Jelang Musim Pilkada, CISSReC Kasih Saran Agar Web KPU Tak Diretas

Logo Komisi Pemilihan Umum (KPU). Foto: Istimewa
Merahputih com - Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi CISSReC menyarankan agar Komisi Pemilihan Umum sesering mungkin melakukan "penetration test" (pentest) pada sistem teknologi informasi (information technology/IT) agar tidak terjadi peretasan terhadap web KPU.
"Jangan sampai ada lubang keamanan menganga tidak menjadi perhatian dan tidak tahu," ujar Ketua CISSReC, Pratama Persadha, Selasa (21/7).
Hal itu dikatakannya merespon aksi peretasan terhadap www.lindungihakpilihmu.kpu.go.id.
Baca Juga
Meski pemilihan umum (pemilu) bukan pemilu elektronik, menurut Pratama, keberadaan sistem informasi itu yang menjadi bulan-bulanan peretas bisa membuat legitimasi KPU di mata rakyat hilang.
Sebelumnya KPU meminta kepolisian agar menangkap pihak-pihak yang sempat menyerang atau mencoba meretas laman miliknya.
Anggota KPU RI Viryan Aziz di Jakarta, Minggu (19/7), mengatakan bahwa pihaknya sedang menyiapkan berkas laporan dan akan menyerahkannya ke Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri.
Pratama yang pernah sebagai Ketua Tim Lembaga Sandi Negara (sekarang BSSN) Pengamanan Teknologi Informasi KPU pada Pemilu 2014 memahami permintaan penyelenggara pemilu itu supaya aparat menangkap peretas situsnya.

Hal ini mengingat selama ini KPU selalu menjadi sasaran peretasan, baik dengan melakukan "deface" situs maupun mencuri data.
Pada Pemilu 2004, KPU pernah menjadi sasaran jahil peretas yang mengubah nama-nama parpol dengan nama binatang, bahkan pada tahun 2013 sejumlah data pemilih bocor dan beredar di tengah masyarakat. Kasus peretasan ini, memang harus dilaporkan ke polisi, namun langkah KPU tidak boleh berhenti di situ saja.
Oleh sebab itu, perlu penguatan sistem informasi KPU serta penggunaan sumber daya manusia dan teknologi mumpuni untuk menangkal serangan siber.
Baca Juga
Wagub DKI Berterima Kasih Pusat Mau Tekel Bansos Corona 1,3 Juta KK
Di sisi lain, dia memandang penting KPU menjalin kerja sama dengan pihak terkait, seperti Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Cyber Crime Polri, dan Deputi Siber Badan Intelijen Negara (BIN) karena mereka bisa membantu performa pengamanan sistem IT-nya.
"Yang sering terlupakan adalah mengecek keamanan jalur vendor IT KPU. Harus memastikan menutup berbagai celah dan peluang celah keamanan yang bisa membahayakan sistem KPU," jelas pakar keamanan siber dari Communication and Informatian System Security Research Center (CISSReC) ini. (*)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Ketua KPU Nilai Pemilu Terpisah Ideal, Singgung Kematian Petugas di 2019

KPU Minta Jeda Waktu Pilkada Jangan Sampai Bikin Panitia Pemilu 'Enggak Bisa Napas'

KPU Tindaklanjuti Putusan MK Soal PSU di 24 Pilkada, Segera Koordinasi dengan Kemendagri

DPR-KPU Sepakat Gelar Pilkada Ulang Jika Kotak Kosong Menang September 2025

Gandeng Garin Nugroho, KPU Hadirkan Film Drama Komedi 'Tepatilah Janji'

DKPP Tak akan Panggil Para Komisione KPU di Dugaan Kasus Asusila Hasyim Asy'ari

Dilaporkan Atas Dugaan Asusila, Ketua KPU Berencana Lapor Balik

Pemungutan Suara Ulang di Kuala Lumpur Tanggal 9-10 Maret

Bupati Sidorajo Penuhi Panggilan KPK

Data Hasil Penghitungan Suara Pemilu 2024 Bisa Dilihat Publik
