Kalung Anti-Corona Picu Polemik, Nasib Mentan Syahrul Yasin di Ujung Tanduk

Andika PratamaAndika Pratama - Rabu, 08 Juli 2020
Kalung Anti-Corona Picu Polemik, Nasib Mentan Syahrul Yasin di Ujung Tanduk

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. ANTARA/Dokumentasi Kementerian Pertanian

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Kalung anti virus produksi Kementerian Pertanian menuai kontroversi. Pasalnya, beberapa pihak meragukan kualitas kalung yang diklaim bisa mencegah penyebaran COVID-19 itu.

Pengamat politik Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin menilai, polemik kalung tersebut bisa berimbas ke nasib Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Baca Juga

Vaksin COVID-19 Buatan Indonesia Diproduksi Massal 2021

Apalagi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyinggung soal reshuffle kabinet beberapa waktu lalu sehingga menteri yang dinilai picu kontroversi bisa saja masuk 'pemantauan' dari Presiden. Namun soal reshufle, lanjut Ujang, kembali kepada Presiden yang memiliki hak prerogatif.

"Tentu Presiden yang tahu apakah Mentan layak di-reshuffle atau tidak. Kebijakan tersebut (kalung Corona) kontroversial,” kata Ujang kepada wartawan di Jakarta, Rabu (8/7).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR di Jakarta, Selasa. (Kementerian Pertanian)
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR di Jakarta, Selasa. (Kementerian Pertanian)

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini menambahkan, kebijakan Kementan tersebut tergolong aneh. Selain banyak peneliti dan lembaga yang meragukan produk tersebut, urusan penjualan kalung jelas bukan urusan lembaga sekelas Kementerian.

“Kebijakan aneh dan nyeleneh. Jika hanya mengeluarkan kalung corona, tak harus level kementerian yang keluarkan. Cukup pelaku UMKM,” kata Ujang

Ia menyebut, kebijakan kontroversial yang dikeluarkan Kementan itu tentu berpengaruh terhadap kinerja dan dampak elektoral pada Kementerian terkait. Ujang meminta kepada setiap pejabat untuk tak sembarangan dalam mengeluarkan kebijakan apalagi terobosan yang berhubungan langsung dengan masyarakat.

Syahrul yang merupakan mantan Gubernur Sulawesi Selatan ini mengaku tidak boleh bicara lagi soal 'Anti Virus Corona', berbentuk kalung, terbuat dari eucalyptus yang terdapat di minyak kayu putih, dipakai dengan cara dihirup, diperkenalkan sendiri olehnya pada Jumat (3/7) lalu.

"Saya enggak boleh ngomong. Dirjen saja. Sama dirjen, ya," kata SYL sembari berjalan cepat. Setelah itu dia tak memberikan pertanyaan apa pun saat ditanya wartawan usai apat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Selasa (7/7).

Kalung dengan nama 'Anti Virus Corona Eucalyptus' dibuat oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian. SYL mengatakan kalung ini dapat mematikan Corona dengan kontak.

Diklaim, kontak 15 menit bisa membunuh 42 persen Corona, dan semakin lama maka lebih banyak yang tereliminasi. Ia mengatakan kalung 'anti virus' ini siap diproduksi massal Agustus mendatang.

"Kalau setengah jam, dia bisa 80 persen. Kami yakin bulan depan sudah dicetak, diperbanyak," terang dia.

Kalung ini diragukan banyak pihak manfaatnya. Paling banter, kata para ahli, kalung ini hanya bermanfaat untuk memperlancar pernapasan.

Baca Juga

DPR Sebut Kalung Anti-COVID-19 Kementan Mirip Balsem

Setelah isu bergulir dan mendapat kritik banyak pihak, Kementan akhirnya melakukan klarifikasi. Itu pun dilakukan oleh Kepala Balitbangtan Kementan Fadjry Djufry, bukan oleh SYL sendiri.

Ia mengatakan sebenarnya izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tidak menyebut antivirus, melainkan "hanya sebagai jamu."

"Ini bukan vaksin. Kalau memang ini tidak punya manfaat untuk antivirus, paling tidak bisa memperbaiki pernapasan. Minimal mengurangi gejala dari COVID-19," katanya. (Knu)

#Menteri Pertanian #Syahrul Yasin Limpo
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
Kesejahteraan Petani Tidak Terpengaruh Penurunan Harga Beras Menurut Menteri Pertanian
Tugas pemerintah tidak mudah untuk tetap menjaga petani tetap sejahtera dan konsumen bahagia.
Frengky Aruan - Sabtu, 23 Agustus 2025
Kesejahteraan Petani Tidak Terpengaruh Penurunan Harga Beras Menurut Menteri Pertanian
Berita Foto
Raker Menteri Pertanian dengan Komisi IV DPR Bahas Beras Satu Harga
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (tengah) bersama Wakil Menteri Pertanian Sudaryono (kedua kanan), Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani (kiri) bersiap mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/8/2025).
Didik Setiawan - Kamis, 21 Agustus 2025
Raker Menteri Pertanian dengan Komisi IV DPR Bahas Beras Satu Harga
Indonesia
Jaga Harga, Pemerintah Siap Gelontorkan 1,5 Juta Beras
Pemerintah bersiap menggelar operasi pasar besar-besaran.
Dwi Astarini - Kamis, 31 Juli 2025
Jaga Harga, Pemerintah Siap Gelontorkan 1,5 Juta Beras
Indonesia
Titiek Soeharto Minta Mentan Beri Efek Jera Perusahaan Nakal Terkait Beras Oplosan
Kasus beras oplosan ini sangat bertolak belakang dengan semangat pemerintah menuju swasembada pangan.
Frengky Aruan - Rabu, 16 Juli 2025
Titiek Soeharto Minta Mentan Beri Efek Jera Perusahaan Nakal Terkait Beras Oplosan
Indonesia
Mentan Amran Beberkan Modus Beras Oplosan yang Rugikan Negara Rp 99 Triliun
"Ibaratnya emas 24 karat, sebenarnya 18 karat tapi dijual 24 karat. Harganya naik, bukan kualitasnya," imbuh Mentan Amran.
Frengky Aruan - Rabu, 16 Juli 2025
Mentan Amran Beberkan Modus Beras Oplosan yang Rugikan Negara Rp 99 Triliun
Indonesia
Mentan Ungkap 85 Persen Beras yang Beredar Tak Sesuai Standar, Nilai Kerugian Capai Rp 99 Triliun
Hal ini disampaikan dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR RI, di mana ia juga mengungkap 50-60 persen beras tidak sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) dan spesifikasi berat.
Frengky Aruan - Rabu, 16 Juli 2025
Mentan Ungkap 85 Persen Beras yang Beredar Tak Sesuai Standar, Nilai Kerugian Capai Rp 99 Triliun
Indonesia
Soal Mafia Pangan, Mentan: Jangan Permainkan Nasib Petani
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, meminta semua pihak untuk tidak mempermainkan nasib petani. Hal ini diungkapkan setelah ia menyoroti adanya dugaan oknum mafia pangan.
Soffi Amira - Sabtu, 07 Juni 2025
Soal Mafia Pangan, Mentan: Jangan Permainkan Nasib Petani
Indonesia
Indonesia Siap Ekspor 27 Ribu Ton Jagung, Kelapa Segera Menyusul
Ekspor dijadwalkan akan dilaksanakan pada pertengahan Juni 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 31 Mei 2025
Indonesia Siap Ekspor 27 Ribu Ton Jagung, Kelapa Segera Menyusul
Indonesia
Prabowo Dorong Lompatan Besar: Stok Beras Tembus 4 Juta Ton, Petani Untung Besar
Strategi penguatan produksi nasional dan optimalisasi serapan lokal terbukti efektif menjaga stabilitas pangan dan mendongkrak kesejahteraan petani.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 31 Mei 2025
Prabowo Dorong Lompatan Besar: Stok Beras Tembus 4 Juta Ton, Petani Untung Besar
Indonesia
Wamentan Sebut Balai Pertanian di Karawang Markas Satria Baja Hitam
BBPOPT ini bertugas meramalkan dan menanggulangi hama yang mungkin akan menyerang tanaman seperti padi, jagung, dan buah-buahan.
Dwi Astarini - Jumat, 16 Mei 2025
Wamentan Sebut Balai Pertanian di Karawang Markas Satria Baja Hitam
Bagikan