Kondisi Richard Eliezer saat Pertama Kali Bertemu Ahli Psikologi


Terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir J, Ferdy Sambo (kanan) mencium istrinya, Putri Candrawathi yang juga terdakwa, Selasa (20-12-2022). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/wsj.
MerahPutih.com - Ahli psikologi klinis Liza Marielly Djaprie yang dihadirkan sebagai saksi meringankan terdakwa Richard Eliezer mengungkap kondisi dari Richard sepekan setelah peristiwa penembakan terhadap Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Richard didakwa membunuh Brigadir J atas perintah Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo.
Liza mengaku bertemu Richard pertama kali pada tanggal 15 Agustus 2022 setelah ada permintaan dari para penasihat hukum.
Baca Juga:
Richard Eliezer Jujur Akui Tembak Brigadir J dari Hasil Pemeriksaan Poligraf
"Pada saat pertama kali bertemu itu menurut pengamatan psikologi klinis yang dilakukan, kondisi masih sangat cemas,” ujar Liza di PN Jakarta Selatan, Senin (26/12).
Liza menyebut, Richard dalam kondisi tak tenang.
“Dia banyak sekali mainin tangan, kemudian menjaga tidak ada kontak mata, setelah itu suaranya volumenya pelan sekali,” sambungnya.
Meski begitu, Liza menuturkan Richard mampu menjawab pertanyaan dan merunut kronologi peristiwa yang ditanyakan.
“Walaupun pelan, Richard masih mampu untuk mengelaborasi pertanyaan, kemudian menceritakan secara runut apa yang terjadi kepadanya. Itu pertemuan pertama,” imbuh Liza.
Baca Juga:
Dengan Nada Tinggi ke Richard, Ferdy Sambo: Istri Saya Jangan Kau Libatkan
Richard semakin tenang dan santai kondisinya saat pertemuan berikutnya, terlebih sudah didampingi oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
“Dia kondisi jauh lebih tenang, kemudian lebih bisa kontak mata, lebih santai, lebih bisa tektokan-nya tuh lebih enak,” ucap Liza.
Sementara itu, Liza menyebut bahwa Richard sempat mengalami kondisi yang down, sehingga Richard kembali melakukan terapi untuk membuatnya lebih rileks.
“Sehingga saat itu kami kembali melakukan terapi untuk membantu dia lebih rileks,” ucap dia.
Ia juga mengungkapkan, Richard memiliki tingkat kejujuran yang tinggi berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan.
Menurut Liza, Richard menjalani dua tes saat pemeriksaan, yakni Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMP) dan Anamnesa, di mana hasil tes pertama menunjukkan bahwa Richard berkata jujur dan asesmennya dapat dipertanggungjawabkan.
Sedangkan tes kedua yang dilakukan adalah Anamnesa, yakni melalui metode wawancara dan observasi, di mana dalam tes ini turut melibatkan keluarga Richard.
Hasil tes kedua pun menunjukkan tingkat kejujuran yang cukup tinggi. (Knu)
Baca Juga:
Putri Candrawathi Perintahkan Richard Eliezer Hilangkan Jejak Sidik Jari Sambo
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Ada Gerombolan Orang Ingin Temui Kacab BRI sebelum Pembunuhan, Pengacara Duga Bagian Sindikat Pembobolan Bank

Keluarga Kacab BRI yang Dibunuh Minta Semua Pelaku Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana

Prajurit Terlibat Penculikan dan Pembunuhan Kepala KCP Bank, KSAD: Aksi Keji Bertolak Belakang Dengan Misi TNI

Peran Anggota Kopassus Tersangka Penculikan Kacab BRI, Serka N Perantara Lainnya Eksekutor

Pelaku Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang BRI Terancam Hukuman 12 Tahun Penjara

Ditreskrimum Polda Metro Jaya Ungkap Motif Kasus Pembunuhan Kepala Cabang Bank BRI

Disuruh Culik dan Bunuh Kepala Cabang BRI, 2 Anggota TNI Minta Uang Jutaan Rupiah

Banyak Luka Janggal di Tubuh Mahasiswi Tewas di Kos-kosan Ciracas, Diduga Bekas KDRT

Ditreskrimum Ungkap 15 Tersangka Kasus Pembunuhan Kacab Bank BRI di Jakarta

Fakta Baru Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang BRI, Pelaku Pilih Korban secara Acak
