.
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Indonesia
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Program penghapusan tunggakan iuran BPJS Kesehatan ini akan dimulai pada akhir 2025
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Lifestyle
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Selain mengonsumsi nutrisi seimbang, dokter juga mengingatkan pentingnya memastikan tubuh selalu terhidrasi secara cukup selama cuaca ekstrem
Angga Yudha Pratama - Selasa, 04 November 2025
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Indonesia
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Komunitas-komunitas yang diajak kerja sama juga nantinya dapat melakukan layanan CKG di tempat-tempat strategis, contohnya mall.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Bagikan