Parenting

Macam-Macam Masalah Ibu Menyusui

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 06 Mei 2023
Macam-Macam Masalah Ibu Menyusui

Menyusui bisa menjadi proses yang menyakitkan bagi sebagian ibu. (Foto: Pixabay/VaniaMargaridaSI)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SEANDAINYA proses menyusui seindah seperti bayangan kebanyakan ibu saat hamil, rasanya tidak mungkin mendadak harus beralih ke susu formula untuk memenuhi kebutuhan si kecil.

Meskipun susu formula dapat memenuhi kebutuhan bayi dengan baik, air susu ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi sejak lahir hingga kurang lebih usia enam bulan. Periode yang biasa disebut dengan ASI eksklusif.

Kata Nhs.uk, ibu akan menghadapi setidaknya satu atau dua masalah dalam proses menyusui. Payudara tidak bisa menghasilkan ASI hingga berlimpah begitu saja.

Jika ingin menghasilkan ASI yang melimpah dan bergizi, tentu saja kamu harus memerhatikan asupan gizi harian serta disiplin dalam menyusui atau memompa ASI setidaknya tiga hingga empat jam sekali dalam 24 jam.

Masalahnya proses menyusui tak semudah teori yang ada loh, Bund. Seringkali kamu akan mengalami berbagai problema menyusui seperti ini.

Baca juga:

Bumil dan Busui Juga Bisa Kena Osteoporosis

busui
Dehidrasi bisa menyebabkan menurunnya produksi ASI. (Foto: Pixabay/1465301)

1. Puting Lecet

Untuk ibu yang menyusui bayinya secara langsung atau yang populer dengan sebutan DBF (direct breastfeeding) sudah pasti akan sering mengalami yang namanya puting lecet.

Apalagi jika si kecil sudah mulai tumbuh gigi dan belum disapih. Duh, rasanya setiap menyusui ingin menangis saja karena menahan sakitnya luka terbuka di area putih tapi masih harus tetap menyusui si kecil.

Sebenarnya masalah puting lecet tetap bisa menyerang ibu-ibu yang memilih menjadi mom-eping atau memompa ASI tanpa menyusui secara langsung.

Jika kamu salah memilih ukuran corong yang tidak sesuai dengan ukuran areola, puting akan sering mengalami lecet karena gesekan yang terjadi saat proses memompa ASI.

2. Asi Seret

Saat bayi baru lahir, biasanya produksi ASI perlahan akan meningkat dengan pesat sesuai dengan 'supply and demand' dari si kecil.

Tetapi jika kamu tidak disiplin dalam menyusui atau memompa, lama-lama produksi ASI akan menurun sehingga kamu tidak bisa mengejar kebutuhan bayi.

Dehidrasi dan kekurangan asupan makanan yang bergizi juga dapat menyebabkan ASI seret. Ibu yang menyusui wajib minum air mineral sebanyak tiga liter setiap hari agar produksi ASI kembali meningkat.

3. Hiperlaktasi

Menurunnya produksi ASI tentu saja menjadi masalah utama dalam proses menyusui. Namun, bagaimana jika ternyata produksi ASI meningkat hingga berlebihan?

Tentu saja ini menjadi masalah baru bagi ibu menyusui. Produksi ASI yang berlebihan biasa disebut dengan hiperlaktasi. Jika kamu mengalami hal ini, mau tak mau harus membawa senjata pamungkas yang selalu dibawa ibu dengan masalah hiperlaktasi, yaitu pompa ASI.

Meskipun sangat melelahkan, ibu hiperlaktasi harus memompa ASI di mana saja. Setidaknya selama tiga jam sekali dalam sehari agar tidak terjadi pembengkakan payudara.

Baca juga:

Busui Sakit, Bolehkah Tetap Menyusui?

busui
Kebahagiaan sangat penting dalam menunjang produksi ASI. (Foto: Pixabay/Sasint)

4. Asi Tersumbat

Lalu bagaimana jika ibu hiperlaktasi menunda menyusui atau memompa ASI? Kemungkinan payudara akan mengalami ASI tersumbat untuk sementara waktu.

Gejalanya adalah mengerasnya payudara serta timbul rasa nyeri di beberapa bagian permukaan payudara. Jika sudah begini, kamu wajib kompres payudara dengan air hangat dan melakukan pijat laktasi sebelum menyusui atau memompa ASI.

5. Mastitis

ASI tersumbat pada ibu menyusui seringkali tidak segera mendapatkan penanganan sehingga akhirnya terjadi mastitis.

Perlu diketahui ASI harus selalu dikeluarkan, baik dengan cara menyusui secara langsung maupun dengan memompa secara rutin agar tidak tersumbat di saluran susu.

Jika sudah tersumbat dan mengendap, payudara akan mengalami infeksi karena penumpukan bakteri.

Mastitis biasanya memerlukan penanganan dokter karena kamu membutuhkan resep antibiotik untuk meredakan pembengkakan payudara.

6. Mastitis Abses

Gejala mastitis yang biasa dialami oleh ibu menyusui adalah payudara mengeras seperti batu, kemerahan di permukaan payudara, dan rasa nyeri ketika menyusui si kecil.

Jika tidak segera ditangani, mastitis akan berubah menjadi mastitis abses artinya ada nanah yang menumpuk di saluran air susu dan harus segera melakukan operasi mengeluarkan nanah tersebut agar tidak menjalar hingga masuk ke dalam paru-paru. (Mar)

Baca juga:

Busui, Ketahui Kecukupan ASI untuk Kebutuhan Bayi

#Parenting #Ibu Menyusui #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Maria Theresia

Your limitation -- it's only your imagination.

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Lifestyle
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Lavender dan chamomile kerap menjadi pilihan utama dalam praktik mindful parenting.
Dwi Astarini - Minggu, 07 September 2025
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Bagikan