Kaparupuhan, Kematian pada Suku Baduy

P Suryo RP Suryo R - Rabu, 18 Januari 2023
Kaparupuhan, Kematian pada Suku Baduy

Masyarakat adat Suku Baduy dalam ritual tahunan Seba Baduy. (MP/Ctr)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

DIMANA ada kehidupan, maka akan ada kematian. Disetiap pertemuan selalu ada perpisahan. Pandangan filosofis mempersepsikan kematian sebagai proses alamiah berakhirnya hidup. Seseorang yang mati maka akan berpisah untuk selama-lamanya.

Pada suku adat Baduy, kematian disebut dengan Kaparupuhan. Saat mereka mendengar berita kematian seseorang, maka warga kampung atau kerabat mereka akan berdatangan menunjukan rasa duka cita. Biasanya mereka datang sambil membawa beras, kelapa, gula aren, atau makanan yang sudah siap dihidangkan. Pada saat ada kematian, buyut ’tabu’ bagi suku Baduy menangis sampai mengeluarkan
suara keras.

Terdapat orang yang ditugaskan untuk mengurusi jenazah pada suku adat Baduy yaitu disebut Panghulu. Ia ditugaskan untuk mengurusi jenazah dimulai dari pemandian, penguburan hingga tujuh hariannya. Jika yang meninggal itu laki-laki, jenazahnya akan diurus oleh seseorang yang disebut panghulu jalu dan jika yang meninggal dunia itu perempuan, panghulu bikang yang akan mengurus jenazahnya.

Melansir dari buku Balutan Pikukuh Persalinan Baduy, 2014, menyatakan Panghulu akan selalu ada dalam tata cara dan pelaksanaan upacara kematian suku Baduy, ritualnya sebagai berikut:

Baca Juga:

Mengenal Upacara Adat Brokohan

baduy
Keluarga yang ditinggalkan akan mengadakan hajatan paling sedikit dilakukan selama tiga hari. (Unsplash/Ginevra Austine)

Pensucian


Pensucian diawali dengan memandikan. Memandikannya di atas batang pohon pisang, yang diletakkan di bagian samping muka rumah. Seluruh badan jenazah digosok dengan daun sirih sampai benar-benar bersih. Dikenakan pakaian adat termasuk golok yang sering digunakan sehari-hari almarhum.

Tapi, golok almarhum tadi tidak ikut dimasukan liang lahat melainkan diambil oleh Panghulu. Kemudian dilanjutkan dengan pembungkusan dengan kain kafan dan dimasukan ke dalam keranda. Pada saat jenazah diberangkatkan dari rumah duka, salah seorang kerabatnya mengantar prosesi tersebut dengan doa yang disebut ceurik panglayuan (tangisan mayat).

Penguburan


Area pemakaman sudah disiapkan makam yang telah digali dengan bambu yang diruncingkan. Selanjutnya, jenazah akan dikuburkan dengan kedalaman setinggi dada manusia dewasa. Ketika dimasukan ke liang lahat kepala berada di arah selatan dengan wajah diarahkan ke arah barat. Sebelum ditutup dengan tanah, liang lahat ditutup dengan bambu ditata miring sehingga berbentuk segitiga bila dilihat secara irisan.

Penanaman pohon


Tahap ketiga, penanaman pohon hanjuang merah di bagian kepala dan kaki. Pohon ini dipakai sebagai simbol pembatas lahan perkebunan atau pesawahan. Penanaman ini dilakukan sebagai tanda bahwa ada jenazah baru yang baru dimakamkan. Mereka tidak pernah memelihara kuburan.

Baca Juga:

Filosofi Imlek Penuh dengan Harapan Baik

baduy
Pada suku Baduy, kematian disebut dengan Kaparupuhan. (Unsplash/Alvian Hasby)

Sesajen


Sesajen ditaruh diatas ancak (para-para dari bambu yang dianyam regang). Sesajen biasanya berisi nasi, lauk-pauk, kue sesuai dengan kesenangan almarhum ketika masih hidup.

Air bambu


Di permukaan makam pada bagian kepala diberi potongan bambu yang di isi air. Hal tersebut sebagai simbol pemberian air minum pada ruh almarhum. Apabila sudah dimakamkan selama tujuh hari, maka areal pemakaman tadi bisa dipergunakan sebagai ladang warga seperti ladang-ladang lainnya.

Hajatan


Keluarga yang ditinggalkan akan mengadakan hajatan dengan memotong beberapa ekor ayam. Semua suku Baduy yang membantu penyelenggaraan upacara kematian diberi makan, bahkan waktu mereka pulang pun akan dibekali nasi dengan lauknya.

Keluarga juga akan mengirim makanan dalam jumlah yang cukup banyak kepada puun (ketua adat di masing-masing kampung) dan pemangku adat lainnya. Lamanya penyelenggaraan hajatan itu paling sedikit dilakukan selama tiga hari. Setiap malam kerabat dan tetangga terdekat berkumpul, mengobrol, kemudian disuguhi makan atau makanan ringan. Begitupula selamatan di rumah duka, bila sudah tujuh hari dianggap telah selesai. Ketika sudah lewat dari tujuh hari mereka percaya bahwa roh dari orang tersebut telah pergi. (dgs)

Baca Juga:

Nenjrag Bumi Ritual Perkenalan Bayi pada Alam Semesta

#Lipsus Januari 2023 Budaya Indonesia #Suku Baduy #Tradisi #Masyarakat Adat
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Tradisi
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem
Tradisi sebaran apem Yaa Qowiyyu merupakan peninggalan leluhur yang perlu dilestarikan.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 09 Agustus 2025
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem
Indonesia
Wakil Ketua Baleg DPR Sebut RUU Masyarakat Hukum Adat Jadi Agenda Legislasi Prioritas PKB
Rancangan peraturan itu disusun untuk melindungi masyarakat adat dari marginalisasi, diskriminasi, serta kriminalisasi.
Dwi Astarini - Jumat, 11 Juli 2025
Wakil Ketua Baleg DPR Sebut RUU Masyarakat Hukum Adat Jadi Agenda Legislasi Prioritas PKB
Indonesia
Di Kawasan Adat Baduy Tidak Akan Berdiri Koperasi Merah Putih, Ini Kendalanya
Di Desa Kanekes, Banten, wilayah tempat tinggal masyarakat adat Baduy, kendala utama yang ditemukan adalah perbedaan budaya dan isu terkait administrasi kependudukan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 10 Juli 2025
Di Kawasan Adat Baduy Tidak Akan Berdiri Koperasi Merah Putih, Ini Kendalanya
Indonesia
Tradisi Murok Jerami Desa Namang Resmi Diakui Jadi Kekayaan Intelektual Khas Indonesia
Tradisi Murok Jerami digelar setelah panen padi.
Wisnu Cipto - Selasa, 29 April 2025
Tradisi Murok Jerami Desa Namang Resmi Diakui Jadi Kekayaan Intelektual Khas Indonesia
Tradisi
Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak
Sesuai namanya, Bakdan Sapi merupakan perayaan khusus untuk hewan ternak milik warga, terutama sapi.
Dwi Astarini - Selasa, 08 April 2025
Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak
Indonesia
Filosofi Tradisi Kutupatan Jejak Peninggalan Sunan Kalijaga
Hingga kini tradisi Kupatan masih eksis. Masyarakat muslim berbondong-bondong berpuasa sembari menyiapkan ketupat dengan ragam bentuknya
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 07 April 2025
Filosofi Tradisi Kutupatan Jejak Peninggalan Sunan Kalijaga
Fun
4 Tips Prank April Mop Sukses Mengundang Gelak Tawa
Pastikan April Mop untuk bersenang-senang dan membuat orang lain tertawa, bukan untuk menyakiti atau membuat mereka marah.
Wisnu Cipto - Selasa, 01 April 2025
4 Tips Prank April Mop Sukses Mengundang Gelak Tawa
Lifestyle
Desainer Syukriah Rusydi Tampilkan Kain Khas Baduy Jawa di Moscow Fashion Week
Desainer Syukriah Rusydi menampilkan koleksinya di Moscow Fashion Week. Ia membawa kain khas Baduy dalam gelaran tersebut.
Soffi Amira - Minggu, 23 Maret 2025
Desainer Syukriah Rusydi Tampilkan Kain Khas Baduy Jawa di Moscow Fashion Week
Tradisi
Tradisi Sungkeman sebelum Puasa Ramadan di Indonesia, Simak Beberapa Manfaatnya
Tradisi sungkeman eksis sebagai bagian kultur budaya lokal Indonesia yaitu 'tata krama'.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 01 Maret 2025
Tradisi Sungkeman sebelum Puasa Ramadan di Indonesia, Simak Beberapa Manfaatnya
Tradisi
Mencari Jelmaan Putri lewat Tradisi Bau Nyale, Budaya Khas Suku Sasak
Tradisi Bau Nyale menjadi terkenal dan berkembang pesat karena legenda di baliknya.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 20 Februari 2025
Mencari Jelmaan Putri lewat Tradisi Bau Nyale, Budaya Khas Suku Sasak
Bagikan