Jokowi akan Jadi King Maker di Koalisi Besar, Prabowo Capresnya
Presiden Jokowi pada acara Silaturahmi Ramadhan yang digelar oleh Partai Amanat Nasional (PAN) di Kantor DPP PAN Jakarta, Minggu (2/4). ANTARA/Desca Lidya Natalia
MerahPutih.com - Pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan sejumlah ketua umum parpol di acara Partai Amanat Nasional (PAN) seolah mengubah arah politik jelang Pemilu 2024.
Diketahui, Jokowi menggelar pertemuan dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono.
Baca Juga
Di Depan KIB dan KIR, Presiden Jokowi Akui Kerja Keras Prabowo
Namun, dalam pertemuan itu tidak dihadiri oleh perwakilan PDI Perjuangan dan NasDem.
Pengamat Politik Ujang Komarudin menilai Presiden Jokowi akan menjadi King Maker dalam pertemuan 5 ketua umum partai pada Minggu (2/4).
"Jokowi sebagai king maker di situ, di mana dia sebagai pihak yang mengendorse koalisi tersebut untuk mencari capres dan cawapres," ujar Ujang di Jakarta, Senin (3/4).
Ujang melihat, Jokowi menginisiasi koalisi besar ini untuk menghadapi Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan. Serta PDI Perjuangan yang belum juga menentukan sikap terkait Pilpres 2024.
"Ya bisa jadi untuk mengadang kekuatan Koalisi Perubahan dan sekaligus untuk mengalahkan PDIP karena PDIP kan tidak bergabung," ujarnya.
Sementara, soal calon presiden yang paling berpeluang diusung koalisi besar ini adalah Prabowo Subianto. Salah satu alasannya adalah memiliki elektabilitas tinggi.
Ganjar Pranowo dinilai bukan lagi pilihan Jokowi karena menolak Timnas Israel hadir di Piala Dunia U-20.
"Kelihatannya ke sana arahnya," sambungnya.
Baca Juga
Zulhas Sebut Kehadiran Jokowi di Markas PAN Bawa Aura Kemenangan
Dalam pertemuan tersebut, Ujang mengatakan ada banyak isu yang menjadi perhatian publik saat ini. Mulai dari isu reshuffle, koalisi untuk Pemilu 2024 hingga gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah piala dunia U20.
Reshuffle kabinet memang menjadi isu hangat. Apalagi dengan sikap NasDem yang sudah membentuk koalisi baru untuk Pemilu 2024, tampaknya akan ada perubahan di posisi tiga menteri dari partai tersebut.
Namun, Ujang menyebut bahwa hal itu merupakan hal presiden. Presiden tentu mempertimbangkan juga kinerja dari menterinya.
"Kalau memang diganti ya faktor politis dan kinerja itu bersanding, berbarengan. Jadi kuncinya ada pada Jokowi termasuk ketiga menteri dari NasDem," imbuhnya.
Ujang menambahkan bahwa Jokowi pastinya ingin meninggalkan legacy. Untuk itu di akhir-akhir masa kepemimpinannya, Jokowi harus menyolidkan kembali koalisi pendukungnya.
Secara khusus untuk kelima partai tersebut, sekaligus mempersiapkan penerusnya untuk melanjutkan berbagai kebijakan dan program yang sudah dimulai Jokowi. (Knu)
Baca Juga
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Bukan Oppa K-Pop! Ternyata Inilah Idola Utama Presiden Prabowo Subianto dari Korea Selatan
Prabowo Bantah Takut dengan Jokowi, Minta Rakyat Hormati Mantan Presiden
Prabowo Mau Borong 30 Rangkaian KRL, Jumlah Penumpang Diprediksi Tembus 400 Juta Orang
Prabowo Mau Bayar Utang Whoosh Pakai Uang Sitaan Korupsi, Ekonom: Enggak Bakal Cukup!
Respons Kecelakaan KA Bangunkarta, DPR Ingatkan KAI Target Zero Accident dari Prabowo
Prabowo Mau Tambah Rangkaian KRL, Waktu Tunggu Jadi Lebih Pendek di Jam Krusial
Ternyata, Prabowo Andalkan Duit dari Sini untuk Alokasi Bayar Utang Whoosh
Prabowo Alokasikan Rp 5 Triliun untuk Tambah 30 Rangkaian KRL, ini Respons Komisi V DPR
Prabowo Minta Utang Whoosh Jangan Lagi Dipolitisasi, Tegaskan Bukan Proyek Untung-Rugi
Prabowo soal Utang Whoosh: Enggak Usah Khawatir, Saya Tanggung Jawab Semuanya