Kinerja Jokowi-Ma'ruf Dinilai Turun, KSP Sebut Dampak Perang Rusia-Ukraina
Presiden Joko Widodo. (Foto: Sekretariat Presiden)
MerahPutih.com - Hasil survei Indikator Politik Indonesia mengenai tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Joko Widodo-Wakil Presiden Ma'ruf Amin terjadi penurunan.
Survei menyebutkan tingkat kepuasan terhadap kinerja presiden dan wakil presiden sebesar 58,1 persen. Penurunan tersebut terjadi selang sebulan dari survei terakhir yakni mencapai 64,1 persen.
Baca Juga:
Survei CPCS: 79,3 Persen Masyarakat Masih Puas Kinerja Jokowi
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono mengatakan, penurunan survei tersebut tidak lepas dari adanya kenaikan harga-harga kebutuhan pokok di Tanah Air tidak terlepas dari dampak ketidakpastian global. Baik yang dipicu pandemi COVID-19, konflik Rusia-Ukraina, berbagai kebijakan di negara maju, maupun faktor cuaca.
"Akibatnya harga berbagai komoditas di pasar global naik, termasuk bahan pangan dan energi yang kemudian memicu kenaikan harga di dalam negeri di banyak negara," katanya kepada wartawan, Selasa (17/5).
Menurut Edy, jika kondisi ini terus berkelanjutan bisa menyebabkan terjadinya peningkatan inflasi, penurunan daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Serta memberi tekanan fiskal. Sebab APBN banyak digunakan untuk menyediakan dukungan bantalan sosial bagi masyarakat, khususnya kelompok tidak mampu.
"Selain itu, pengurangan jumlah uang beredar di negara maju juga bisa menekan pasar keuangan melalui pelemahan rupiah, dan berisiko pada meningkatnya tingkat bunga," lanjutnya.
Menurut Edy, di tengah berbagai risiko global yang muncul, perekonomian Indonesia mampu melanjutkan tren perbaikan yang konsisten. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada triwulan I 2022. Dimana perekonomian Indonesia tumbuh kuat sebesar 5,01 persen (year to year).
Pertumbuhan perekonomian tersebut, ungkap Edy, ditopang oleh peningkatan permintaan domestik, tetap terjaganya kinerja ekspor, dan bergairahnya aktivitas ekonomi seputar Lebaran.
"Perputaran ekonomi pada Idul Fitri juga ikut berperan dalam mendorong pertumbuhan di Triwulan I," ungkapnya.
Selain itu, dia juga mencatat, meski terjadi kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, namun dari sisi demand, konsumsi rumah tangga justru tumbuh.
Yakni sebesar 4,34 persen (year to year) atau jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan pada triwulan IV 2021 sebesar 3,55 persen (year to year).
"Kuatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga didukung oleh kebijakan pelonggaran mobilitas. Seiring dengan pandemi yang terkendali, berlanjutnya akselerasi vaksinasi dan penyaluran perlindungan sosial untuk memberikan dorongan bagi penguatan daya beli masyarakat," urai Edy.
Lembaga survei Indikator Politik merilis tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo-Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengalami penurunan hingga 6 persen. Temuan survei menyebutkan, penurunan drastis itu dikontribusikan dari isu kenaikan harga bahan-bahan pokok.
Baca Juga:
Survei Kepuasan Publik terhadap Jokowi Menurun, KSP: Untuk Intropeksi
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Israel Terus Tolak Pengiriman Bantuan Kemanusian ke Gaza Saat Gencatan Senjata
Menlu Tegaskan Indonesia Siap Berpartisipasi di Pasukan Keamanan Internasional Buat Gaza, Tapi Ada Syaratnya
Kondisi Gaza Kian Parah, Kerusakan Bangunan Capai 81 Persen
Israel Ingkar Janji Gencatan Senjata, Lebanon Kerahkan Pasukan ke Perbatasan
AS Tidak Punya Penangkal Rudal Burevestnik Milik Rusia
Presiden Lebanon Perintahkan Militer Balas Serangan Israel
Israel Langgar Gencatan Senjata, Qatar Kecewa dan Frustrasi Minta AS Bertindak
Putin Umumkan Uji Coba Drone Poseidon Sukses, Rudal Nuklir Antarbenua Terkuat Rusia
Israel Kembali Serang Pasukan Perdamaian di Lebanon Selatan, Lontarkan Granat dari Pesawat Nirawak
Israel Perluas Pemukiman di Tepi Barat, Bangun Zona Penyangga Pemukiman Elit