Kim Jong Un Bertemu Putin Bahas Kebuntuan Program Denuklirisasi Pyongyang
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. (ANTARA FOTO/KCNA/via REUTERS)
MerahPutih.Com - Upaya perdamaian di semenanjung Korea masih tersendat lantaran tekanan Amerika Serikat dan sekutunya kepada Kim Jong Un belum membawa hasil yang diharapkan.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un malah mengadukan masalah tersebut kepada Presiden Rusia Vladimir Putih. Kim Jong Un akan bertemu dengan Putin di Vladivostok pada Kamis (25/4) guna membahas kebuntuan soal program nuklir Pyongyang.
Kunjungan Kim merupakan bagian untuk membangun dukungan internasional, kata para pengamat, setelah kegagalan pertemuan puncak Amerika Serikat dan Korea Utara di Vietnam pada Februari berarti tidak ada kelonggaran sanksi bagi Korea Utara.
Perincian pertemuan tersebut dibenarkan oleh Yuri Ushakov, pejabat kebijakan luar negeri di kantor kepresidenan Rusia, Kremlin.
Pokok bahasan utama dalam pertemuan adalah usaha internasional untuk mengakhiri kebuntuan masalah program nuklir Korea Utara, kata Ushakov kepada wartawan.
"Dalam beberapa bulan terakhir, situasi di sekitar semenanjung Korea dalam keadaan stabil, berkat upaya Korea Utara untuk menghentikan uji coba roket-roket dan penghentian percobaan nuklirnya," kata Ushakov.
"Rusia ingin membantu dalam segala cara yang mungkin untuk meletakkan kecenderungan yang positif."
Kantor berita Korea Utara (KCNA) pada Selasa mengatakan bahwa kunjungan tersebut akan segera dilaksanakan tetapi tidak memberi perincian lebih lanjut.
Ajudan Kim, Kim Chang Son, berada di Vladivostok pada Minggu, menurut kantor berita Korea Selatan Yonhap.
Selama bertahun-tahun Rusia sudah terlibat untuk membujuk Korea Utara agar menghentikan program nuklirnya. Negara ini bergabung dalam perundingan enam pihak bersama kedua Korea, Jepang, Amerika Serikat dan China, yang paling akhir dilaksanakan pada 2009.
NK News, suatu kelompok yang mengikuti perkembangan Korea Utara, memperlihatkan foto-foto di laman mereka pada Senin (22/4) mengenai persiapan di Universitas Timur Jauh Federal di Vladivostok, yang kemungkinan akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak. Para petugas sedang memasang bendera-bendera kedua negara.
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan sebagaimana dilansir Antara dari Reuters mengatakan memahami agenda yang meliputi hubungan Korea Utara dan Rusia, perlucutan senjata nuklir dan kerja sama regional.
"Rusia memiliki pandangan yang sama dengan kita, seperti tentang penyelesaian denuklirisasi di Semenanjung Korea dan menetapkan kesepakatan damai," kata juru bicara Kemlu Korsel Kim In-chul di Seoul.
"Saya berharap pertemuan puncak ini akan memberikan pengaruh baik," tambahnya.
Setelah kegagalan dalam pertemuan di Hanoi dengan Presiden Donald Trump, Kim kemungkinan ingin membuktikan bahwa ia masih diperhitungkan oleh para pemimpin dunia dan masih punya banyak pilihan, kata seorang profesor Far Eastern Federal University.
Kim tidak mau terlihat terlalu tergantung pada Washington, Beijing dan Seoul, kata profesor tersebut.
"Bagi Rusia, pertemuan puncak Kim-Putin akan menegaskan kedudukan Moskow sebagai pemain penting di Semenanjung Korea. Pertemuan ini penting bagi nama baik internasional Rusia."(*)
Bagikan
Berita Terkait
Shut Down Pemerintahan masih Lanjut, Ribuan Penerbangan di AS Dibatalkan
Tak Mau Kalah dari Trump, Putin Suruh Anak Buahnya Siapkan Uji Coba Senjata Nuklir di Arktik
AS Akan Lakukan Uji Peluncuran Rudal Balistik Antarbenua Minuteman III
Putin Umumkan Uji Coba Drone Poseidon Sukses, Rudal Nuklir Antarbenua Terkuat Rusia
Program Bantuan Pangan Dihentikan, Setengah dari Negara Bagian AS Gugat Pemerintahan Donald Trump
Indonesia Harapkan Amerika Kenakan Tarif Ekspor Minyak Sawit 0 Persen Seperti ke Malaysia
Unjuk Kekuatan Nuklir, Korut Uji Rudal Jelang Kedatangan Presiden Trump ke Korsel
Gedung Putih Klaim PM Jepang Sanae Takaichi Janji Menominasikan Presiden AS Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian
Trump dan Xi Jinping Bakal Bertemu di Korea Selatan, Kedua Menlu Lakukan Pembicaraan Telepon
Hadiri KTT ASEAN di Malaysia, Donald Trump Lempar Pujian untuk Kepemimpinan Negara ASEAN