Kota Bandung Masuki Zona Kritis COVID-19


Vaksinasi COVID-19. (Foto: Humas Kota Bandung)
MerahPutih.com - Kota Bandung memasuki risiko tinggi penularan COVID-19. Ini terjadi karena melonjaknya kasus setelah libur panjang Idul Fitri. Skor zona Risiko Kota Bandung berada di angka 1.81 (zona resiko sedang). Tepat 0.01 di atas ambang batas zona risiko tinggi (merah) yang berkisar 0-1.80.
"Kondisi Kota Bandung kini kritis, oleh karena itu kita harus segera merespons dengan tindakan dan strategi pengetatan aktivitas di Kota Bandung," ucap Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Oded M Danial usai rapat terbatas Satgas COVID-19 bersama Forkopimda Kota Bandung di Balai Kota Bandung Rabu (16/6).
Baca Juga:
Adakah Batasan Mutasi Varian COVID-19?
Ketua Satgas Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna mengatakan, jika Kota Bandung jatuh ke jurang zona merah maka akan berdampak terhadap sejumlah kebijakan.
"Jika masuk ke dalam zona merah, maka kegiatan ekonomi wajib dihentikan. Ini yang harus disikapi oleh kita. Memang betul label Kota Bandung masih oranye. Namun sudah berada di level sedang menuju bahaya, karena proses penurunan skornya menukik cukup tajam," imbuh Ema.
Ema menjelaskan, risiko lainnya jika Kota Bandung terjerumus dalam zona merah adalah pemberlakuan bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH) sebesar 75 persen. Selain itu, kegiatan belajar mengajar wajib secara daring. Tempat ibadah ditutup dan semua tempat wisata dilarang untuk beroperasi, dan kegiatan sosial ekonomi pun dihentikan.
Salah satu penyebab Kota Bandung nyaris masuk zona merah adalah terjadi lonjakan kasus aktif di Kota Bandung pada periode 15 Mei - 15 Juni 2021 yaitu sebesar 577 kasus. Lumrahnya, kata Ema, lonjakan 577 kasus ini dapat terjadi dengan proses yang cukup lama dalam beberapa bulan. Tetapi saat ini terjadi lonjakan secara signifikan dalam waktu yang cukup singkat.

Dinamika pandemi Covid-19 di Kota Bandung ini pun dipengaruhi dengan status Bed Occupancy Ratio (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit (RS) rujukan. Saat ini BOR sudah mencapai 89.71 persen. Angka yang sudah kritis dan melebihi standar aman World Health Organization (WHO).
Ema menuturkan, keterisian tempat tidur di Kota Bandung mengalami lonjakan sejak awal Juni 2021. Hal itu seiring dengan meningkatnya kasus COVID-19. Beberapa di antaranya memiliki gejala sedang dan berat sehingga memerlukan perawatan di RS.
Mengenai persoalan BOR ini, Wali Kota Bandung sudah mengeluarkan Surat Edaran untuk rumah sakit agar mengupayakan penambahan tempat tidur. Diperkirakan ada 30-40 persen lagi dari total tempat tidur yang tersedia di rumah sakit. (Imanha/Jawa Barat)
Baca Juga:
Kasus COVID-19 Meroket, DPR Minta Sekolah Tatap Muka Dikaji Ulang
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Macan Tutul Kabur Dari Lembang Park and Zoo ke Gunung Tangkuban Parahu Bahayakan Nyawa Warga

Polisi Bantah Tembak Gas Air Mata ke Unisba, Dalihnya Tertiup Angin Masuk Kampus

Warga Bandung Catat! Ini 6 Titik Evakuasi Jika Terjadi Gempa Dahsyat Sesar lembang

Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Sindikat di Bandung dan Bogor Jual Beras ‘Oplosan’ Kualitas Medium dengan Harga Premium, Konsumen Rugi Sampai Miliaran Rupiah

Bangunan Liar Tanpa Izin Ganggu Operasional Whoosh, KCIC Lakukan Penertiban

Rayakan 20 Tahun “Berdiri Teman”, Closehead Hadirkan Semangat Baru dengan Pulangnya Aido

Viral Ada Pembagian Bir di Ajang Pocari Sweat Run 2025, Pemkot Panggil Komunitas Pelari

Modus Sindikat Jual Bayi ke Singapura: Dipul di Bandung, Transit Pontianak Urus Dokumen

Sindikat Jual Bayi Bandung Iming-imingi Korban Uang Adopsi Rp 10 Juta
