Kemenkeu: Kita Sudah Resesi
Ilustrasi penjual pakaian. (Foto: PD Pasar Jaya).
MerahPutih.com - Tanda-tanda akan terjadinya resesi pada perekonomian Indonesia pada tahun ini, sudah mulai terlihat sejak kuartal I-2020. Tanda itu dilihat dari realisasi pertumbuhan pada kuartal I yang tergolong rendah yaitu 2,97 persen (yoy) dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 5,07 persen (yoy).
Realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I tersebut juga mengalami kontraksi sebesar 2,41 persen dibandingkan kuartal IV tahun sebelumnya yang tercatat 4,97 persen (yoy).
Selanjutnya ia menuturkan pelemahan ekonomi terjadi semakin dalam pada realisasi kuartal II yakni terkontraksi mencapai 5,32 persen (yoy) dan minus 4,19 persen jika dibandingkan dengan kuartal I 2020.
Baca Juga:
Pemerintah Siapkan Skenario Pemulihan Ekonomi Sampai 2021
“Kita sudah resesi, bahkan perlambatannya sudah mulai terjadi di kuartal I. Tanda-tandanya sudah mulai bukan di kuartal II tapi kuartal I pun sebenarnya sudah signifikan sekali pertumbuhan ekonominya terkoreksi,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu dalam diskusi daring di Jakarta, Jumat (25/9).
Febrio mengatakan, untuk pertumbuhan ekonomi pada kuartal III mendatang diperkirakan masih akan menyentuh zona negatif yakni antara minus 2,9 persen sampai minus 1 persen.
Meskipun pertumbuhan ekonomi kuartal III diproyeksikan berada dalam zona negatif namun masih akan lebih baik dibandingkan dengan realisasi kuartal sebelumnya.
“Kalau kita lihat data kuartal I sudah melambat di bawah 5 persen, kuartal II apa lagi itu dalam sekali, kuartal III kita perkirakan berada di sekitar minus 2,9 persen sampai minus 1 persen. Berati memang sudah resesi,” tegasnya seperti dikutip Kantor Berita Antara.
Ia memastikan pemerintah terus berupaya untuk mendorong perekonomian agar realisasi pertumbuhan pada kuartal IV bisa lebih baik meskipun secara keseluruhan tahun ini akan berada di teritori negatif yaitu minus 1,7 persen sampai minus 0,6 persen.
“Nah harapannya kuartal IV akan membaik apa tidak, ini yang menjadi fokus ke depan sebenarnya. Kalau resesi sebenarnya kita sepanjang tahun ini sudah resesi,” katanya.
Pemerintah optimis untuk pertumbuhan ekonomi tahun depan akan mampu mencapai target yaitu antara 4,5 persen sampai 5,5 persen karena adanya basis yang rendah dari tahun ini.
Baca Juga:
Anggaran Pemulihan Ekonomi Sudah Capai Rp254 Triliun
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Purbaya Jaga Daya Beli Warga, Pertumbuhan Ekonomi Harus Ciptakan Lapangan Kerja
Alasan Aktivitas Belanja dan Perjalanan Warga Melambat di Triwulan III 2025
Ekonomi Tumbuh 5,04 Persen, Konsumsi Rumah Tangga Jadi Pendorong Utama
Kebijakan Ini Diyakini Airlangga Pada Kuartal VI 2025 Jadi Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi
Purbaya Bantah BPS Manipulasi Pertumbuhan Ekonomi, Alasanya Uang Beredar Banyak
Perekonomian Masih Dalam Tren Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Akan Rendah
Pujian Presiden Prabowo ke Tim Ekonomi dan Menlu Sugiono di Sidang Kabinet, Senang Dengan Capaian Ekonomi
Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen
Politikus Demokrat Minta Presiden Prabowo Contoh Program SBY Dorong Pertumbuhan Ekonomi
GMNI Desak Pemerintah Kurangi Instabilitas Politik, Fokus ke Perbaikan Ekonomi dan Kurangi Pengangguran